Headline
Gencatan senjata diharapkan mengakhiri perang yang sudah berlangsung 12 hari.
Gencatan senjata diharapkan mengakhiri perang yang sudah berlangsung 12 hari.
Kehadiran PLTMG Luwuk mampu menghemat ratusan miliar rupiah dari pengurangan pembelian BBM.
MINUMAN berwarna hitam ini ternyata banyak disukai orang di dunia. Rasanya yang sedikit pahit ternyata memiliki banyak cerita di baliknya.
Tidak sekadar minuman, kopi juga mencerminkan keragaman budaya, kearifan lokal, dan konektivitas global. Tak heran kopi dirayakan seluruh dunia.
Baca juga: Punya Perut Sensitif? Nikmati Kopi Anda dengan Tips Berikut!
Hari Kopi Internasional pertama kali dirayakan pada 2015, sebagai upaya menghormati budaya kopi global dan berbagai upaya yang dilakukan petani kopi, penggiling, pembuat kopi, dan penikmat kopi di seluruh dunia. Pada saat itu, Organisasi Kopi Internasional (ICO) bersama dengan beberapa negara anggota menyepakati untuk merayakan Hari Kopi Internasional pada setiap tanggal 1 Oktober.
Sejak awalnya, Hari Kopi Internasional telah menjadi fenomena global, menyatukan pecinta kopi dan pemangku kepentingan industri untuk merayakan hasrat bersama mereka terhadap minuman yang dicintai ini dan mendukung kesejahteraan para petani kopi serta lingkungan.
Baca juga: Ini Beda Kopi Arabika dan Robusta
Setiap tahun, Hari Kopi Internasional dirayakan dengan berbagai cara di seluruh dunia. Kedai-kedai kopi, roastery, dan komunitas kopi sering kali mengadakan acara khusus seperti demonstrasi pemanggangan kopi, kelas memanggang, pemutaran film, dan diskusi panel tentang isu-isu terkini dalam industri kopi. Selain itu, banyak restoran dan kafe juga menawarkan promosi khusus untuk memperingati hari ini.
Kopi sampai saat ini masih menjadi salah satu komoditas terbesar di dunia, dengan jutaan petani kopi yang mengandalkan pertanian kopi sebagai sumber penghidupan mereka. Selain itu, kopi juga merupakan sumber pekerjaan bagi banyak orang di seluruh rantai pasokan, mulai dari penggilingan, pengangkutan, hingga penyajian di kedai-kedai kopi.
Di berbagai negara, minuman ini telah menjadi simbol kebersamaan, pertemuan bisnis, dan waktu bersantai bersama teman dan keluarga. Setiap tempat memiliki cara unik dalam merayakan kopi. Misalnya, di Italia, espresso adalah bagian integral dari gaya hidup mereka, sementara di Ethiopia, kopi adalah bagian dari upacara pernikahan tradisional.
Saat ini, penelitian terus dilakukan untuk memahami dampak kesehatan konsumsi kopi. Beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa kopi mengandung senyawa-senyawa yang dapat memiliki manfaat kesehatan, seperti melindungi terhadap penyakit jantung, diabetes tipe 2, dan penyakit Parkinson. Namun, konsumsi kopi yang berlebihan tetap perlu dihindari.
Dengan perkembangan teknologi, kopi juga telah menjadi bagian dari era digital. Aplikasi seluler dan platform daring memungkinkan penikmat kopi untuk membeli biji kopi dari seluruh dunia, menemukan resep kopi kreatif, dan terhubung dengan komunitas kopi global. Ini telah membuka pintu bagi berbagi pengalaman dan pengetahuan tentang kopi di seluruh dunia. (Z-3)
WAKIL Presiden (Wapres) Gibran Rakabuming Raka menghadiri Panen Raya Kopi Ijen di Java Coffee Estate usai meninjau Cek Kesehatan Gratis (CKG) di Puskesmas Sempol,
Dengan konsumsi yang tepat, kopi bisa menjadi bagian dari gaya hidup sehat dan produktif. Namun, tetap jaga asupan kafein harian agar tidak berdampak buruk bagi kesehatan.
Menhut Raja Juli Antoni bersama Pimpinan Komisi IV DPR RI Siti Hediati Soeharto melakukan pelepasan ekspor perdana Kopi dari KUPS.
Keberadaan Kopi Sleman pun diharapkan dapat semakin mendukung iklim pariwisata di kabupaten yang berada di kaki Gunung Merapi sisi Selatan.
Langkah ini diambil Starbucks karena persaingan semakin ketat dan konsumen lebih berhati-hati dalam berbelanja di Tiongkok, pasar terbesar kedua Starbucks setelah AS.
Biji kopi berasal dari tanaman kopi, yang umumnya tumbuh di daerah tropis seperti Amerika Selatan, Afrika, dan Asia.
PENELITI senior BRIN Lili Romli menyayangkan pernyataan Menteri Kebudayaan Fadli Zon tentang tidak adanya bukti yang kuat terjadinya pemerkosaan massal pada Mei 1998.
Menurutnya, pengingkaran terhadap peristiwa tersebut adalah bentuk penghapusan jejak sejarah Indonesia.
Proyek penyusunan ulang sejarah Indonesia ini sangat problematik dan potensial digunakan oleh rezim penguasa untuk merekayasa dan membelokkan sejarah sesuai dengan kepentingan rezim.
Pegiat HAM Perempuan Yuniyanti Chizaifah menegaskan pernyataan Menteri Kebudayaan Fadli Zon yang menyebut tidak ada pemerkosaan terhadap perempuan etnis Tionghoa dalam tragedi Mei 1998
Djarot mengatakan penulisan sejarah seharusnya berdasarkan fakta, bukan berdasarkan kepentingan politik. Maka dari itu, ia mengingatkan agar sejarah tidak dimanipulasi.
KETUA DPR RI Puan Maharani menanggapi rencana Kementerian Kebudayaan untuk menjalankan proyek penulisan ulang sejarah.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved