Headline
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.
MULTIDAMPAK perubahan iklim harus diatasi dengan langkah segera untuk mencegah meluasnya bencana alam yang mempengaruhi sejumlah sektor pembangunan.
"Harus ada langkah segera dalam mengantisipasi berbagai dampak yang ditimbulkan perubahan iklim, karena dampaknya berpotensi mengganggu capaian sejumlah sektor pembangunan," kata Wakil Ketua MPR RI, Lestari Moerdijat dalam keterangan tertulisnya, Senin (11/9).
Lembaga pembangunan internasional Amerika Serikat (USAID) dalam sebuah diskusi mengungkapkan, bahwa Indonesia merupakan salah satu fokus pengamatan terkait climate change karena banyak faktor seperti penduduknya yang banyak dan rentan mengalami banjir.
Baca juga : Kemensos Ungkap Tidak Ada Anggaran Khusus untuk Penanganan El Nino
Keprihatinan akan kondisi bumi tidak lagi disebut sebagai pemanasan global, tetapi sudah mengarah pada perubahan iklim yang dampaknya luas seperti terjadinya badai tropis, kekeringan, gelombang panas yang mencakup perubahan alam.
Apalagi data resmi Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengungkapkan dalam rentang waktu 1 Januari hingga 15 Agustus 2023 terjadi 2.595 bencana yang sebagian besar terkait hidrometeorologi, suatu fenomena bencana yang terjadi di atmosfer (meteorologi), air (hidrologi), atau lautan (oseanografi).
Baca juga : Perubahan Iklim Ubah Perilaku dan Fungsi Tumbuhan
Menurut Lestari, sejumlah ancaman tersebut harus menjadi perhatian serius para pemangku kebijakan mengingat dampaknya yang bisa mempengaruhi banyak sektor yang merupakan bagian dari capaian pembangunan nasional.
Ketidakseimbangan alam yang disebabkan dampak perubahan iklim, menurut Rerie, sapaan akrab Lestari, bisa mempengaruhi produksi pangan, kualitas kesehatan masyarakat, bahkan dapat merusak infrastruktur yang telah dibangun.
Dengan dampak yang meluas dan berkaitan dengan hak dasar masyarakat tersebut, ujar Rerie, yang juga legislator dari Dapil II Jawa Tengah itu, upaya segera untuk mengantisipasi perluasan dampak perubahan iklim itu harus masuk dalam perencanaan pembangunan yang terukur.
Anggota Majelis Tinggi Partai NasDem itu mendorong agar para pemangku kepentingan di tingkat pusat dan daerah beserta masyarakat mengedepankan berbagai upaya yang mampu melestarikan lingkungan dalam mengantisipasi dampak perubahan iklim di Tanah Air. (Z-4)
Studi ungkap letusan vulkanik Franklin dan pelapukan batuan cepat 720 juta tahun lalu memicu peristiwa Snowball Earth yang membekukan seluruh planet.
Tahun 2023 catat gelombang panas laut terbesar dan terlama. Fenomena ini rusak ekosistem, ganggu perikanan, dan jadi sinyal titik balik iklim.
Penelitian ungkap lahan gambut Amazon Peru berubah dari penyerap karbon menjadi netral karbon akibat cahaya berlebih dan penurunan muka air.
ICJ mengeluarkan putusan bagi negara-negara untuk saling menggugat terkait perubahan iklim.
Indonesia menghadapi ancaman krisis planetari, termasuk perubahan iklim, pencemaran lingkungan, dan hilangnya keanekaragaman hayati.
INDONESIA memperkuat posisinya menuju Net Zero Emission (NZE) pada tahun 2060 yang ditegaskan dalam Conference of the Parties (COP26) di Glasgow, Skotlandia.
Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, mengatakan bahwa gempa bumi dirasakan warga Kabupaten Probolinggo, Provinsi Jawa Timur pada Jumat (18/7).
Banjir, kebakaran, angin kencang, gelombang pasang, dan tanah longsor bukan hanya mengancam keselamatan manusia, tapi juga menghambat pembangunan dan menimbulkan kerugian ekonomi besar.
MEMPERINGATI Hari Logistik Nasional 2025, Lion Parcel menyoroti peran kurir sebagai garda terdepan dalam menghubungkan Indonesia melalui pengiriman barang, termasuk di wilayah timur Indonesia dengan akses yang menantang.
BNPB mencatat 18 kejadian bencana di berbagai wilayah Indonesia dalam kurun waktu 24 jam sejak Selasa (24/6) pukul 07.00 WIB hingga Rabu (25/6) pukul 07.00 WIB.
TANTANGAN dalam mengatasi dan melakukan mitigasi bencana di dunia saat ini disebut semakin kompleks. Berbagai isu global seperti perubahan iklim hingga tekanan urbanisasi menjadi pemicunya.
Cakupan perlindungan asuransi belum mampu mengimbangi besarnya potensi kerugian. Hal itu mengakibatkan semakin banyak pihak yang kurang atau tidak terlindungi.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved