Headline
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
GURU Besar Departemen Ilmu Kesehatan Anak Universitas Indonesia Prof Rini Sekartini menjelaskan bahwa anak usia sekolah yang kurang tidur bisa mengalami sulit konsentrasi hingga mengurangi prestasi akademik mereka.
"Pada anak besar usia sekolah, kurang tidur dapat menyebabkan anak kurang konsentrasi, tidak fokus, selanjutnya akan menyebabkan masalah belajar dan mengurangi prestasi akademik anak," kata Rini, dikutip Senin (13/3)..
Rini, yang juga tergabung dalam Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), menjelaskan anak memiliki durasi tidur yang berbeda sesuai dengan usia masing-masing.
Baca juga: Penderita Insomnia Berisiko Lebih Tinggi Terkena Serangan Jantung
Misalnya, anak berusia 4 hingga 12 bulan baiknya mempunyai durasi tidur selama 12 hingga 16 jam per hari. Kemudian 1 hingga 2 tahun tidur selama 11 sampai 14 jam per hari, dan usia 3 sampai 5 tahun tidur 10 hingga 13 jam per hari.
Selanjutnya, pada anak usia sekolah, yakni 6 hingga 12 tahun, Rini menganjurkan untuk tidur selama 9 hingga 12 jam per hari dan usia 13 hingga 18 tahun tidur selama 8 hingga 10 jam per hari.
Rini mengimbau agar setiap anak memiliki jam tidur yang baik, terlebih pada anak dengan usia yang lebih kecil. Sebab, jika mereka kurang tidur, hal tersebut akan mempengaruhi mood hingga keaktifan dalam bermain.
Baca juga: Gemar Begadang Saat Muda Bisa Picu Pikun di Usia Tua
Hal tersebut disebabkan karena fungsi tidur bagi anak sendiri berguna untuk memulihkan fisik, emosi, maupun psikososialnya. Sehingga, kurang tidur juga akan berpengaruh pada tumbuh kembang hingga masalah perilaku anak.
"Bila anak (dengan usia lebih kecil) kurang tidur, akan menimbulkan kerewelan, anak tertidur saat makan, kurang aktif bermain dan bersosialisasi dengan teman sebaya," kata Rini.
"Selain itu, kurang tidur akan berdampak pada sistem imun anak sehingga anak mudah terserang penyakit. Kemudian, saat tidur malam, tubuh akan mengeluarkan hormon pertumbuhan secara maksimal, dan hormon pertumbuhan berguna untuk mengoptimalkan tinggi badan anak," pungkasnya. (Ant/Z-1)
Tidak hanya menyenangkan, bermain juga diakui sebagai sarana penting untuk menumbuhkan berbagai keterampilan hidup yang esensial.
Langkah yang dapat dilakukan orangtua dalam mendorong anak supaya terbiasa mengonsumsi makanan yang sehat dan bergizi antara lain melalui pembelajaran dari kebiasaan sehari-hari.
Kebiasaan makan bergizi seimbang beragam dan aman pada anak bukan semata tentang apa yang disajikan, namun juga penanaman nilai gizi secara konsisten dalam keluarga.
Orangtua dianjurkan untuk menyajikan camilan sehat seperti buah potong segar, jagung rebus, ubi kukus, bola-bola tempe, puding susu tanpa gula tambahan, atau dadar sayur mini.
Pertanian tetap menjadi sektor terbesar untuk pekerja anak, menyumbang 61% dari semua kasus, diikuti oleh jasa (27%), seperti pekerjaan rumah tangga.
Wakil Duta Besar Australia untuk Indonesia Gita Kamath mengatakan bidan merupakan inti dari sistem perawatan kesehatan primer, terutama bagi perempuan dan anak perempuan.
Tidur merupakan proses biologis penting yang terjadi secara siklik, terbagi menjadi beberapa fase, termasuk tidur ringan hingga dalam dan fase mimpi.
Kelumpuhan tidur membuat seseorang sadar tapi tak bisa bergerak, disertai halusinasi menyeramkan. Simak penjelasan ilmiah, faktor risiko, serta cara mengatasinya menurut para pakar.
Saat tidur, tubuh melakukan pemulihan dan pengaturan beragam fungsi penting, seperti tekanan darah, detak jantung, dan keseimbangan hormon.
Menciptakan pola tidur melalui sleep hygiene bagi lansia dinilai dapat memberikan istirahat yang cukup dan menjaga fungsi otak.
Kalau kamu sering mengalami insomnia berat atau gangguan tidur kronis, sebaiknya konsultasikan dengan dokter atau psikolog.
Selama ini, kita tahu bahwa kurang tidur buruk bagi kesehatan otak. Tapi tahukah Anda, tidur terlalu lama juga bisa menimbulkan risiko serupa—termasuk meningkatkan potensi Alzheimer?
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved