Jumat 07 April 2023, 06:00 WIB

Asupan Protein yang Berlebih Bisa Pengaruhi Fungsi Ginjal

Basuki Eka Purnama | Humaniora
Asupan Protein yang Berlebih Bisa Pengaruhi Fungsi Ginjal

Freepik
Ilustrasi

 

AHLI gizi dari RSCM Yudhi Adrianto mengatakan asupan protein secara berlebihan dan dalam jangka panjang dapat menyebabkan efek samping yaitu memengaruhi fungsi ginjal.

"Kalau misalnya proteinnya kelebihan, ginjal akan terjadi dekompensasi dalam filtrasinya. Lama-lama ginjalnya bisa bocor. Kalau ginjalnya bisa bocor akan terjadi gangguan fungsi ginjal ataupun penyakit ginjal," kata Yudhi, dikutip Jumat (7/4).

Biasanya, diet dengan asupan protein tinggi dan rendah karbohidrat dapat menurunkan berat badan dengan cepat, seperti diet keto. Namun, Yudhi mengingatkan tentang efek jangka panjang yang bisa terjadi jika diet ini terus-menerus dilakukan yaitu berisiko terhadap metabolisme.

Baca juga: Hipertensi yang tidak Terkontrol Bisa Sebabkan Gangguan Ginjal

Apabila konsumsi protein berlebihan, protein tersebut akan disimpan dalam bentuk lain di dalam tubuh, yaitu dalam bentuk lemak lipoprotein.

Protein berubah bentuk menjadi lemak dan disimpan di dalam jaringan adiposa atau jaringan di balik kulit, terutama biasanya disimpan di bagian kulit perut.

Yudhi mengataan kebutuhan protein orang normal berkisar 0,8 gram per kilogram berat badan. Sementara pada diet keto, protein yang dikonsumsi biasanya berkisar antara 1,5 gram-2 gram per kilogram berat badan.

Baca juga: Waspada, Penyakit Ginjal Kronis Tahap Awal Sering Tanpa Gejala

"Di dalam darah juga ada proteinnya yang disaring, di ginjal juga menyaring protein. Kalau misalnya proteinnya kelebihan, ginjal akan terjadi dekompensasi dalam filtrasinya," ujar dia.

Selain tinggi protein, diet keto juga cenderung tinggi dalam konsumsi lemak. 

Yudhi mengatakan konsumsi lemak yang tinggi secara terus-menerus juga akan mengakibatkan peningkatan simpanan lemak di dalam tubuh. Sama seperti protein, kelebihan lemak tersebut akan disimpan dalam bentuk lipoprotein.

Diet keto memang efektif menurunkan berat badan dalam jumlah banyak karena tidak menggunakan glukosa sebagai sumber energi utama melainkan menggunakan protein sebagai sumber energi utama. Meski begitu, Yudhi mengingatkan pentingnya asupan glukosa yang tetap dibutuhkan oleh tubuh.

"Otak kita minimal itu membutuhkan 120 gram-180 gram glukosa untuk kehidupan sehari-hari, untuk kita bisa berfungsi dengan baik. Kalau tidak tercukupi, otomatis efek sampingnya misalnya kita akan lemas, kemudian berpikirnya lambat, mudah ngantuk, aktivitasnya jadi berkurang sehingga itu akan mengganggu aktivitas sehari-hari," terang Yudhi.

Oleh sebab itu, Yudhi menganjurkan untuk berkonsultasi terlebih dahulu kepada ahli gizi jika masyarakat ingin menjalani diet. Dengan begitu, individu dapat memahami jenis diet seperti apa yang cocok dan sesuai kebutuhan. Jangan sampai akibat diet berlebih serta tanpa anjuran ahli malah terjadi malnutrisi dan risiko infeksi penyakit pun meningkat. (Ant/Z-1)

Baca Juga

Ist

Danone Bersama Mitra Dorong Anak Beraksi Lestarikan Sumber Daya Air

👤Media Indonesia 🕔Senin 02 Oktober 2023, 16:28 WIB
Danone Indonesia bersama mitra menyelenggarakan sosialisasi program edukasi “Pahlawan Cilik Bijak Air” dan pembukaan pelatihan...
Ist

Jaringan RS Columbia Asia Resmikan Dua Rumah Sakit dalam Sepekan

👤Media Indonesia 🕔Senin 02 Oktober 2023, 16:03 WIB
RS Columbia Asia mengumumkan penambahan dua rumah sakit baru di Indonesia, yaitu RS Columbia Asia BSD di Tangerang, Banten, dan RS Columbia...
dok ist

Pilihan Pangan Masyarakat Berperan dalam Mitigasi Perubahan Iklim

👤Media Indonesia 🕔Senin 02 Oktober 2023, 16:01 WIB
Industri peternakan merupakan salah satu kontributor penting perubahan iklim yang mungkin sering...

E-Paper Media Indonesia

Baca E-Paper

MI TV

Selengkapnya

Berita Terkini

Selengkapnya

BenihBaik.com

Selengkapnya

MG News

Selengkapnya

Berita Populer

Selengkapnya

Berita Weekend

Selengkapnya