Headline

Gencatan senjata diharapkan mengakhiri perang yang sudah berlangsung 12 hari.

Fokus

Kehadiran PLTMG Luwuk mampu menghemat ratusan miliar rupiah dari pengurangan pembelian BBM.

Waspada, Konsumsi Gula Berlebih Sebabkan Berbagai Penyakit

Basuki Eka Purnama
06/5/2023 08:00
Waspada, Konsumsi Gula Berlebih Sebabkan Berbagai Penyakit
Ilustrasi(Freepik)

DOKTER gizi Samuel Oetoro, yang juga anggota Perhimpunan Dokter Spesialis Gizi Klinik Indonesia mengingatkan bahwa mengonsumsi gula berlebih memicu berbagai penyakit, seperti kegemukan, diabetes, hingga kanker.

"Gula itu bisa memicu kegemukan, memicu adanya kanker karena sel kanker itu makanannya sebenarnya gula. Bisa juga menyebabkan penuaan dini, penuaannya berjalan lebih cepat. Banyak sekali," ungkap Samuel, dikutip Sabtu (6/5).

Gula, kata dokter yang mendapatkan gelar doktor ilmu gizi di Universitas Indonesia itu, membuat seseorang menjadi lebih emosional.

Baca juga: Ini Risiko pada Tubuh bila Konsumsi Gula Berlebihan

"Gula juga membuat kita lebih emosional. Membuat kita merasa segar sehabis makan, tapi setelah beberapa jam kita bisa lemas," kata Samuel.

Melihat risiko yang mengintai akibat konsumsi gula yang berlebihan, produsen makanan membuat produk pengganti gula. 

Samuel menganjurkan masyarakat untuk menghilangkan kebiasaan mengonsumsi makanan yang manis sebab jika diganti dengan pengganti gula, seseorang tetap mengonsumsi gula dalam bentuk lain.

Baca juga: Konsumsi Oralit Berlebihan Bisa Sebabkan Tubuh Kelebihan Gula dan Garam

"Pengganti gula itu mengandung pemanis. Apakah aman? Sementara ini penelitiannya ya aman. Tapi kalau menurut saya yang terbaik adalah melupakan rasa manis di mulut," kata Samuel.

Jika kebiasaan mengonsumsi makanan yang manis tidak dihilangkan, suatu saat seseorang akan kembali mencari gula (makanan manis).

Dokter gizi yang menyelesaikan pendidikan doktor ilmu gizi di Universitas Indonesia, Inge Permadhi, yang dihubungi terpisah, menjelaskan penggunaan gula sebagai pelengkap bumbu masakan masih diperbolehkan asal jumlahnya tidak berlebihan.

Asupan gula yang simpleks (sederhana), kata Inge, berjumlah kurang dari 5% dari total kebutuhan kalori seseorang. Misal, seseorang memiliki kebutuhan 2.000 kalori, 5% dari 2.000 adalah 100.

Jumlah 100 tersebut dibagi lagi menjadi empat sehingga gula simpleks menjadi 25 gram. Dengan penghitungan itu, maka asupan gula simpleks untuk 2.000 kilokalori adalah 2,5 sendok makan dalam sehari.

Itu dibagi empat menjadi 25 gr. Ya itulah yang boleh dalam bentuk simpleks. Itu kira-kira 2,5 sdm sehari untuk 2000 kkal. Misal orang itu kebutuhannya kurang dari itu, ya kurang lagi.

Inge mengatakan gula yang perlu dihindari adalah yang berbentuk siap diserap, seperti yang ditemukan pada minuman bersoda atau minuman manis boba. (Ant/Z-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya