Headline
Penyelenggara negara tak takut lagi penegakan hukum. Kisruh royalti dinilai benturkan penyanyi dan pencipta lagu yang sebenarnya saling membutuhkan.
Penyelenggara negara tak takut lagi penegakan hukum. Kisruh royalti dinilai benturkan penyanyi dan pencipta lagu yang sebenarnya saling membutuhkan.
TIDAK bisa dimungkiri radikal terorisme sebagai ancaman nasional telah melakukan infiltrasi ke berbagai sektor kehidupan masyarakat. Kelompok ini secara cerdas masuk menjadi bagian dari masyarakat dengan menyalahgunakan berbagai sumber seperti tempat ibadah, lembaga pendidikan, lembaga pemerintahan, lembaga sosial kemasyarakatan, hingga ruang-ruang digital.
Oleh karena itu, Ketua Umum Pengurus Besar Mathla'ul Anwar (PBMA) KH Embay Mulya Syarief mengingatkan tentang pentingnya untuk memberikan pemahaman kepada para pengurus Dewan Masjid, Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) untuk menjaga netralitas masjid, agar masjid sebagai tempat ibadah tidak boleh dijadikan panggung politik tertentu apa pun.
"Jadi berbicara bagaimana kita merangkul semua, kalau di masjid itu nggak boleh bicara apalagi kalau menjelekkan pemerintah, menjelekkan seseorang itu enggak boleh. Jadi perlu juga semacam ada penyuluhan kepada pengurus-pengurus DKM. Apalagi, kalau DKM itu ada di wilayah misalnya BUMN atau instansi pemerintah lainnya, kan itu sangat ironis," ujar Kiai Embay dalam keterangannya di Jakarta, Senin (11/9).
Anggota Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Provinsi Banten itu juga menyampaikan bahwa pengurus masjid agar dapat memberikan pemahaman bahwa Islam yang benar itu yakni Islam adalah agama yang rahmat untuk sementara alam, bukan rahmatan untuk muslimin.
"Bahkan Islam juga melarang kita untuk melakukan kekerasan. Bahasa pun kita harus wakulu linnasi husna, 'katakan kepada manusia perkataan terbaik'. Baru setelah itu ada perintah wa aqiimushalata wa'atuz-zakata, 'dirikan salat dan tunaikan zakat'. Tapi di awalnya itu tadi wakulu linnasi husna. Jadi ini yang kurang dipahami," tuturnya.
Kiai Embay menuturkan bahwa memang saat ini dirasa cukup sulit untuk membendung berita-berita dan juga konten-konten yang berasal dari media sosial.
Baca juga: Mahasiswa Harus Siap Hadapi Tantangan Digitalisasi
"Orang orang itu membuat konten agar viral dan kemudian dapat bayaran dia. Kan sekarang begitu kenyataannya. Mendramatisir sesuatu agar viral kemudian dia dapat bayaran. Pemerintah harus berani memblokir konten-konten (ideologi ekstrem) seperti itu," ucapnya.
Karena, menurut ulama kelahiran Pandeglang, 4 Maret 1952 itu, anak muda sekarang dapat dengan mudahnya mendapat informasi-informasi yang disalahgunakan untuk mempengaruhi ideologi ekstrem.
"Kan Islam sendiri juga punya sejarah begini, bagaimana terjadi ketika pembunuhan kepada amirul mukminin Utsman bin Affan. Kan itu anak-anak muda yang diberikan pemahaman yang salah tentang Islam. Mereka akhirnya memberontak dan kemudian terjadilah pembunuhan kepada kepala negara. Itu anak-anak muda itu," tuturnya.
Oleh sebab itu, menurutnya, anak-anak muda sekarang ini harus dipagari dimulai dari kalangan rumah, masyarakat, dan dari kalangan pemerintah untuk bersama-sama. Pasalnya, sumber penyebaran ideologi ekstrem itu masif melalui medsos.
"Islam mengajarkan dari awal pada keluarga dulu ku anfusakum wa ahlikum, 'jaga dirimu dan keluargamu'. Itu adalah ajaran Islam di mana yang jadi masalah saat ini masih banyak keluarga yang belum memahami itu," kata Kiai Embay.
Dia menambahkan, kebanyakan masih banyak keluarga kurang menganggap pendidikan agama itu penting. Sehingga kemudian muncul berita seperti anak bunuh orangtua. Orangtua bunuh anak, suami bunuh istri. atau istri bunuh suami, yang mana itu karena mereka semua tidak paham agama.
"Karena ada survei, bangsa Indonesia yang mayoritas muslim ini, 65% itu buta huruf Al-Qur'an. Artinya tidak paham sama sekali. Padahal Al-Qur'an itu isinya apa sih? Kan isinya tentang akhlak, isinya tentang perilaku, 85% kandungan isi Al-Qur'an itu adalah tentang akhlak," pungkasnya. (RO/I-2)
Polisi masih memburu pelaku penembakan.
KEMENTERIAN Agama (Kemenag) meluncurkan program Family Orientation at the Mosque’s Site (Foremost) sebagai strategi baru pembinaan keluarga berbasis masjid.
Wamenag Romo R Muhammad Syafi’i mengungkapkan masjid harus menjadi pusat pembinaan umat yang holistik, tidak hanya sebagai tempat ibadah, tetapi sebagai episentrum transformasi sosial
Selama 6 tahun berturut-turut Indonesia juga dinobatkan sebagai negara paling dermawan di dunia. Data Baznas menyatakan, 62% masyarakat lebih memilih bersedekah melalui masjid.
Melalui penghargaan ini, Baznas (Bazis) DKI Jakarta ingin mendorong masjid sebagai pusat kegiatan sosial keagamaan yang terbuka bagi semua lapisan masyarakat.
Wakil Menteri Agama Republik Indonesia Romo R Muhammad Shafi’i mengatakan fungsi masjid tidak sebatas tempat ibadah, tetapi juga sebagai pusat kehidupan umat.
Gunjingan banyak orang bahwa NasDem adalah partai pragmatis, lagi medioker, sebenarnya dilandasi dua alasan mendasar.
Babak baru dimulai pada 1 Agustus 2025, saat Presiden Prabowo Subianto memberikan amnesti kepada Ongen sebagai bagian dari perayaan HUT ke-80 Kemerdekaan RI.
MEDIA digital, terkhusus platform Twitter atau X, telah menjadi arena utama pertarungan wacana politik mengenai Papua dalam dua pemilu terakhir.
Tugas negara adalah menyelenggarakan kehidupan bersama yang berkeadilan dan menyejahterakan warganya.
Presiden Prabowo Subianto menyoroti maraknya perilaku masyarakat yang merasa paling tahu segalanya, terutama soal isu-isu politik dan pemerintahan.
Dalam psikologi, strategi politik wajah ganda dikenal sebagai reverse psychology.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved