Headline

Presiden memutuskan empat pulau yang disengketakan resmi milik Provinsi Aceh.

Fokus

Kawasan Pegunungan Kendeng kritis akibat penebangan dan penambangan ilegal.

KLHK: Luas Karhutla 2022 Turun 35,84%

Atalya Puspa
30/11/2022 12:18
KLHK: Luas Karhutla 2022 Turun 35,84%
Ilustrasi karhutla.(DOK MI)

Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) mencatat adanya penurunan luas kebakaran hutan pada periode Januari hingga Oktober 2022 dibandingkan dengan periode yang sama pada 2021.

"Jika dibandingkan tahun 2021 pada periode yang sama, luas karhutla menurun 35,84% atau seluas 110.334 hektare," kata Basar Manullang saat dihubungi, Rabu (30/11).

Adapun, berdasarkan penghitungan KLHK, luas karhutla periode Januari hingga Oktober 2022 ialah seluas 197.929 hektare. Secara rinci, karhutla terjadi di 176.929 hektare lahan mineral dan 20.514 hektare lahan gambut.

Sementara itu, jumlah titik panas di tahun 2022 sampai dengan 29 November 2022 berjumlah 1.266 titik.

Adapun, saat ini KLHK tengah melakukan persiapan untuk menghadapi ancaman karhutla yang akan terjadi pada tahun 2023.

"Meskipun curah hujan tahunan 2023 yang diprakirakan melebihi batas normalnya di sebagian wilayah Indonesia menurut BMKG, namun tetap perlu waspada dan siaga terhadap peningkatan potensi kekeringan dan karhutla di beberapa wilayah rawan karhutla," beber Basar.

Ia menegaskan, langkah-langkah pencegahan harus dilaksanakan sedini mungkin. Upaya pencegahan harus tetap dilaksanakan seperti pamantauan titik hotspot, pemadaman dini, patroli pencegahan, sosialisasi, dan upaya lainnya. Beberapa langkah konkret yang dilakukan di antaranya sinergitas program dan perencanaan pentaheliks pemangku kepentingan dan pemangku kebijakan pusat maupun daerah dalam rangka pengendalian karhutla.

Selain itu meningkatkan pengendalian karhutla melalui upaya pencegahan karhutla secara permanen melalui analisis iklim, deteksi dini, pengendalian operasional, dan aktivasi seluruh satgas pengendalian karhutla.

"Beberapa aspek penting dalam pengendalian karhutla yang perlu diperkuat antara lain optimalisasi organisasi, SDM, sarana prasarana, pengembangan inovasi, dan pemberdayaan masyarakat," ucapnya.

Tak lupa juga kolaborasi pentaheliks dalam pengendalian karhutla sangat penting dalam mendikung Indonesia’s FOLU Net Sink 2030 melalui no burn cropping, community wildfire, dan meningkatkan pelaksanaan PLTB.

"Dan terakhir mendorong peran serta masyarakat dalam dalam pencegahan karhutla melalui Masyarakat Peduli Api (MPA)," pungkas dia. (OL-12)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Retno Hemawati
Berita Lainnya