Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Porsi Biaya Kesehatan yang Ditanggung Masyarakat Indonesia Lebih Tinggi Dibanding Malaysia dan Singapura

M. Iqbal Al Machmudi
25/7/2023 19:37
Porsi Biaya Kesehatan yang Ditanggung Masyarakat Indonesia Lebih Tinggi Dibanding Malaysia dan Singapura
Ilustrasi(Pexels )

CHAIRMAN Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) Budi Tampubolon mengungkapkan bahwa porsi biaya kesehatan yang ditanggung dari kantong pribadi masyarakat Indonesia masih tinggi dibandingkan negara ASEAN lainnya.

"Pada 2022 biaya kesehatan yang perlu dikeluarkan dari kantong pribadi masyarakat sekitar 12,3 persen. Kemudian pada 2023 angkanya naik menjadi 13,6 persen," kata Budi dalam dialog asuransi jiwa oleh AAJI di Menteng Dalam, Jakarta, Selasa (25/7).

Sementara itu, negara-negara ASEAN lainnya seperti Malaysia dan Singapura masyarakatnya mengeluarkan biaya pribadi untuk kesehatan jauh lebih sedikit, sisanya ditanggung oleh pemerintah dan asuransi pembiayaan. Pada 2023 masyarakat Malaysia mengeluarkan biaya untuk kesehatannya sekitar 13 persen dan Singapura hanya 10 persen saja.

Baca juga: OJK Perintahkan Pengendali Saham dan Direksi Kresna Life Ganti Kerugian Perusahaan

"Negara lain masyarakatnya dibebani lebih rendah karena mungkin pertanggungnya sudah optimal," ujarnya.

Diketahui pasca-pandemi covid-19 minat masyarakat terhadap industri asuransi jiwa kini dirasakan meningkat. Hal ini tercermin dari konsistensi peningkatan total tertanggung baik individu maupun kumpulan.

Baca juga: Kerja Sama untuk Tingkatkan Literasi Asuransi di Indonesia

Ketua Bidang Produk, Manajemen Risiko dan GCG AAJI, Fauzi Arfan menuturkan sampai dengan Maret 2023 ada lebih dari 12 juta penambahan pada total tertanggung. Total saat ini terdapat 87,54 juta orang yang menjadi tertanggung industri asuransi jiwa.

"Sampai dengan akhir kuartal I 2023 industri asuransi jiwa telah melindungi 29,74 juta tertanggung perorangan dan 57,80 juta tertanggung kumpulan. Jika dibandingkan dengan pencapaian pada kuartal I 2022, secara keseluruhan terdapat lebih dari 12 juta penambahan tertanggung, atau meningkat sebesar 16,6%,” ujar Fauzi.

Adanya peningkatan minat masyarakat terhadap produk-produk asuransi jiwa khususnya pada produk asuransi jiwa tradisional juga memberikan dampak pada peningkatan pertanggungan asuransi kesehatan. Namun demikian, peningkatan aktivitas masyarakat untuk memperoleh perawatan medis juga meningkatkan angka klaim untuk asuransi kesehatan.

"Dilihat dari perolehan premi, produk yang memiliki pertanggungan asuransi kesehatan tercatat meningkat. Sampai dengan Maret 2023, pendapatan premi untuk asuransi kesehatan berjumlah Rp5,28 triliun meningkat 22% jika dibandingkan dengan periode tahun 2022," katanya.

Sementara untuk klaim asuransi kesehatan, sampai Maret 2023 mencapai Rp4,6 triliun dengan peningkatan mencapai lebih dari 38%. Pertumbuhan angka klaim yang lebih cepat ketimbang angka preminya menjadikan rasio premi dengan klaim untuk produk asuransi kesehatan menjadi menurun. (Iam/Z-7)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya