Headline
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.
AHLI gizi dari RSUPN dr. Cipto Mangunkusumo Fitri Hudayani menganjurkan untuk menghitung dan mempertimbangkan jumlah kalori jika ingin mencamil gorengan, termasuk pisang goreng, yang baru-baru ini dinobatkan jadi camilan terenak sedunia versi Taste Atlas.
Hal itu bertujuan agar asupan lemak tidak berlebihan dan masih dalam batas aman, mengingat pisang goreng umumnya adalah hasil olahan dengan cara digoreng dalam minyak yang mengandung lemak jenuh yang berisiko terhadap kesehatan.
Sebagai contoh, jika ingin mengonsumsi pisang goreng dua potong sebagai snack di pagi hari, seseorang harus mengurangi jenis makanan goreng lain yang dikonsumsi pada siang dan malam hari.
Baca juga: Demi Kenyamanan Lambung, Disarankan Hindari Gorengan Selama Ramadan
"Misalnya, saya makan snack tadi pagi pisang goreng dua potong. Kemudian nanti saya makan siang dan makan malam itu nggak makan gorengan untuk pendamping nasinya. Saya tetap bisa makan pisang goreng, tetapi asupan lemak saya sehari nggak berlebihan," kata Fitri, dikutip Selasa (28/2).
Jenis panganan ini memang populer dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia di berbagai daerah. Selain enak, panganan ini juga murah dan mudah didapatkan.
Fitri juga tidak menampik pisang goreng merupakan jenis makanan yang digemari masyarakat. Namun, dia mengingatkan, pisang goreng, apalagi yang diolah dengan bahan tambahan seperti tepung, berarti mengandung tambahan energi yang cukup tinggi sehingga jumlah konsumsinya tidak boleh berlebihan.
"Kalau misalnya kita tambah lagi (setelah makan pisang goreng) dengan makan makanan yang lain (yang digoreng) dalam satu hari, pastinya kita akan over untuk asupannya," ujar dia.
Walau pisang yang digoreng termasuk makanan favorit masyarakat, Fitri lebih menganjurkan untuk mengolahnya dengan metode pengukusan. Cara ini, kata dia, adalah cara terbaik untuk mempertahankan nilai gizi yang dikandung dalam buah pisang.
"Kalau konteksnya untuk diet atau untuk membatasi energi, pastinya pisang goreng tidak menguntungkan karena pisang yang tadinya sudah cukup tinggi energinya ditambah lagi oleh (tambahan) kandungan lemak," kata Fitri.
Jika tetap ingin digoreng, Fitri mengingatkan agar masyarakat tidak menggunakan minyak yang dipanaskan lama atau minyak yang digunakan secara berulang-ulang.
Air fryer dapat digunakan sebagai alternatif menggoreng karena hanya membutuhkan sedikit minyak atau bahkan tanpa minyak sama sekali.
Pisang merupakan salah satu jenis buah dengan jumlah dan kepadatan kalori yang lebih tinggi dibanding buah-buah populer lainnya seperti jeruk, pepaya, atau semangka.
Pisang juga baik untuk pencernaan karena mengandung serat dan membantu menambah energi karena mengandung gula di dalamnya.
Selain itu, imbuh Fitri, pisang mengandung kalium yang baik untuk kesehatan jantung.
Untuk mendapatkan kebaikan-kebaikan yang terkandung dalam buah pisang tersebut, Fitri lebih menganjurkan untuk mengonsumsi pisang dalam bentuk buah segar.
Buah pisang baik dikonsumsi sebagai pendamping makanan utama atau sebagai snack sebanyak dua kali sehari sekitar 110 gram setiap kali makan.
Pisang goreng dinobatkan jadi camilan dalam bentuk gorengan terenak sedunia versi Atlas, selaku ensiklopedia makanan dunia.
Teksturnya yang renyah di luar namun lembut di dalam dengan cita rasa manis bercampur gurih membuat pisang goreng digemari hampir semua orang.
Atlas sendiri merinci 50 gorengan yang biasanya dijadikan sajian penutup. Di antara 50 gorengan yang biasa dijadikan makanan penutup, pisang goreng mendapat skor tertinggi 4,60. (Ant/OL-1)
Pola makan mencerminkan gaya hidup dan sangat memengaruhi kesehatan tubuh secara keseluruhan.
Ahli gizi dari Universitas Gadjah Mada Pratiwi Dinia Sari mengatakan menjaga keseimbangan pola makan sehat dan menerapkan gaya hidup sehat bisa dilakukan selama liburan.
Studi isotop seng ungkap megalodon bukan hanya pemangsa paus, tapi pemakan oportunistik dengan pola makan beragam untuk penuhi kebutuhan energinya.
Jika selama ini anak-anak sering diberi asupan makanan yang tinggi gula, tinggi karbohidrat, dan rendah protein, rendah lemak, itu yang memicu terjadinya reaksi peradangan,
Enggak perlu diet aneh-aneh, diet OMAD, ketogenik, OCD. Selama orang itu melakukan diet yang seimbang dan dilakukan jangka panjang, hasilnya jauh lebih bagus.
Diet sehat yang kaya serat dan nutrisi dapat melindungi tubuh dari pembentukan sel-sel kanker.
Gorengan populer sebagai camilan atau makanan pendamping, terutama di Indonesia dan negara-negara Asia lainnya.
Meski enak dan gurih, gorengan sebaiknya dikonsumsi secara terbatas, karena bisa berdampak buruk bagi kesehatan, termasuk bagi kulit wajah, jantung, dan pencernaan
Plastik mengandung beberapa zat-zat kimia berbahaya, seperti Bispehenol-A (BPA) dan PVC (Polyvinyl chloride). Zat ini tidak larut, sukar terurai, dan dapat berpindah saat terkena panas.
Paparan terhadap senyawa akrilamida dari makanan yang digoreng seharusnya menjadi perhatian serius. Zat ini memiliki sifat karsinogenik dan berpotensi menyebabkan kanker
Pakar kesehatan dari Perhimpunan Dokter Spesialis Gizi Klinik Indonesia (PDGKI) DKI Jakarta Ida Gunawan mengingatkan umat muslim untuk tidak berbuka uasa dengan mengonsumsi gorengan.
Gorengan populer sebagai camilan di banyak negara, terutama di Indonesia, karena rasanya yang gurih dan teksturnya yang renyah.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved