Headline
Pengacara Tannos menggunakan segala cara demi menolak ekstradisi ke Indonesia.
Pengacara Tannos menggunakan segala cara demi menolak ekstradisi ke Indonesia.
Sekitar 10,8 juta ton atau hampir 20% dari total sampah nasional merupakan plastik.
KETUA Perhimpunan Nefrologi Indonesia (Pernefri) Aida Lydia mengatakan hipertensi yang tidak terkontrol dapat menyebabkan munculnya penyakit ginjal karena kondisi tersebut akan merusak pembuluh darah ginjal.
"Kalau hipertensi tidak terkontrol, itu tentu lama-lama bisa menyebabkan gangguan ginjal karena dia merusak pembuluh darah, termasuk pembuluh darah ginjal," kata dokter yang juga berpraktik di Rumah Sakit Umum Pusat Nasional dr. Cipto Mangunkusumo (RSCM) itu, dikutip Kamis (6/4).
Lebih lanjut, dia menjelaskan tekanan darah yang tinggi akan diteruskan ke pembuluh darah di seluruh organ.
Baca juga: Akses Layanan Hipertensi yang Berkualitas Melalui Program JKN
Dengan tekanan darah tinggi, lama-kelamaan pembuluh darah bisa rusak termasuk pembuluh darah di ginjal. Saat pembuluh darah ginjal terganggu, lama-kelamaan juga dapat merusak ginjal itu sendiri.
"Kalau hipertensi ini, dia seperti ayam dan telur. Ada orang yang hipertensi dulu, tidak terkontrol terus ginjalnya rusak. Ada orang yang ginjalnya dulu yang terganggu, kemudian juga menyebabkan hipertensi," kata Aida.
Oleh sebab itu, Aida mengingatkan pentingnya menjaga tekanan darah agar selalu dalam kondisi normal. Apabila penderita hipertensi dianjurkan minum obat oleh dokter, maka tetap minum obat secara rutin.
Baca juga: 9 Maret Hari Ginjal Sedunia, Awas! Penyakit Ginjal Kronis Banyak Dialami Kaum Muda
Menurut Aida, persepsi di masyarakat masih banyak yang beranggapan bahwa meminum obat hipertensi secara terus-menerus dapat merusak ginjal. Anggapan tersebut keliru.
Sebetulnya, kata Aida, yang merusak ginjal adalah penyakit hipertensinya sendiri.
"Bukan obatnya yang menyebabkan ginjal rusak tetapi hipertensinya. Ini sering salah persepsi di kalangan awam," ujar dia.
Selain hipertensi, diabetes juga dapat memicu terjadinya penyakit ginjal. Hal ini karena kondisi diabetes juga dapat merusak pembuluh darah pada organ. Gula darah yang tinggi akan merusak sel-sel glomerulus yang berfungsi sebagai filtrasi atau penyaring darah.
"Kalau filtrasinya itu rusak, maka terjadi kebocoran-kebocoran protein yang seharusnya tidak keluar di urine," ujar Aida.
Menurut Aida, salah satu ciri fungsi ginjal sudah terganggu pada penderita diabetes yaitu urine yang keluar biasanya berbusa.
Kemudian, apabila diperiksa lebih lanjut, protein yang terkandung di dalam urine juga banyak.
Kondisi ini, kata Aida, akan merusak sel-sel ginjal lebih lanjut.
Untuk dapat mengetahui dan memastikan fungsi ginjal, Aida mengatakan maka perlu juga dilakukannya serangkaian pemeriksaan urine dan darah.
Pada pemeriksaan urine, dokter akan memastikan apakah ada kebocoran albumin atau protein dalam jumlah yang berlebih dan secara terus-menerus serta menganalisa apakah ada sel darah merah yang keluar berlebihan.
Pada pemeriksaan darah, maka akan dilakukan pemeriksaan nilai ureum dan kreatinin, terutama kreatinin untuk bisa mendapatkan perkiraan laju glomerulus. (Ant/Z-1)
Diabetes tipe 2 muncul ketika tubuh menjadi resisten terhadap insulin dan/atau tidak memproduksi insulin cukup untuk menjaga kadar glukosa darah tetap normal.
Indonesia mencatatkan angka kematian akibat tuberkulosis atau TB sebesar 134 ribu jiwa per tahun atau sekitar dua orang meninggal setiap lima menit.
Penemuan ilmiah terbaru mengungkap kenyataan mengejutkan: penyakit jantung, khususnya aterosklerosis (pengerasan pembuluh darah), bukanlah momok eksklusif zaman modern
Jaja Mihardja mengalami sejumlah penyakit seperti infeksi pernapasan, infeksi ginjal, dan diabetes.
Selain menyebabkan ruam di kulit, cacar api juga dapat menimbulkan rasa sakit ekstrem seperti terasa tersengat listrik, rasa terbakar, atau tertusuk paku.
Saat ini, covid-19 menunjukkan peningkatan di beberapa negara di kawasan Asia, yaitu Thailand, Hongkong, Malaysia maupun Singapura.
Faktor risiko hipertensi mencakup berat badan berlebih dan obesitas, riwayat hipertensi dalam keluarga, serta kondisi sosial, ekonomi, dan lingkungan.
PENYAKIT hipertensi, diabetes melitus, hingga masalah gigi menjadi penyakit yang banyak ditemukan dalam program Cek Kesehatan Gratis (CKG).
Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin, mengungkapkan pentingnya untuk mengukur tekanan darah secara rutin.
Tekanan darah tinggi bisa dikendalikan tanpa obat dengan menerapkan gaya hidup sehat. Simak 5 perubahan gaya hidup yang efektif menurunkan hipertensi.
Tomat mengandung kalium dan likopen yang efektif menurunkan tekanan darah tinggi. Pelajari bagaimana tomat membantu mengelola hipertensi dan menjaga kesehatan jantung secara alami.
Lansia di Indonesia menghadapi berbagai masalah kesehatan, termasuk hipertensi, diabetes, dan penyakit jantung.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved