Headline
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
UNTUK membantu meningkatkan volume produksi para pengrajin di UMKM Lenteng Agung Sejahtera (Lentera), Jakarta Selatan, Mahasiswa Jurusan Teknik Mesin. Sampoerna University, ditantang menciptakan mesin eco-pounding.
Mesin ini nantinya dapat membantu proses pencetakan daun dan bunga pada kain dengan lebih efektif dan efisien.
Eco-pounding adalah salah satu teknik mencetak motif atau pola pada kain dari bahan-bahan alami, seperti daun dan bunga.
Baca juga: Kolaborasi Program Sosial bersama Sampoerna untuk Membangun Bangsa
Daun dan bunga yang dipukul dengan palu bersamaan dengan kain akan mengeluarkan pigmen yang kemudian tercetak diatas kain.
Jenis, bentuk, warna dari daun dan bunga yang dipukul akan memberikan motif yang unik serta cantik pada sebuah kain yang kemudian dapat dijadikan produk baju, celana, kerudung, selendang, dan lain-lain.
Dr. Farid Triawan, Ketua Program Studi Teknik Mesin Universitas Sampoerna, menjelaskan bahwa pembuatan mesin eco-pounding merupakan bagian dari komitmen universitas dalam menerapkan Tri-Dharma Perguruan Tinggi, yaitu pengabdian kepada masyarakat, terutama dalam pengembangan dan pemberdayaan UMKM di Indonesia.
Baca juga: Meraih Mimpi di Sampoerna University Bukan Soal Sulit, Asal Ada Kemauan
"Dalam proses eco-pounding, pekerjaan memukul palu pada kainsangatlah melelahkan dan memakan banyak waktu. Tantangan yang dihadapi oleh UMKM Lentera ini memberikan peluang bagi kami untuk menciptakan solusi inovatif yang dapat meringankan beban kerja mereka," jelas Farid dalam keterangan, Jumat (23/6).
Dosen dan Mahasiwa Berkolaborasi Ciptakan Mesin
"Dosen-dosen dan mahasiswa kami pun berkolaborasi untuk menghasilkan mesin yang dapat mempercepat dan mempermudah pekerjaan para pengrajin, sehingga jumlah produksi dapat ditingkatkan,” tuturnya,
Berbekal dari pengetahuan selama perkuliahan di kelas, para mahasiswa diberi tugas untuk merancang dan membuat mesin purwarupa yang dapat membantu proses eco-pounding.
Proses dimulai dari mencari ide-ide mekanisme dan bentuk mesin, melakukan analisis struktur mesin, mendesain fungsi mekatronik dan otomasi, sampai dengan membuat dan merakit mesin.
Baca juga: Sampoerna University Bangun Perpustakaan Digital Sekolah di Jakarta dan Cirebon
Selama kurang lebih 4 bulan, akhirnya para mahasiswa berhasil menciptakan enam jenis mesin dengan desain dan mekanisme yang berbeda. Mesin-mesin ini kemudian dipamerkan kepada para dosen, mahasiswa dan perwakilan UMKM Lentera.
“Setiap mahasiswa harus dilatih agar mampu mengaplikasikan ilmu yang diperoleh selama diperguruan tinggi dalam membantu kehidupan masyarakat," jelasnya.
Program Merdeka Belajar Kampus Merdeka
"Hal ini merupakan juga salah satu tujuan dari program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) yang dicanangkan pemerintah,” ujar Farid dalam sesi pembukaan acara pameran.
Baca juga: Projek Kolaborasi Mahasiswa Sampoerna University Raih Juara di Kancah Internasional
Fatima Tasya, salah satu mahasiswi perwakilan dari pemenang mengungkapkan pengalamannya selama membuat mesin eco-pounding.
“Tugas merancang dan membuat mesin eco-poundingini merupakan salah satu tugas kuliah yang paling sulit, menegangkan, sekaligus terseru selama saya kuliah di Sampoerna University,” ujarnya.
Mahasiswa lainnya, yaitu Ramses yang berasal dari Provinsi Papua juga turut berujar, “Tugas membuat mesin ini memberikan tantangan nyata bagi saya untuk mengaplikasikan beragam teori dari perkuliahan yang diharapkan bisa bermanfaat bagi masyarakat,” ucap Ramses.
Dalam pameran ini, dua buah mesin terpilih sebagai mesin dengan desain dan fungsi terbaik. Penilaian diberikan oleh perwakilan UMKM Lentera beserta dosen-dosen yang hadir pada hari itu.
“Saya melihat alat-alat ini berpotensi besar untuk dimanfaatkan para pengrajin eco-pounding di tempat kami. Selanjutnya, alat-alat ini perlu sedikit dimodifikasi mengikuti ukuran yang diperlukan oleh pengrajin,” tutup Sarmili selaku Pembina UMKM Lentera. (RO/S-4)
STIH Adhyaksa telah menjalin kerja sama pula dengan Pemerintah Daerah Probolinggo dan dalam waktu akan menjalan kerja sama dengan Pemerintah Daerah Lahat.
Infrastruktur kampus harus mendukung proses belajar yang adaptif, berbasis teknologi, dan kolaboratif sehingga mampu mencetak lulusan yang siap bersaing secara global.
Menurutnya, pendekatan link and match amat penting agar mahasiswa dan alumni UBSI dapat terserap dengan baik di pasar kerja, terutama dalam skala internasional.
Ajang ilmiah internasional bergengsi ini menjadi puncak rangkaian WSEEC ke-5 yang mengusung format hybrid untuk menjangkau peserta global secara inklusif.
Di era disrupsi ini, kecerdasan buatan, otomasi, dan teknologi digital telah mengubah peta pekerjaan. Banyak profesi bergeser atau hilang.
Kampus mencari siswa yang tidak hanya cerdas secara akademik, tetapi juga memiliki karakter etis, mampu berkomunikasi dengan baik, dan tangguh dalam menghadapi perubahan.
Beasiswa SPARK menawarkan cakupan biaya kuliah hingga 100%, sedangkan Beasiswa Prestasi Akademik menawarkan cakupan biaya kuliah dari 25% hingga 50%.
Pencapaian ini menjadikan Sampoerna University masuk dalam dua besar universitas swasta dari 10 besar jajaran universitas terkemuka di Indonesia.
Kolaborasi WIR Group dan Sampoerna University hadirkan revolusi keamanan terdesentralisasi dan inovasi digital bagi pendidikan tinggi.
Pencapaian Sampoerna University menandai tonggak penting dalam perjalanan Sampoerna University menuju pengakuan dan keunggulan dalam pendidikan tinggi secara global.
Lima mahasiswa Sampoerna University berhasil mendapat permodalan kewirausahaan dalam program Kuliah Kewirausahaan Pemuda (KKWP) Tahap IIITahun 2023 dari Kemenpora.
Sampoerna University melampaui pendidikan tradisional dengan menekankan pengembangan karir dan keterampilan khusus industri.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved