Headline

Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.

Fokus

Presiden menargetkan Indonesia bebas dari kemiskinan pada 2045.

Kawasan Bebas Rokok Kurang Berdampak pada Prevalensi Merokok

Naufal Zuhdi
26/1/2023 20:41
Kawasan Bebas Rokok Kurang Berdampak pada Prevalensi Merokok
Warga melintas di dekat tanda kawasan bebas asap rokok.(MI/Andri Widiyanto)

PADA 2013, prevalensi perokok anak mencapai 7,20%. Lalu pada 2016, mengalami kenaikan menjadi 8,80% dan 9,10% pada 2018.

Sementara itu, pada 2019 naik menjadi 10,70% dan pada 2021 angka tersebut turun menjadi 9,98%. Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menilai Kawasan Tanpa Rokok (KTR) tidak berdampak langsung terhadap penurunan prevalansi merokok, khususnya kalangan anak.

"Prevalansi merokok anak naik dikarenakan ada tawaran untuk rokok elektrik. KTR saat ini sudah melebihi target kabupaten/kota," ujar Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes Maxi Rein Rondonuwu, Kamis (26/1).

Baca juga: Rokok Ancaman Serius bagi Bonus Demografi Indonesia

"Namun, memang hanya baru sampai pada regulasi. Belum sampai pada penerapan penegakan hukum dan pengawasan," imbuhnya.

Kemenkes juga telah mengajukan revisi Peraturan Pemerintah Nomor 109 Tahun 2012 tentang Pengendalian Tembakau. Serta, menggencarkan roadshow untuk kementerian/lembaga yang sedikit 'resistance' dengan hal tersebut.

Baca juga: Banyak Iklan Rokok Ditemukan di Sekitar Sekolah

"Kami minta sampai dengan 75% soal gambar akibat rokok dipenuhi. Kemudian, larangan untuk menjual rokok batang di warung. Itu sudah kami masukan, termasuk pemberlakuan rokok elektrik," jelas Maxi.

Namun, lanjut dia, hingga saat ini revisi Peraturan Pemerintah Nomor 109 Tahun 2012 yang masih dalam pembahasan, belum juga membuahkan hasil.(OL-11)
 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya