Headline
Pansus belum pastikan potensi pemakzulan bupati.
KEMENTERIAN Sosial (Kemensos) tidak memiliki anggaran khusus untuk penanganan bencana El Nino. Anggaran El Nino sudah termasuk ke dalam anggaran penanganan bencana umum.
"Terkait anggaran khusus penanganan El Nino tidak ada," ucap Plt Direktur Perlindungan Sosial Korban Bencana Alam (PSKBA) Kemensos RI, Adrianus Alla pada Kamis (7/9).
Namun begitu, lanjutnya, Kemensos masih memiliki anggaran penanganan bencana secara umum yang nilainya tahun ini sebesar lebih dari Rp270 miliar. "Untuk penanganan anggaran dalam satu tahun anggaran," jelasnya.
Baca juga : Pemerintah Pusat Siapkan Rp8 Triliun untuk Antisipasi Dampak El Nino
Melihat hal tersebut, Adrianus mengungkapkan bahwa anggaran yang didapat oleh Kemensos masih dinilai kurang dan tidak tidak mencukupi.
"Karena berdasarkan pengalaman kami di tahun sebelumnya, idealnya anggaran yang harus ada di bencana alam ada di angka Rp400-an Miliar, karena tugas Kemensos tidak hanya penanganan bencana tapi pada saat mitigasi kesiapsiagaan bencana," tegasnya.
Baca juga : BMKG Sebut El Nino Bakal Berlanjut Sampai 2024, Berdampak pada Polusi Udara
Tapi hal tersebut tidak menjadi sebuah halangan untuk memberikan yang terbaik buat bangsa dan negara untuk penanganan bencana.
Terkait bantuan yang sudah dan akan kami kirimkan kembali untuk penanganan El Nino adalah makanan siap saji yang bisa langsung dikonsumsi masyarakat pada saat dibutuhkan
"Kemudian makanan anak, selimut, kasur, sandang dewasa, sandang anak, tenda-tenda genset dan bahan kebutuhan lainnya yang bisa kami peroleh di lapangan," tutur Adrianus. (Z-4)
FENOMENA alam El Nino yang sedang menyelimuti wilayah Provinsi Aceh sudah berlangsung sekitar tiga bulan.
Di kawasan Desa Dayah Caleue, Kecamatan Indrajaya misalnya, hasil panen kali ini menurun luar biasa.
PENCEMARAN laut dan cuaca ekstrem El Nino menyebabkan hasil tangkapan nelayan di Kota Padang, Sumatra Barat, turun drastis hingga 40 persen.
Di tengah terjadinya fenomena El Nino yang memicu kekeringan di berbagai wilayah Indonesia, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat adanya anomali yang menarik pada komoditas beras
BPS memperkirakan produksi beras nasional tahun 2024 turun 760 ribu ton atau 2,43% dibandingkan 2023. Kementan meresponsnya dengan mengklaim sudah mengambil langkah mitigasi
Pada periode ini, fenomena El Nino memang menimpa Indonesia. Namun, itu sebenarnya sudah diprediksi sejak akhir 2023.
Studi terbaru mengungkap populasi burung tropis turun hingga 38% sejak 1950 akibat panas ekstrem dan pemanasan global.
Dengan cara mengurangi emisi gas rumah kaca, beradaptasi perubahan iklim, dan mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan.
Perubahan iklim ditandai dengan naiknya suhu rata-rata, pola hujan tidak menentu, serta kelembaban tinggi memicu ledakan populasi hama seperti Helopeltis spp (serangga penghisap/kepik)
PEMERINTAH Indonesia menegaskan komitmennya dalam mempercepat mitigasi perubahan iklim melalui dukungan pendanaan dari Green Climate Fund (GCF).
Indonesia, dengan proposal bertajuk REDD+ Results-Based Payment (RBP) untuk Periode 2014-2016 telah menerima dana dari Green Climate Fund (GCF) sebesar US$103,8 juta.
Periset Pusat Riset Hortikultura BRIN Fahminuddin Agus menyatakan lahan gambut merupakan salah satu penyumbang emisi karbon terbesar, terutama jika tidak dikelola dengan baik.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved