Headline
RI dan Uni Eropa menyepakati seluruh poin perjanjian
Indonesia memiliki banyak potensi dan kekuatan sebagai daya tawar dalam negosiasi.
PENGETAHUAN tentang etika dalam pengelolaan konten media sosial (medsos) menjadi penting bagi masyarakat Indonesia khususnya kaum remaja. Survei Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) pada 2022 menunjukkan media sosial menjadi konten internet yang paling sering diakses masyarakat Indonesia.
Tercatat, terdapat 89,15% responden yang mengakses konten tersebut pada 2021-2022. Dari data yang sama, diketahui bahwa kelompok pengguna internet tertinggi adalah remaja Indonesia, dimana tingkat penetrasi internet di kelompok usia 13-18 tahun mencapai 99,16% pada 2021-2022.
Alasan inilah yang mendasari Tim Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Fakultas Ilmu Komunikasi (Fikom) Universitas Tarumanagara, melakukan sosialisasi bagaimana mengelola media sosial dengan bijak di kalangan pelajar. Kegiatan diikuti pelajar SMP Garuda Cendekia, Kemang, Jakarta Selatan, Selasa (6/6) dan Rabu (7/6).
Kegiatan yang terselenggara atas kerja sama Universitas Tarumanagara, SMP Garuda Cendekia, dan URC Indonesia ini yang berbentuk seminar dangan judul 'Penggunaan Sosial Media dan Pembuatan Konten yang Edukatif di Kalangan Generasi Z' diikuti pelajar kelas 7 dan 8.
Dalam seminar, Ketua Tim PKM Fikom Untar Diah Ayu Candraningrum menyebut media sosial sebagai sarana komunikasi bagaikan pisau bermata dua. Di satu sisi memiliki manfaat, sedangkan di sisi lain banyak memiliki kekurangan.
"Manfaat yang diperoleh dalam ber-medsos adalah mampu meningkatkan personal branding dan brand awareness, juga mampu membangun interaksi dengan orang lain. Sedangkan kekurangannya, banyak mengandung konten prank (sampah), banyak terdapat predator kekerasan seksual, juga banyak terjadi penipuan serta bertebaran aneka hoak," jelasnya.
Perempuan yang akrab disapa Sandra ini juga mengingatkan mengenai konsistensi pengisian konten di media sosial, dengan konsep yang terencana sesuai target audiens yang dituju. Hal ini penting terutama bagi para pengelola akun media sosial milik pribadi atau OSIS sekolah, yang setiap saat perlu mengunggah konten-konten yang bersifat membangun reputasi pribadi atau organisasi.
Dalam kegiatan ini juga dilakukan simulasi dan tutorial membuat video sederhana kepada seluruh peserta seminar. Diharapkan, para siswa mendapatkan inspirasi bentuk dan cara membuat konten sederhana, menarik dan edukatif.
Kepala Sekolah SMP Garuda Cendekia Penny Rasahan menyambut baik kegiatan ini. Menurutnya, kegiatan ini sangat bermanfaat bagi para murid yang bertugas dalam ke pengurusan OSIS sebagai pengisi konten akun media sosial resmi sekolah.
"Setelah dua tahun pandemi anak-anak asyik dengan gadget, kini saatnya kita harus terus memberi pemahaman kepada mereka tentang bagaimana menggunakan media sosial dengan baik dan mengisinya dengan konten-konten yang edukatif, lewat kegiatan semacam ini," katanya. (RO/R-2)
Tanpa pemahaman dan kontrol diri yang baik, kebiasaan membagikan informasi dan konten di media sosial bisa mengganggu dan merugikan orang lain.
Oversharing di media sosial berkaitan dengan kebutuhan mendapatkan validasi dari orang lain.
AKTRIS Tissa Biani kini tengah menyambut perilisan film terbaru yang dibintanginya, Norma Antara Mertua dan Menantu saat Lebaran.
Melansir dari situs Times of India, terdapat 5 alasan yang membuat sejumlah orang jarang posting foto dengan pasangan di medsos, ini daftarnya.
Tantangan sebenarnya adalah apakah bisa platform media sosial betul-betul mendeteksi secara akurat, bahwa akun tersebut merupakan akun media sosial dari anak-anak.
Bila aturan tersebut perlu diperkuat, maka PP yang sudah disahkan bisa dijadikan Undang-Undang (UU)
Banyak orang tua lupa memeriksakan kesehatan remaja secara rutin. Padahal, masa remaja rentan terhadap masalah pubertas
3 masalah mental remaja: identitas diri, emosi, dan sosial. Peran orang tua krusial dalam masa tumbuh kembang usia 10–18 tahun.
HASIL survei yang dilakukan Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) usia pertama kali remaja di wilayah Jabar yang terlibat dalam hubungan seksual kini semakin muda.
Indonesia menempati peringkat kedua kasus TB terbanyak di dunia. Polusi udara dan lingkungan tidak sehat meningkatkan risiko TB, terutama pada remaja.
Pada anak usia dini—yang masih berada pada tahap praoperasional menurut teori Piaget—, konten absurd berisiko mengacaukan pemahaman terhadap realitas.
Grooming adalah tindakan sistematis yang dilakukan pelaku (groomer) untuk membangun hubungan, kepercayaan, dan kendali atas korban dengan tujuan eksploitasi, sering kali seksual.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved