Headline
Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.
Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.
PSIKOLOG Klinis jebolan Universitas Indonesia Ratih Yuniarti Pratiwi mengingatkan bapak dan ibu dalam keluarga untuk menjaga kualitas sebagai orangtua agar anak terhindar dari narkotika dan obat/bahan berbahaya (narkoba).
Kualitas yang dimaksud adalah untuk secara konsisten mengisi peran sebagai figur ayah dan ibu, sehingga kebutuhan sosial dan emosional anak terpenuhi.
"Jadi bukan hanya memenuhi kebutuhan fisik atau ekonomi, tapi kebutuhan emosi dan sosialnya, sehingga benar-benar berinteraksi dengan anak secara nyata," kata dia, dikutip Selasa (27/6).
Baca juga: Polisi Ungkap Pabrik Sabu di Jakbar, Seorang WNA Asal Iran dan WNI Diamankan
Psikolog yang berpraktik di Klinik Kancil itu mengatakan hal tersebut bukan merupakan hal sepele, mengingat banyak dari anak Indonesia yang terabaikan secara emosional, dengan kekurangan sosok ayah ataupun ibu.
Kekurangan figur ayah dan ibu, menurut Ratih, dapat berakibat fatal pada tumbuh kembang anak, termasuk dapat meningkatkan kemungkinan anak terjerumus pada obat-obatan terlarang.
"Pasti yang akan terganggu itu literasi emosi anak yang menjadi bermasalah, mereka akan sulit mengekspresikan emosi, kecemasan meningkat, atau bahkan perilaku yang menjadi menyimpang, itu sangat mungkin terjadi," jelas Ratih.
Baca juga: Seorang Ustaz Diduga Selundupkan Narkoba di Lapas Banyuwangi
Lebih lanjut, Ratih menyebut tidak ada dinamika keluarga yang ideal atau sempurna. Ia menyarankan untuk melakukan terapi keluarga dengan tenaga profesional seperti psikolog atau psikiater.
Menurutnya, selain dapat mengurai benang kusut pada permasalahan, terapi dapat membantu masing-masing anggota keluarga untuk saling terbuka satu sama lain.
Hal itu juga dapat membantu untuk mengembalikan peran dari masing-masing anggota keluarga, terlebih bagi keluarga dengan pecandu narkoba di dalamnya.
"Saya akan selalu menyarankan adanya terapi keluarga, karena anak itu berhak mendapat hak-hak mereka, dan mengembalikan keluarga itu ke fungsinya. Pendampingan psikologis juga suatu upaya untuk mengembalikan fungsi," ujar Ratih.
Belum lama, Indonesia disebut menjadi negara fatherless ketiga di dunia. Hal tersebut berarti banyak anak Indonesia yang kekurangan sosok ayah dalam hidupnya.
Berdasarkan data Kementerian Komunikasi dan Informatika 2021, penggunaan narkoba di kalangan anak muda berusia 15-35 tahun mencapai 82,4%. (Ant/Z-1)
Studi menunjukkan semakin banyak waktu yang dihabiskan remaja di media sosial, semakin besar kemungkinan mereka mengalami perundungan terkait berat badan.
Hasil survei baru menunjukkan banyak orangtua merasa stres saat menghadapi waktu makan anak-anak mereka.
Survei Ohio State University Wexner Medical Center menemukan sekitar 66% dari 1.005 orangtua merasa tuntutan menjadi orangtua membuat mereka merasa kesepian.
Untuk mencegah perilaku tantrum pada anak, perlu diterapkan komunikasi yang baik sejak dini dan orangtua harus menjadi contoh yang baik pada anak.
Yuks mengenal lebih dekat apa itu helicopter parenting dan dampaknya.
alah satu alasan anak mengalami tantrum yakni kesulitan mengekspresikan keinginannya
Layanan rehabilitasi medis dan layanan kesehatan mental di LBI telah bekerja sama dengan Rumah Sakit Soeharto Heerdjan.
Dalam tiga pekan terakhir, pihaknya menangkap 14 tersangka yang seluruhnya merupakan pengedar
Satnarkoba Polres Cimahi sendiri dalam satu bulan minimal mengungkap rata-rata 15 kasus narkotika, obat keras terlarang dan psikotropika,
Polres Cianjur terus berkomitmen memberantas peredaran dan penyalahgunaan narkoba dan OKT.
Polres Subang berupaya menekan angka penyalahgunaan narkoba yang dinilai masih marak.
Dalam pemeriksaan, RI mengaku peredaran ganja diatur suaminya yang masih mendekam di Lembaga Pemasyarakatan Tasikmalaya.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved