Headline
Setnov telah mendapat remisi 28 bulan 15 hari.
MARKIJA Markija memberikan kesempatan untuk mahasiswa/i Politeknik dan Sekolah Vokasi Indonesia untuk melaksanakan magang di industri Eropa.
Tujuan dari program magang Markija yaitu meningkatkan pengetahuan profesional dan keahlian internasional mahasiswa/i vokasi Indonesia.
Markija adalah sociopreneurshipdi bidang edukasi di mana mahasiswa/i yang terpilih mengikuti program magang Markija akan melaksanakan magang selama 2 tahun, mendapatkan tunjangan dan fasilitas standar Eropa, tanpa dipungut biaya.
Program ini sejalan dengan Program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM), Kemendikbudristek RI, sehingga mahasiswa/i akan mendapatkan kredit akademik selama melaksanan Magang di Eropa.
Pada Senin (6/2), Markija mengadakan acara dengan tema "Program Magang Markija ke Eropa untuk Mahasiswa Vokasi Indonesia", bertempat di Century Park Hotel, Jakarta.
Pada acara ini, Markija menjadi tuan rumah yang dipimpin oleh Dr. Heru Dewanto selaku Chairman Markija dan Bence Schmatovich selaku Presiden Direktur Markija.
Baca juga: Tingkatkan Professionalisme SDM Pertanian, Kementan Kuatkan Pendidikan Vokasi
Markija bersama dengan mitranya dari Eropa, Prohuman, mengundang perwakilan dari industri Samsung Hongaria dan juga mengundang Duta Besar Hongaria untuk Indonesia, H.E Lilla Karsay, Direktur Akademik Pendidikan Tinggi Vokasi Kemendikbud-Ristek RI, Dr. Beny Bandanadjaja, serta para Direktur Politeknik dan Dekan Sekolah Vokasi di Indonesia.
Selama tahun 2022, Markija sudah berkontrak dengan berbagai Industri di Eropa (Hongaria, Ceko, dan Romania) untuk memberangkatkan lebih dari 1300 mahasiswa/i magang, dimana sudah lebih dari 600 mahasiswa/i yang diberangkatkan.
Markija berperan penting sebagai pembuka pintu antara para mahasiswa/i vokasi Indonesia dengan Industri-Industri di Eropa.
Dr. Heru Dewanto selaku Chairman Markija menjelaskan bahwa program magang ini nantinya akan dilakukan ke berbagai negara.
“Model ini bagus, akan diterapkan ke seluruh politeknik di Indonesia dan akan dilakukan ke semua negara. Saat ini masih 3 negara – Hongaria, Ceko, dan Romania”
“Semua negara industri akan menjadi sasaran kita. Karena hukum paling dasar dari ekonomi adalah, supply dan demand. Kita memiliki banyak SDM vokasi terampil, namun industrinya tidak banyak, di sana sebaliknya industri banyak, SDM-nya sedikit. Tunjangan magang untuk mahasiswa/i vokasi di Eropa tentunya juga lebih tinggi dibandingkan di Indonesia,” jelasnya.
“Program magang ini tidak disubsidi oleh pemerintah, artinya ini market driven, dan program ini menguntungkan semua pihak yang terlibat, baik itu Industri di Eropa, Politeknik/Sekolah Vokasi, Mahasiswa, hingga peningkatan SDM dan Ekonomi negara terlibat.”
Selain itu, Presiden Direktur Markija, Bence Schmatovich juga menyampaikan “Feedback dari Industri sangatlah baik dan permintaan dari Industri Eropa terus meningkat."
"Kami bekerja keras menemukan kesesuaian di industri baru dengan memfokuskan magang pada bidang keteknikan namun tidak menutup peluang untuk posisi lainnya, sehingga lebih banyak lagi mahasiswa/i vokasi yang dapat mengikuti Program Magang Markija” tandasnya.
Dukungan yang sama disampaikan oleh Direktur Akademik Pendidikan Tinggi Vokasi Kemendikbudristek RI Dr. Benny Bandanadjaja.
Ia mengatakan bahwa program ini sudah berjalan hampir 2 tahun. “Kami melihat kegiatan ini sangat bagus untuk mahasiswa vokasi karena mereka disana mereka bisa bergerak di lini industri," jelasnya.
"Belum lagi mereka mendapatkan tunjangan, transport dan lainnya. Serta segala hal administratif sudah diberikan perizinan oleh Kedutaan, Pihak Kementerian, dan Pihak Hongaria di sana,” ucap Benny.
“Diharapkan, setelah lulus mereka memiliki pengalaman praktek lebih banyak dan lebih mudah mendapatkan pekerjaan," katanya.
"Hal Ini sangat mendukung program pemerintah dalam rangka meningkatkan penyerapan angkatan kerja vokasi dengan gaji lebih layak. Kesempatan yang baik ini difasilitasi oleh Markija dengan peluang lebih bagus khususnya untuk mahasiswa politeknik dan sekolah vokasi,“ papar Benny.
Tak hanya itu, dukungan juga disampaikan oleh Duta Besar Hongaria, H.E. Lilla Karsay untuk Indonesia.
“Program magang Markija mendapat dukungan penuh dari pemerintah Hongaria dalam administrasi," katanya.
"Perlu diketahui bahwa pengurusan visa di Kedutaan membutuhkan waktu yang cukup lama, namun dengan adanya kerja sama antara Markija dan Kedutaan Hongaria, maka jangka waktu pembuatan visa dapat dipersingkat,” terang Lilla Karsay.
Hal senada juga diungkapkan oleh Csongor Juhász Founder dan CEO Prohuman,
Perusahaan Human Resource terbesar di Hongariadan Eropa Tengah yang berperan penting dalam meningkatkan kepercayaan antaraMahasiswa Vokasi dengan industri di Hongaria dalam program magang Markija ke Eropa.
Mereka menyampaikan mengapa memilih mahasiswa vokasi di Indonesia karena kualitas Pendidikan Vokasi di Indonesia yang terbilang cukup baik. mereka mendapatkan informasi tersebut dari Markija.
Karena itu, mereka membuka pintu untuk mahasiswa vokasi Indonesia untuk mengembangkan kemampuan mereka di sana.
Industri di Hongaria dan Eropa Tengah suka dengan mahasiswa vokasi Indonesia. Awalnya mereka mengira kemampuan mahasiswa vokasi Indonesia rendah, tapi ternyata mereka memiliki skill tinggi dan dibutuhkan di industri seperti otomotif, manufaktur serta sektor IT dan telekomunikasi, dan lainnya. (RO/OL-09)
Stella mengutarakan masa kuliah merupakan waktu yang ideal untuk mengeksplorasi minat, mencoba hal-hal baru, dan tidak sekadar mengikuti arus.
Program beasiswa ini adalah bentuk penghormatan UBSI terhadap nilai-nilai spiritual yang menjadi fondasi karakter bangsa.
Antusias membaktikan diri terjun ke desa, mahasiswa berbagai perguruan tinggi patahkan citra negatif Gen Z. Seperti apa cerita kiprah mereka?
Itu merupakan wujud nyata kolaborasi atau kerjasama perguruan tinggi dan masyarakat untuk mengangkat potensi lokal.
Mahasiswa diajak untuk memahami konsep dasar pengelolaan keuangan pribadi, pentingnya perencanaan keuangan sejak dini, serta mengenali risiko dan peluang dalam dunia keuangan digital.
Harimurti menambahkan ketidakpastian hukum ini dapat dilihat dari data empiris yang menunjukkan adanya variasi putusan pengadilan dalam memaknai Pasal 31 UU No 24 Tahun 2009.
Israel memberikan izin khusus kepada Indonesia untuk mengirimkan bantuan kemanusiaan melalui jalur udara (airdrop) ke Gaza.
Israel disebut tengah berunding dengan lima negara, termasuk Indonesia, untuk menerima warga Gaza
Prabowo menegaskan perlunya pengawasan dan transparansi dalam kekuasaan.
PBSI membidik satu gelar juara pada Kejuaraan Dunia 2025 yang akan berlangsung 25–31 Agustus di Adidas Arena atau Arena Porte de La Chapelle, Paris, Prancis.
PERAHU naga berhasil meraih tiga medali emas untuk Indonesia dalam ajang The World Games Chengdu 2025. Adapun yang terbaik yakni nomor 10-seater 500 meter, Minggu (10/8) waktu setempat
Kepala Negara mengingatkan bahwa meskipun Indonesia tidak menyukai perang, realitas menunjukkan konflik bersenjata terjadi di berbagai belahan dunia.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved