Headline
Dengan bayar biaya konstruksi Rp8 juta/m2, penghuni Rumah Flat Menteng mendapat hak tinggal 60 tahun.
Dengan bayar biaya konstruksi Rp8 juta/m2, penghuni Rumah Flat Menteng mendapat hak tinggal 60 tahun.
DOKTER gizi Samuel Oetoro, yang juga anggota Perhimpunan Dokter Spesialis Gizi Klinik Indonesia mengingatkan bahwa mengonsumsi gula berlebih memicu berbagai penyakit, seperti kegemukan, diabetes, hingga kanker.
"Gula itu bisa memicu kegemukan, memicu adanya kanker karena sel kanker itu makanannya sebenarnya gula. Bisa juga menyebabkan penuaan dini, penuaannya berjalan lebih cepat. Banyak sekali," ungkap Samuel, dikutip Sabtu (6/5).
Gula, kata dokter yang mendapatkan gelar doktor ilmu gizi di Universitas Indonesia itu, membuat seseorang menjadi lebih emosional.
Baca juga: Ini Risiko pada Tubuh bila Konsumsi Gula Berlebihan
"Gula juga membuat kita lebih emosional. Membuat kita merasa segar sehabis makan, tapi setelah beberapa jam kita bisa lemas," kata Samuel.
Melihat risiko yang mengintai akibat konsumsi gula yang berlebihan, produsen makanan membuat produk pengganti gula.
Samuel menganjurkan masyarakat untuk menghilangkan kebiasaan mengonsumsi makanan yang manis sebab jika diganti dengan pengganti gula, seseorang tetap mengonsumsi gula dalam bentuk lain.
Baca juga: Konsumsi Oralit Berlebihan Bisa Sebabkan Tubuh Kelebihan Gula dan Garam
"Pengganti gula itu mengandung pemanis. Apakah aman? Sementara ini penelitiannya ya aman. Tapi kalau menurut saya yang terbaik adalah melupakan rasa manis di mulut," kata Samuel.
Jika kebiasaan mengonsumsi makanan yang manis tidak dihilangkan, suatu saat seseorang akan kembali mencari gula (makanan manis).
Dokter gizi yang menyelesaikan pendidikan doktor ilmu gizi di Universitas Indonesia, Inge Permadhi, yang dihubungi terpisah, menjelaskan penggunaan gula sebagai pelengkap bumbu masakan masih diperbolehkan asal jumlahnya tidak berlebihan.
Asupan gula yang simpleks (sederhana), kata Inge, berjumlah kurang dari 5% dari total kebutuhan kalori seseorang. Misal, seseorang memiliki kebutuhan 2.000 kalori, 5% dari 2.000 adalah 100.
Jumlah 100 tersebut dibagi lagi menjadi empat sehingga gula simpleks menjadi 25 gram. Dengan penghitungan itu, maka asupan gula simpleks untuk 2.000 kilokalori adalah 2,5 sendok makan dalam sehari.
Itu dibagi empat menjadi 25 gr. Ya itulah yang boleh dalam bentuk simpleks. Itu kira-kira 2,5 sdm sehari untuk 2000 kkal. Misal orang itu kebutuhannya kurang dari itu, ya kurang lagi.
Inge mengatakan gula yang perlu dihindari adalah yang berbentuk siap diserap, seperti yang ditemukan pada minuman bersoda atau minuman manis boba. (Ant/Z-1)
TERAPAN stem cell therapy diklaim mampu mengobati penyakit yang sulit diobati dengan obat-obatan konvensional. Ada sejumlah terapi stem cell yang berkembang.
Pneumonia bisa menjadi invasif dan berat bagi orang dewasa, terlebih bagi individu yang memiliki penyakit komorbid misalnya HIV atau penyakit jantung pada usia lanjut.
Gejala pneumonia berbeda dengan flu dan pada kasus berat, penyakit bisa menyebar ke organ tubuh lain.
Gejala awal pneumonia pada anak sering disalahartikan sebagai batuk pilek biasa, sehingga tidak jarang kondisi ini disepelekan begitu saja.
Pada dasarnya, ciri-ciri campak pada orang dewasa dan anak-anak memang hampir sama. Namun, gejala pada orang dewasa biasanya lebih berat dan bertahan lebih lama.
Aktris asal Korea Selatan, Kang Seo Ha, meninggal dunia di usia 31 tahun. Sebelum meninggal, Kang Seo Ha berjuang melawan kanker lambung.
Kenali tanda-tanda tubuh kelebihan gula agar terhindar dari risiko diabetes dan gangguan metabolisme.
Dalam istilah ilmiah, gula merupakan sakarida, terutama glukosa, fruktosa, dan sukrosa, yang mudah diserap dan digunakan oleh tubuh.
Konsumsi gula secara berlebihan dan tidak mengatur pola makan yang sehat juga bisa menyebabkan timbulnya beberapa penyakit yang bisa mengancam kesehatan tubuh.
Saat dilakukan pemeriksaan di atas kapal, tim menemukan sebanyak 500 karung beras dengan total berat sekitar 5 ton serta 400 pak gula pasir seberat 14,6 ton.
Gula bisa berasal dari bahan alami (seperti buah, madu, dan tebu) atau buatan (seperti pemanis sintetis).
Pola hidup yang sering mengombinasikan nasi sebagai karbohidrat utama dengan sumber karbohidrat lainnya dari tepung-tepungan dapat meningkatkan risiko diabetes melitus.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved