Headline
Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.
Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.
VISI Indonesia Emas Tahun 2045 merupakan impian Indonesia yang dirumuskan melalui Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2025-2045 untuk menjadi acuan pembangunan negara untuk mencapai stabilitas bangsa yang terjaga dan berkesinambungan, serta sumber daya manusia yang berkualitas.
Menunjang visi tersebut, diperlukan penguatan sumber daya manusia, termasuk dar berbagai macam risiko, seperti risiko kesehatan. Polusi udara, penyakit menular dan tidak menular, kebiasaan buruk serta infrastruktur pendukung kesehatan bisa menjadi sumber dari risiko tersebut.
Peneliti Utama Organisasi Riset Kesehatan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Dede Anwar Musadad menjelaskan untuk merealisasikan Visi Indonesia Emas 2045 diperlukan implementasi manajemen risiko dalam kehidupan sehari-hari.
Baca juga : Rembuk Pemuda Jadi Wadah Wujudkan Kolaborasi Menuju Indonesia Emas 2045
Melalui penerapan manajemen risiko, maka turut membantu masyarakat dalam mengambil keputusan yang tepat dengan mempertimbangkan berbagai risiko. Dengan demikian akan semakin meminimalkan efek negatif sekaligus memperbesar peluang keberhasilan.
Hal itu diutarakannya dalam diskusi bertajuk Menanamkan Nilai-Nilai Sadar Risiko untuk Mengatasi Masalah Publik Demi Menuju Visi Indonesia Emas 2045 yang digelar Masyarakat Sadar Risiko Indonesia (MASINDO) di Jakarta, Selasa (12/9).
Baca juga : Bersiap Hadapi Bonus Demografi Indonesia Emas 2045
“Berbicara mengenai Visi Indonesia Emas 2025, kita harus optimistis. Dalam ilmu kesehatan, kehidupan adalah bagaimana mengelola risiko. Jadi kita harus bersiap menghadapi risiko ke depan. Kami juga memberikan apresiasi kepada MASINDO yang telah berjuang dalam membangun awareness masyarakat untuk mulai sadar risiko,” jelas Dede
Terkait dengan permasalahan polusi udara yang berpotensi menghambat dalam mewujudkan Visi Indonesia Emas 2045, Dede menambahkan, BRIN terus membangun kolaborasi bersama Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Kementerian Kesehatan (KEMENKES), serta Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG).
Kerja sama tersebut untuk terus memantau perbaikan kualitas udara di Indonesia.
“BRIN membentuk tim untuk memberikan solusi dalam pengendalian pencemaran udara. Kami juga melakukan eksperimen yang hasilkan inovasi mengenai peralatan yang bisa digunakan KEMENKES untuk menjadi solusi pencemaran udara,” kata Dede.
Pengamat Kebijakan Publik Center of Youth and Population Research (CYPR) Boedi Rheza menambahkan permasalahan polusi udara merupakan isu krusial yang harus diselesaikan secara gotong-royong dengan melibatkan seluruh pemangku kepentingan.
Sebab, kondisi ini dapat menghambat pembangunan manusia berkualitas karena adanya risiko kesehatan seperti Infeksi Saluran Pernapasan Atas (ISPA) bagi masyarakat dengan lingkungan udara yang kotor. Dampak besarnya adalah menghambat dalam mewujudkan Visi Indonesia Emas 2045.
“Permasalahan polusi udara yang terjadi saat ini tidak dapat dipisahkan dari aktivitas manusia yang masih menggunakan energi fosil. Kami mengapresiasi peran MASINDO yang secara konsisten memasyarakatkan perilaku sadar risiko sebagai langkah pencegahan dengan aksi nyata yang berkontribusi bagi lingkungan hidup," ucap Boedi.
Ketua MASINDO Dimas Syailendra Ranadireksa menjelaskan upaya sadar risiko perlu diimplementasikan oleh semua pihak dalam kehidupan sehari-hari.
Untuk itu, diperlukan peran masyarakat secara aktif dengan meningkatkan kesadaran untuk tidak mengesampingkan risiko dan aktif mencari informasi guna mencegah terjadinya masalah publik.
“Secara berkelanjutan, MASINDO memasyarakatkan nilai sadar risiko melalui edukasi, diskusi publik, advokasi media, kampanye sosial, kajian, dan informasi berbasis bukti ilmiah,” ujar Dimas.
Sebagai upaya sadar risiko, mengurangi emisi langsung dari sumber polusi dengan beralih ke energi terbarukan, seperti panel surya dan biomassa, serta transisi ke transportasi umum adalah langkah efektif untuk mengurangi polusi udara.
Memakai helm, sabuk pengaman, dan tidak bermain ponsel saat berkendara juga termasuk upaya sadar risiko. Selain itu, kebiasaan merokok berdampak negatif bagi kesehatan masyarakat.
Menurut Dimas, implementasi sadar risiko dalam kehidupan sehari-hari secara efektif dapat mengurangi masalah publik sehinggia kualitas hidup dan produktivitas masyarakat semakin meningkat. Untuk itu, aktivitas dalam penyebaran informasi mengenai nilai sadar risiko harus dilakukan secara berkelanjuta guna menciptakan manfaat jangka panjang.
“Salah satu solusi di tengah ancaman risiko adalah membangun pola pikir dan kebiasaan sadar risiko beserta upaya mitigasinya untuk mendukung Visi Indonesia Emas 2045 terutama transformasi kualitas sumber daya manusia,” tutup Dimas (Z-5)
Visi Indonesia emas 2045 ibarat mahakarya yang butuh perjuangan keras semua lapisan untuk mewujudkannya.
program cek kesehatan gratis (CKG) bagi siswa yang digelar serentak pada Senin (4/8), dinilai sebagai langkah positif untuk memperkuat fondasi kesehatan nasional,
Kamaruddin menekankan pentingnya kolaborasi lintas generasi di tubuh Nahdlatul Ulama untuk mendukung pembangunan nasional.
Dia menemukan ada pelajar kelas 1 dan 2 SMP di Kabupaten Serang, Banten, belum bisa membaca.
Presiden Prabowo Subianto memiliki tiga senjata untuk atasi kemiskinan dan mencapai visi Indonesia Emas.
Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, menyerukan penghentian praktik pekerja anak di wilayahnya dalam rangka peringatan Hari Dunia Menentang Pekerja Anak
KETUA Umum Pimpinan Pusat Gerakan Pemuda Ansor (GP Ansor) Addin Jauharudin, melakukan kunjungan resmi ke Jepang untuk meluncurkan BUMA Ansor dan Ansor University.
Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta Ima Mahdiah menegaskan, penanganan stunting harus maksimal. Bila tidak, berdampak pada masa depan sumber daya manusia (SDM).
PT Merak Chemicals Indonesia (MCCI) menerima kehormatan sebagai nominasi unggulan dalam ajang Best Human Capital Awards 2025. MCCI masuk nominasi untuk tiga kategori sekaligus.
Pernyataan Menteri Keuangan yang menganggap penghasilan guru dan dosen sebagai ‘tantangan’ bagi keuangan negara menunjukkan adanya misinterpretasi terhadap amanat konstitusi.
Di balik keindahan alamnya yang memukau dan semangat masyarakatnya yang tak kenal lelah, Gorontalo masih bergulat dengan dua "luka" kronis: kemiskinan dan kesenjangan
Dalam rangka meningkatkan kompetensi para petani sawit, PT Riset Perkebunan Nusantara (PT RPN) menyelenggarakan pelatihan Teknis Budidaya Kelapa Sawit.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved