Headline
Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.
Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.
SUASANA Aula Gadung Komnas Perlindungan Anak di Jalan TB Simatupang No 33 Pasar Rebo, Jakarta Timur, Senin (11/9) lalu mendadak hening.
Hanya suara tangis sesenggukan dari Rostimaline Munthe, istri mendiang Arist Merdeka Sirait, Ketua Komnas PA, saat dirinya menceritakan perjuangan bersama Arist Merdeka Sirait selama hidup, dalam acara "Mengenang Jejak Sang Pejuang HAK Anak Indonesia".
Menurut Rostimaline Munthe, Arist berjuang dengan tulus demi melindungi anak- anak dari kekerasan. Termasuk paparan zat Bisphenol A (BPA) yang terdapat pada kemasan galon guna ulang.
Baca juga: Mengenang Kegigihan Sang Pejuang Hak Anak Indonesia, Arist Merdeka Sirait
Menurut Rostimaline Munthe, soal perlindungan anak, dirinya lebih dulu terjun dalam dunia anak-anak. Sementara Arist Merdeka masih berjuang untuk buruh.
"Kami berjuang untuk membela hak anak bukan demi mencari keuntungan, bukan mencari nama dan bukan untuk mencari uang. Tapi demi keselamatan anak- anak," tutur Rostimaline di hadapan puluhan awak media televisi.
Kasus di Kabupaten Toba Buat Hancur Hati Arist
Dari sekian kasus besar yang ditangani Arist Merdeka Sirait, selaku Ketua Komnas Perlindungan Anak seperti di antaranya, pelecehan Seksual terhadap anak anak murid, di Sekolah Selamat Pagi Indonesia, oleh pemilik sekolah tersebut, kasus perkosaan ayah terhadap anak kandungnya yang terjadi di Depok, Jawa Barat, di Buleleng Bali dan yang paling membuat hancur hati Arist Merdeka Sirait adalah kasus di Kabupaten Toba.
Baca juga: Mendiang Arist Merdeka Sirait Buka Cakrawala Perlindungan Anak
Tapi dari semua kasus itu yang menjadi perhatian khusus adalah seputar bahaya Bisphenol A bagi bayi, balita dan janin, yang sarat dengan perlawanan dan lobi-lobi dari asosiasi Industri yang tidak menginginkan kemasan galon guna ulang diberi label peringatan.
Demi kepentingan bisnis, kesehatan anak-anak dinomorduakan kesehatan. Bahkan dengan kencangnya menyuarakan berita yang menyesatkan.
Sehingga Arist terus mendesak BPOM agar segera galon guna ulang diberi label karena mengandung BPA. Selain itu Arist juga mendesak agar PerkaBPOM No 31 tahun 2018 segera disahkan atau disetujui oleh Presiden.
Bahas Bahaya BPA
Sebagai bentuk tanggung jawab dan keseriusan Arist Merdeka Sirait, terus mengikuti berbagai diskusi dan seminar yang membahas bahaya BPA.
Baca juga: Menteri PPPA Bintang Puspayoga Sampaikan Dukacita ke Keluarga Arist Merdeka
Bahkan di ulang tahun yang ke-100 PB Nahdlatul Ulama (NU), Arist menjadi narasumber dalam gelaran Bahtsul Masail tentang bahaya BPA bagi anak-anak di Pasuruan.
"Kita tak akan menemukan lagi figur seperti beliau (Arist Merdeka). Kita beruntung masih diberikan contoh dari tingkah laku beliau dalam berjuang demi anak-anak, " tutur Arzeti Bilbina, Anggota Komisi IX DPR RI Fraksi PKB sambil meneteskan air mata.
Masih menurut Arzet, dirinya berjuang bersama Arist Merdeka saat menggoalkan pelabelan pada galon guna ulang.
"Pada saat saya diminta untuk menjadi bagian dan kebetulan saya ada di Komisi IX DPR, kita juga mengapresiasi penuh kepada ibu Penny K Lukito yang luar biasa gerak cepat, yang beliau berikan untuk aspirasi yang kita sampaikan ketika kita RDP (Rapat Dengar Pendapat) dengan BPOM sampai hari ini tadi dikatakan, perjuangan ini belum berakhir," papar Arzeti.
Baca juga: Ketua Komnas Perlindungan Anak Arist Merdeka Sirait Tutup Usia
"Tetapi kita sudah melihat akan tersepakati oleh pemerintah, ketika beliau meminta pemerintah melakukan pelabelan (kemasan guna ulang yang mengandung BPA)," jelasnya.
"Dan mudah-mudahan keberadaan saya di sini sebagai perwakilan yang ada di komisi 9 dan mitra BPOM akan terus bersama-sama berpegangan tangan untuk terus kita mengawal tanggung jawab yang beliau perjuangkan, bisa kita selesaikan dengan baik," tukas Arzeti.
"Kita akan terus memperjuangkan apa yang sudah diperjuangkan oleh beliau" tambah Arzeti.
Acara 'Mengenang Jejak Pejuang Hak Anak Indonesia' hasil kolaborasi JPKL dan Komnas PA untuk merenungkan perjuangan Arist Merdeka Sirait.
Baca juga: Ketua Komnas PA Arist Merdeka Sirait Bantu Ungkap Kejahatan Anak
Mencatat apa saja yang telah dicapai Arist Merdeka Sirait dan bertekad melanjutkan point-point yang belum sempat dituntaskan. Salah satunya pelabelan pada galon guna ulang demi menjaga kesehatan bayi, balita dan janin.
"Saya yang dipercaya sebagai PJS Ketua Komnas PA bertekad akan melanjutkan perjuangan Pak Arist. Juga mengenai kampanye bahaya BPA bagi bayi balita dan janin akan diteruskan," ungkap Lia Latifah, PJS Ketua Komnas PA, masih di acara yang sama.
Ketua Komnas PA DKI Jakarta, Cornelia Agatha juga bertekad akan melanjutkan perjuangan Arist Merdeka Sirait. "Kami sangat kehilangan. Tapi komitmen kami akan melanjutkan perjuangan Pak Arist Merdeka Sirait," tandas Cornelia.
Sementara Sekjen Komnas PA, Pravistania, Spsi, MPsi siap melanjutkan perjuangan Arist Merdeka Sirait. "Saya sudah belajar banyak tentang bahaya Bisphenol A. Semoga segera diberi label pada galon guna ulang," harapnya. (RO/S-4)
KOMNAS Perlindungan Anak sebut Kabupaten Bogor, Jawa Barat statusnya zona merah pelanggaran hak anak. Khususnya dalam tindak kejahatan kekerasan pada anak.
Penghargaan diberikan secara virtual oleh Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kemen PPPA).
Ketua Komnas PA Arist Merdeka Sirait mengatakan pihaknya meminta penyidik yang menangani kasus itu untuk memandang unsur kekerasan atau pelecehan secara luas.
Menurut Arist, pengusutan kasus itu bisa dilakukan oleh penyidik Polri. Bahkan, Mario Dandy bisa terancam hukuman maksimal hingga 15 tahun penjara.
BANYAKNYA jumlah kasus pemerkosaan anak perempuan hingga pembunuhan perempuan merupakan kecenderungan meningkatnya kejahatan femisida.
Sebab tidak semua kemasan berbahan plastik untuk makanan dan minuman itu cocok untuk seluruh usia.
Ariston mempersembahkan serangkaian aktivitas dan diskusi yang menarik, untuk meningkatkan pemahaman tentang kenyamanan dan kehangatan rumah.
Salah satu sesi yang menarik dalam kegiaan itu ialah upaya kolaboratif untuk membentuk masa depan pendidikan di wilayah Asia Pasifik.
Guna mewujudkan tujuan keluarga maupun ketahanan keluarga, peran ayah menjadi signifikan karena dituntut berkontribusi bagi pendidikan dan tumbuh kembang anak.
KELUARGA Besar Alumni Gadjah Mada (Kagama) Tangsel, Banten, menggelar sarasehan 'Politik Dalam Kehidupan Berbangsa dan Bernegara' .
Tantangan dan persoalan kota besar seperti Jakarta sangat banyak dan kompleks. Salah satunya adalah tawuran, baik antarkampung maupun antarsekolah.
Dalam video yang beredar, sekelompok orang bertindak anarkis menyobek backdrop, spanduk dan berteriak mengancam para peserta yang baru hadir.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved