Headline
Koruptor mestinya dihukum seberat-beratnya.
Transisi lingkungan, transisi perilaku, dan transisi teknologi memudahkan orang berperilaku yang berisiko.
PENEMUAN ilmiah terbaru mengungkap kenyataan mengejutkan: penyakit jantung, khususnya aterosklerosis (pengerasan pembuluh darah), bukanlah momok eksklusif zaman modern. Melalui pemindaian CT (Computed Tomography) terhadap mumi Mesir kuno, para peneliti berhasil mengidentifikasi jejak penyakit ini pada individu yang hidup antara 3.500 hingga 4.000 tahun silam.
Salah satu temuan paling mencolok berasal dari mumi seorang putri bangsawan Mesir yang diperkirakan hidup sekitar tahun 1580 SM. Hasil pemindaian menunjukkan adanya penyumbatan serius pada pembuluh darah di jantung, otak, perut, hingga kaki—kondisi yang pada era sekarang memerlukan operasi bypass jantung.
Penelitian ini dilakukan oleh tim gabungan dari Universitas California dan Universitas Al Azhar di Kairo, yang menganalisis 52 mumi menggunakan teknologi CT scan di Museum Nasional Mesir.
Yang mengejutkan, hampir setengah dari mumi yang dianalisis menunjukkan tanda-tanda aterosklerosis, meski mereka hidup dalam kondisi yang sangat berbeda dengan masyarakat modern.
Sebagian besar berasal dari kalangan elite yang diperkirakan memiliki pola makan tinggi lemak dan aktivitas fisik yang minim. Namun menariknya, sejumlah mumi dari kelas sosial yang lebih rendah juga menunjukkan gejala serupa, mematahkan asumsi bahwa penyakit ini hanya menyerang gaya hidup mewah.
Temuan ini menantang narasi umum bahwa penyakit jantung sepenuhnya merupakan dampak gaya hidup modern yang tidak sehat. Sebaliknya, studi ini membuka kemungkinan bahwa faktor genetik dan lingkungan telah memainkan peran penting dalam evolusi penyakit ini sejak zaman kuno.
Lebih dari sekadar wawasan sejarah medis, riset ini memperkaya pemahaman kita tentang asal-usul penyakit kardiovaskular dan pentingnya mengkaji faktor risiko di luar gaya hidup kontemporer. Studi lanjutan sangat dibutuhkan untuk menggali lebih dalam akar biologis dan sosial dari penyakit jantung—baik di masa lalu maupun untuk masa depan kesehatan masyarakat global. (Intisari/Z-10)
Risiko zoonosis penyakit yang menular dari hewan ke manusia dari kelelawar sangat nyata.
saat ini dunia sedang memberikan perhatian serius pada virus Lujo (LUJV) dan virus Oropouche (OROV). Untuk itu, pemerintah dan masyarakat perlu mewaspadai hal ini.
Segala sesuatu yang merusak jantung juga bisa menimbulkan masalah hati, seperti virus, konsumsi alkohol, dan kelebihan berat badan.
Gagal ginjal kini tidak lagi menjadi ancaman eksklusif bagi usia lanjut. Tren terbaru di tahun 2025 menunjukkan lonjakan signifikan kasus gagal ginjal pada remaja dan dewasa muda.
BANYAK penyakit akibat kerja saat ini tetapi belum dilaporkan. Karenanya, RS Umum Pekerja diharapkan menjadi menjalankan pelayanan yang cepat, inklusif, dan profesional.
Diabetes tipe 2 muncul ketika tubuh menjadi resisten terhadap insulin dan/atau tidak memproduksi insulin cukup untuk menjaga kadar glukosa darah tetap normal.
Gerai Bekasi dibangun dengan desain kontemporer yang memadukan estetika modern dan sentuhan lokal, menghadirkan pengalaman belanja yang nyaman dan inspiratif.
Jika melihat data nasional, tercatat jumlah kasus penyakit kritis pada 2023 meningkat 30% dibandingkan dengan tahun sebelumnya yaitu dari 23 juta menjadi hampir 30 juta kasus.
Batu ginjal, yang sebelumnya lebih sering terjadi pada orang dewasa usia paruh baya, kini semakin umum ditemukan pada generasi muda, termasuk Gen Z.
Kondisi ini diakibatkan oleh penumpukan kalsium di jaringan lunak sekitar sendi, yang dapat mengganggu kemampuan bergerak dan menyebabkan nyeri yang berkepanjangan.
Faktor risiko hipertensi mencakup berat badan berlebih dan obesitas, riwayat hipertensi dalam keluarga, serta kondisi sosial, ekonomi, dan lingkungan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved