Headline
Saat ini sudah memasuki fase persiapan kontrak awal penyelenggaraan haji 2026.
Saat ini sudah memasuki fase persiapan kontrak awal penyelenggaraan haji 2026.
MESKI berkutat mengurusi rumah tangga dan ketiga anaknya, kreator konten, Jenni Lim tidak berhenti menghasilkan karya yang membuatnya kini punya penghasilan sendiri.
Wanita asal Medan, Sumatra Utara ini mampu meraih sukses menjadi beauty reviewer di media sosial disamping mejalani peran sebagai ibu rumah tangga. Ia tetap menjalani peran yang baik sebagai seorang ibu yang selalu siap sedia untuk ketiga anaknya.
“Saya saat ini memiliki 3 anak, dan aktivitas di media sosial tidak mengganggu kok,” kata Jenni.
Baca juga : Mengenal Yosua Ronald, Kreator Konten dengan Banyak Penghargaan Fotografi dan Videografi
Menjadi beauty reviewer adalah cara Jenni untuk menyalurkan passionnya di dunia kecantikan. Dirinya juga cukup rajin mengunggah konten seputar hal tersebut.
Kesibukan sebagai beauty reviewer mulai ia jalani sejak memiliki 2 orang anak. Hingga kini, ia sukses melakukan peran ganda di media sosial dan rumah tangga.
Jenni juga piawai membangun media sosialnya.
Baca juga : Visual Storyteller Kevin Young Berbagi Pengalaman Staycation di Thailand
Sebagai gambaran, hingga saat ini saja jumlah pengikut Instagramnya mencapai 172 ribu orang. Kemudian, akun TikToknya lebih banyak lagi, mencapai 516 ribu pengikut.
Tidak heran kemudian jika beberapa produk kecantikan mengajaknya untuk bekerjasama.
“Perlahan mulai ada yang endorse, sampai sekarang sudah terhitung cukup banyak,” ujar pemilik akun TikTok @jeenniilimm dan Instagram @jeenniilimm ini.
Jenni tidak memungkiri bahwa profesi sebagai beauty reviewer begitu menyenangkan. Apalagi, dirinya berkesempatan mendapatkan produk kecantikan yang baru, bahkan belum diluncurkan. Dirinya menjadi orang pertama yang mencoba sebuah produk.
Namun, selain mendapatkan kedua hal tersebut, Jenni mendapatkan banyak pelajaran seputar dunia kecantikan dan bisnis di dalamnya. Hal itu yang membuatnya terus bersemangat untuk membuat konten dan mengulas produk kecantikan untuk pengikut akun media sosialnya.
“Selain bisa mencoba produk baru, juga bisa mendapatkan uang. Ya lumayan lah pokoknya,” kata dia.
Namun, baginya keluarga adalah prioritas. Dirinya berujar tidak ada yang namanya membagi waktu. Namun, keluarga adalah nomor satu. Jenni selalu ada untuk buah hatinya.
“Tidak ada cerita lagi untuk membagi waktu. Dimana anak butuh aku, disitulah aku ada. Jadi waktu itu tetap diprioritaskan untuk anak,” tegasnya.
Bahkan, dalam waktu dekat Jenni sudah mempersiapkan sesuatu untuk ia kerjakan. Namun, dirinya masih merahasiakan.
“Lagi mau ada job baru yang akan dibuat. Tunggu saja ya,” katanya. (RO/Z-5)
Josep Sinaga, kreator asal Medan yang lahir pada 15 April 1987, ingin menempatkan dirinya bukan hanya sebagai penghibur, melainkan juga inspirasi.
Menurut Valencia Nathania, prospek bisnis skincare masih sangat menjanjikan.
SOSOK pemuda bernama Farijil Humam, mahasiswa UIN Walisongo Semarang asal Jepara, mencuri perhatian publik dengan pencapaiannya sebagai kreator konten edukatif.
Kreator konten perlu berbicara jujur dan relatable sehingga lebih mudah menjangkau gen Z dan milenial.
Kreator digital di Indonesia memainkan peran yang sangat penting dalam membentuk budaya online dan menggerakkan ekonomi kreatif.
DIAN Rana, kreator konten asal Kalimantan Timur, menjadi salah satu saksi hidup pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN), dari semula hutan belantara sampai berdirinya Istana Negara Nusantara.
Acara ini dirancang untuk memperkuat kolaborasi serta meningkatkan awareness dan engagement antara brand dan Glowfluencers.
Program ini bertujuan menyiapkan pelajar kelas 11 dan 12 agar siap mandiri secara ekonomi selepas lulus, dengan bekal keterampilan bisnis.
Dalam menjalani kesehariannya sebagai ibu rumah tangga, kuliah, dan influencer, Devi mempersiapkannya dengan penjadwalan waktu yang matang.
Badan Pengawas Obat dan Makanan (POM) menyusun peraturan terkait influencer atau pemengaruh mereview produk.
BELANJA bulanan bagi ibu rumah tangga terkadang cukup sulit untuk menyesuaikan dengan anggaran yang telah ditetapkan. Sehingga tak jarang ibu belanja bulanan secara impulsif.
FOUNDER Story of Anggy (SOA), Anggy Pasaribu memulai rangkaian acara "SOA Connect All Campus" di Universitas Negeri Jakarta (UNJ).
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved