Headline
Mantan finalis Idola Cilik dan kreator konten juga memilih menikah di KUA.
Mantan finalis Idola Cilik dan kreator konten juga memilih menikah di KUA.
Ketegangan antara Thailand dan Kamboja meningkat drastis sejak insiden perbatasan
SAMPAH masih menjadi masalah tanpa henti di tanah air. Bahkan, kini produksi sampah nasional, bisa mencapai 175.000 ton perhari.
Data ini merupakan kutipan dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan dimana orang Indonesia menyumbang sampah sebanyak 0.7 kg per hari.
Untuk mengatasi masalah sampah di Indonesia, aktivitas daur ulang dapat menjadi solusi. Salah satu organisasi yang bergerak dalam daur ulang sampah plastik, Kita Olah Indonesia, menunjukan bahwa gerakan daur ulang, selain daripada memberi keuntungan bagi lingkungan, juga ekonomi.
Baca juga: KLHK Akui Pengelolaan Sampah di Indonesia Ketinggalan Jauh dari Eropa
Dibentuk pada 2021, Kita Olah Indonesia telah membantu melakukan daur ulang sampah sebanyak 78 ton per bulan. Sampah yang umumnya berasal dari sampah plastik, seperti jeriken, botol plastik, printer, dan berbagai produk yang menggunakan plastik, diolah menjadi biji plastik yang lebih kecil, agar dapat dibentuk kembali menjadi produk plastik terbaru.
“Hal yang menjadi masalah, adalah sampah itu dibuang sembarangan. Padahal, untuk mengatasinya bisa dengan melakukan daur ulang. Apa langkah pertama daur ulang? yaitu dengan memilah sampah itu,” ungkap Founder Kita Olah Indonesia Muhamad Andriansyah di Pabrik Kita Olah Indonesia, Bekasi, Rabu (14/6).
Baca juga: Viral, Perempuan Pengendara Mobil Buang Tiga Karung Sampah di Pinggir Kali
“Ada yang ingin kita tekankan bagi tiap masyarakat adalah, ini kita bukan mengolah sampah. Namun bahan mentah, karena setelah ini, bahan itu bisa dibentuk lagi ke produk yang terbaru,” sambungnya.
Andriasnyah mengaku bahwa, proses daur ulang ini juga dapat meningkatkan ekonomi sirkular. Sebab, pada operasionalnya, Kita Olah Indonesia mendapatkan sampah plastik dari bank sampah, pengepul dan juga TPA.
Sampah yang diperoleh, biasanya dihargai sekitar Rp3.000 sampai Rp10.0000 per kilo, tergantung pada jenis dan warna plastik–semakin bening plastiknya, harganya akan semakin mahal. Selain itu, Andriansyah juga mengaku ikut memberdayakan orang lokal dalam operasionalnya. Tercatat, terdapat 25 karyawan yang turut andil di Kita Olah Indonesia, yang merupakan warga sekitar.
Setelah pengolahan sampah plastik menjadi biji plastik yang lebih kecil, Kita Olah Indonesia dapat menjualnya kepada pabrik atau industri yang dapat menciptakan produk dari plastik dengan harga hingga Rp15.000 sampai Rp18.000.
Kendati demikian, Kita Olah Indonesia masih memegang peranan yang terlalu kecil dibanding dengan masalah sampah yang dihadapi. Sebab, data dari Sustainable Waste Indonesia (SWI) mengungkapkan bahwa dari 65 juta ton sampah di Indonesia, hanya 7% yang didaur ulang, dengan 69% berakhir di Tempat Pembuangan Akhir. (Z-10)
Penggunaan komposter memungkinkan masyarakat mengolah sampah organik menjadi kompos, mengurangi emisi metana, dan memperbaiki kualitas tanah secara lokal.
LEMBAGA Pemantau Penyimpangan Aparatur Daerah (LP2AD) menilai Refuse Derived Fuel (RDF) Rorotan bisa menjadi sebagai standar nasional dalam pengelolaan sampah perkotaan.
Pembersihan sampah kiriman ini tidak hanya dilakukan di Pulau Lancang, tetapi juga di pulau-pulau lainnya setiap harinya.
Pemerintah Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur, menggelar pelatihan pengelolaan sampah
Pulau sampah yang sebelumnya menggunung di sebuah behas tambak di kampung itu sudah tidak terlihat lagi dan hanya menyisakan beberapa sisa sampah berserakan .
PEMERINTAH Kota Makassar meluncurkan program iuran sampah graris yang merupakan janji politik pasangan Wali Kota dan Wakil Wali Kota Makassar, Munafri Arifuddin dan Aliyah Mustika Ilham.
Program Adipura tidak lagi hanya menjadi simbol kota bersih, melainkan indikator strategis tata kelola persampahan modern, adil, dan berkelanjutan.
RDF Rorotan tetap menjadi salah satu strategi utama Pemprov DKI dalam mengatasi persoalan sampah, sembari menyesuaikan diri dengan perkembangan teknologi ke depan.
Asep mengatakan selama ini sampah dari kawasan PIK masih dibuang ke TPST Bantargebang. Di sisi lain, Asep menyinggung soal kondisi Bantargebang yang sudah penuh.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved