Headline
Mantan finalis Idola Cilik dan kreator konten juga memilih menikah di KUA.
Mantan finalis Idola Cilik dan kreator konten juga memilih menikah di KUA.
Ketegangan antara Thailand dan Kamboja meningkat drastis sejak insiden perbatasan
PEMERINTAH melakukan program imunisasi ulangan pada anak usia sekolah dasar atau sederajat (MI/SDLB) yang pelaksanaannya serentak di Indonesia dengan nama Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS). Kegiatan BIAS merupakan upaya Kemendikbud-Ristek meningkatan kualitas kesehatan peserta didik, hal yang secara mendasar terus dilakukan melalui pelaksanaan Usaha Kesehatan Sekolah (UKS).
Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah Kemendikbudristek, Iwan Syahril mengatakan bahwa UKS merupakan segala usaha yang dilakukan dalam meningkatkan kesehatan peserta didik pada setiap jalur, jenis dan jenjang pendidikan mulai dari PAUD/TK, SD, SMP dan SMA/SMK dan yang sederajat.
"UKS dilaksanakan dengan tiga pilar kegiatan utama, yaitu pendidikan kesehatan, pelayanan kesehatan dan pembinaan lingkungan sekolah," ujarnya dalam kegiatan "Semarak Sehat Imunisasi, Sehat Anak Negeri" yang digelar di SDN 05 Bendungan Hilir, Kecamatan Tanah Abang, Jakarta Pusat pada Rabu (30/11).
Baca juga: KLHK: Luas Karhutla 2022 Turun 35,84%
Baca juga: WHO: Cacar Monyet Punya Sebutan Baru
Dikatakan oleh Ditjen PAUD Dikdas dan Dikmen, kaitannya dengan pelayanan kesehatan, salah satu yang harus dilakukan adalah imunisasi. Pemberian imunisasi bagi anak usia sekolah ini merupakan komitmen pemerintah dalam rangka meningkatkan kualitas sumber daya manusia melalui perwujudan kesehatan masyarakat sejak dini.
"Melalui kesempatan ini kami menyampaikan apresiasi dan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu pelaksanaan Bulan Imunisasi Anak Sekolah ini. Mari kita dukung bersama pelaksanaan imunisasi bagi anak sekolah ini, untuk mewujudkan anak-anak Indonesia yang sehat, kuat, cerdas dan berkarakter," lanjut Iwan.
Di sisi lain, Direktur Sekolah Dasar, Muhammad Hasbi dalam laporannya mengatakan tidak dapat dipungkiri kondisi siswa sejak sebelum pandemi covid-19 banyak peserta didik kita yang mengalami masalah kesehatan yang cukup memprihatinkan, dan kondisi ini diperparah setelah masuknya pandemi covid-19.
"Tingkat kekebalan (titer antibody) seseorang terhadap penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I) akan turun seiring dengan bertambahnya usia, sehingga diperlukan imunisasi booster (lanjutan) agar tingkat kekebalan dapat ditingkatkan kembali," ujar Hasbi.
Untuk menangani hal tersebut dan untuk meningkatkan status kesehatan peserta didik, Kemendikbud-Ristek telah meluncurkan Kampanye Sekolah Sehat pada tanggal 23 Agustus 2022. Kampanye Sekolah Sehat merupakan bagian dari upaya peningkatan status Kesehatan peserta didik melalui Sehat Gizi, Sehat Fisik dan Sehat Imunisasi di satuan pendidikan. (H-3)
Salah satu kendala utama dalam mencapai target IDL di Pangkalpinang adalah masih adanya penolakan dari sebagian masyarakat.
PELAKSANAAN imunisasi kejar Japanese Encephalitis (JE) dinilai penting sebagai upaya melindungi anak-anak dari penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I)
Menteri Kesehatan AS Robert F. Kennedy Jr. memecat 17 anggota Komite Penasihat Praktik Imunisasi (ACIP), dengan alasan konflik kepentingan.
Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menegaskan pentingnya memberikan imunisasi yang lengkap kepada anak-anak sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan.
IMUNISASI anak wajib diberikan pada bayi baru lahir hingga individu usia 18 tahun. Kementerian Kesehatan mewajibkan vaksinasi pada anak untuk melindungi buah hati
Vaksinasi BCG pada anak di negara-negara yang tinggi angka TB efektif untuk mencegah penyakit TB yang berat seperti TB di selaput otak, atau TB milier yang dapat menyebabkan sesak napas.
Mendikdasmen) Abdul Mu’ti menegaskan bahwa Masa Pengenalan Lingkungan Satuan Pendidikan (MPLS) bukan masa perpeloncoan atau masa senioritas
Sementara itu Kepala SDN Kertasari 3, Sofia Widawaty, menjelaskan bahwa kini sekolah yang dipimpinnya hanya memiliki 18 siswa aktif.
Data 2024 menunjukkan angka partisipasi sekolah (APS) untuk usia 16–18 tahun di Banten baru mencapai 71,91%, masih di bawah rata-rata nasional.
Dengan peningkatan kebijakan yang tepat, Indonesia dapat terus meningkatkan angka partisipasi sekolah.
Usaha pencegahan anak putus sekolah semestinya dilakukan dengan memperhatikan sejumlah aturan yang ada dan memperhatikan efektivitas pada kondisi belajar anak dan kondisi kerja guru.
GUBERNUR Jawa Barat (Jabar) Dedy Mulyadi mengeluarkan keputusan yakni memperbolehkan jumlah siswa dalam satu kelas mencapai hingga 50 siswa. Itu menuai respons dari kepala sekolah
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved