Selasa 14 Maret 2023, 11:45 WIB

Anak Juga Berpotensi Alami Henti Napas Saat Tidur

Basuki Eka Purnama | Humaniora
Anak Juga Berpotensi Alami Henti Napas Saat Tidur

Freepik
Ilustrasi

 

DOKTER spesialis jantung dan pembuluh darah  Yamin dari RSUPN Cipto Mangunkusumo (RSCM) mengatakan henti napas akibat Obstructive Sleep Apnea (OSA) tidak hanya bisa dialami orang dewasa, tapi juga anak-anak.

"Tentu bisa dan semakin muda dia mengalami OSA maka semakin mudah seseorang terkena penyakit jantung, artinya semakin dini kenanya," kata Yamin dalam diskusi daring, Senin (13/3).

Yamin menjelaskan, OSA merupakan rusaknya jalan napas yang terjadi saat tidur. Akibatnya, saturasi oksigen turun dan tidur pun menjadi terganggu.

Baca juga: Kurang Tidur Bisa Sebabkan Anak Sulit Berkonsentrasi

Menurutnya, ada beberapa tanda yang harus diwaspadai yang mengindikasikan OSA, di antaranya sering terbangun saat tidur dan mendengkur.

"Kemudian ada periode di mana saat dia tidur, napasnya itu seperti berhenti terus tercekik lalu dia tidur lagi. Kadang-kadang dia juga sering terbangun karena ada sumbatan (di jalur napasnya)," ujar Yamin.

Hal-hal tersebut, menurut Yamin, tentu membuat tidur menjadi tidak berkualitas. Akibatnya, anak biasanya mengantuk sepanjang hari, sulit berkonsentrasi, sering pusing, lemas, dan tidak segar.

Baca juga: Penderita Insomnia Berisiko Lebih Tinggi Terkena Serangan Jantung

Yamin mengatakan, baik anak-anak maupun orang dewasa yang mengalami gejala tersebut sebaiknya langsung memeriksakan diri ke dokter. Sebab, OSA memiliki kaitan yang erat dengan penyakit kardiovaskular.

"Jadi, kalau sudah ada tanda-tanda atau keluhan tadi, jangan menunggu sampai ada komplikasi jantung. Segera lakukan pemeriksaan," katanya.

Saat melakukan pemeriksaan, Yamin mengatakan dokter akan meminta pasien mengisi kuisioner dan melakukan tes polisomnografi yaitu tes untuk mendiagnosis gangguan tidur.

"Jadi, nanti ada alat yang dipasang saat tidur, untuk mengukur mulai dari irama jantung, saturasi, hingga fungsi otak. Dengan tes itu, bisa kelihatan benar ada gangguan tidur atau tidak. Kalau ada, derajatnya bagaimana, apakah ringan, sedang, atau berat, dan penyebabnya di mana," jelas Yamin.

"Setelah diketahui bagaimana derajatnya dan di mana sumber masalahnya, itu akan mengarahkan dalam melakukan penanganan. Tentu penanganannya harus komprehensif dan sesuai dengan masalah utamanya," pungkasnya. (Ant/Z-1)

Baca Juga

Ist/DPR

Komisi X DPR Apresiasi Perpustakaan Daerah Kota Bogor

👤mediaindonesia.com 🕔Jumat 31 Maret 2023, 09:32 WIB
Sekarang, berkat keseriusan Wali Kota Bogor dalam membangun Perpustakaan Daerah Kota Bogor, pengunjung yang datang pada siang hari sudah...
Ist/DPR

DPR Soroti Pengawasan Haji Terkait WNI yang Berangkat dari Negara Lain

👤mediaindonesia.com 🕔Jumat 31 Maret 2023, 09:05 WIB
DPR mendorong Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umroh Kementerian Agama (Kemenag) untuk melakukan pengawasan terhadap...
MI/RAMDANI

Ini Delapan Zat Gizi yang Harus Dipenuhi Ibu Hamil

👤Basuki Eka Purnama 🕔Jumat 31 Maret 2023, 08:00 WIB
Asam folat akan membantu pembentukan sel darah merah dan memelihara pertumbuhan serta perkembangan janin termasuk susunan saraf pusat pada...

E-Paper Media Indonesia

Baca E-Paper

Berita Terkini

Selengkapnya

Top Tags

BenihBaik.com

Selengkapnya

MG News

Selengkapnya

Berita Populer

Selengkapnya

Berita Weekend

Selengkapnya