Headline

Indonesia optimistis IEU-CEPA akan mengerek perdagangan hingga Rp975 triliun.

Fokus

Tiga sumber banjir Jakarta, yaitu kiriman air, curah hujan, dan rob.

Peneliti Ungkap Cahaya dari Kota Besar Dapat Merusak Kesehatan Jantung

Muhammad Ghifari A
14/7/2025 20:45
Peneliti Ungkap Cahaya dari Kota Besar Dapat Merusak Kesehatan Jantung
Ilustrasi, polusi Cahaya(freepik)

KINI mungkin saatnya untuk mempertimbangkan penggunaan tirai hitam, mematikan televisi sebelum tidur, dan meredupkan lampu. Studi terbaru menunjukkan bahwa terkena cahaya di malam hari dapat meningkatkan peluang terjadinya berbagai masalah jantung.

Asosiasi ini dapat dijelaskan secara biologis. Tubuh kita memanfaatkan sinyal cahaya untuk menentukan waktu tidur, dan jika rutinitas ini terganggu, ritme sirkadian kita yang mengatur berbagai proses internal bisa terganggu.

"Cahaya pada malam hari mengganggu sirkadian, yang merupakan faktor risiko yang dikenal untuk dampak negatif pada kardiovaskular," ungkap tim peneliti internasional dalam sebuah penelitian baru yang belum melalui proses review sejawat atau publikasi.

"Namun, pola paparan cahaya individu dan hubungannya dengan risiko penyakit kardiovaskular masih belum sepenuhnya dipahami. "

Untuk menyelidiki hal tersebut, para peneliti menganalisis data dari 88. 905 orang dewasa yang menggunakan sensor pada pergelangan tangan untuk memantau paparan cahaya selama seminggu, disertai pemeriksaan kesehatan lanjutan selama 9,5 tahun berikutnya.

Peserta dibagi menjadi kelompok berdasarkan jumlah cahaya yang mereka terima pada malam hari.

Dibandingkan dengan setengah peserta dengan paparan cahaya terendah, 10 persen yang menerima cahaya paling banyak di malam hari memiliki risiko jauh lebih tinggi terhadap masalah jantung, termasuk penyakit arteri koroner, serangan jantung, gagal jantung, fibrilasi atrium, dan stroke.

Penelitian ini mempertimbangkan berbagai faktor yang mempengaruhi kesehatan jantung, seperti merokok, konsumsi alkohol, pola makan, waktu tidur, aktivitas fisik, status sosial ekonomi, dan faktor genetik, untuk lebih tepat mengisolasi dampak paparan cahaya malam.

Data dari penelitian semacam ini tidak membuktikan hubungan sebab akibat yang jelas, tetapi menunjukkan adanya keterkaitan yang kuat.

Namun, data ini cukup untuk menyimpulkan bahwa cahaya malam adalah faktor risiko bagi masalah kesehatan jantung, dan menguranginya bisa menjadi langkah sederhana yang efektif untuk menurunkan risiko tersebut.

"Hubungan antara cahaya malam dan risiko gagal jantung serta penyakit arteri koroner lebih kuat pada wanita, dan korelasi antara cahaya malam dengan risiko gagal jantung dan fibrilasi atrium lebih berarti pada individu yang lebih muda dalam kelompok tersebut," tambah para peneliti.

Peneliti juga menunjukkan banyak fungsi tubuh yang bergantung pada ritme sirkadian yang teratur dan terdefinisi dengan baik, mulai dari tekanan darah hingga metabolisme glukosa. Gangguan pada ritme tersebut, contohnya saat bekerja pada shift malam, dapat berdampak pada kesehatan kita.

Salah satu mekanisme yang mungkin terlibat adalah hiperkoagulabilitas, peningkatan kecenderungan darah untuk membeku, yang sebelumnya telah dihubungkan dengan gangguan ritme sirkadian. Namun, kemungkinan terdapat berbagai faktor lain yang mendasari hubungan ini.

Para peneliti berharap bahwa penelitian di masa depan akan mengumpulkan data tentang paparan cahaya malam dalam jangka waktu yang lebih lama, serta tambahan informasi mengenai sumber cahaya, untuk membantu memperdalam pemahaman kita tentang hubungan ini.

Sebagian besar dari kita kini memiliki minimal satu layar yang menyala di kamar tidur, dan ini memberikan alasan tambahan untuk mematikan perangkat tersebut: sebuah survei mengungkapkan bahwa lebih dari separuh penduduk AS tertidur dengan televisi dalam keadaan menyala.

"Mengurangi paparan cahaya di malam hari bisa menjadi strategi yang bermanfaat dalam menurunkan risiko penyakit kardiovaskular," tulis para peneliti.

Sumber: Science Alert



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Reynaldi
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik