Headline
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
KEPALA Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Prof. K.H. Yudian Wahyudi MA. Phd menghadiri acara dialog kebangsaan "Pola Pembangunan Nasional Semesta Berencana dalam Perencanaan Pembangunan Nasional di Bidang Ilmu Pengetahuan Teknologi Berdasarkan Haluan Ideologi Pancasila" di kampus Universitas Syiah Kuala Banda Aceh.
Dalam menyambut Indonesia Emas 2045 merupakan tujuan terbaik untuk generasi milenial dipersiapkan saat ini menjadi penerus bangsa dalam membumikan Pancasila.
Dalam sambutannya Kepala BPIP Prof. Yudian Wahyudi mengatakan, Aceh merupakan sebagai serambi mekahnya Indonesia dikenal sebagai daerah yang kental dalam agama.
Baca juga : Pertama di Tahun 2023, BPIP Angkat 399 Purnapaskibraka Jadi Duta Pancasila
Keterpaduan ilmu agama dan ilmu pengetahuan tersebut mampu melahirkan beberapa tokoh pemikir bangsa dan Islam, salah satunya adalah Prof. Dr. Teungku Muhammad Hasbi Ash-Shiddieqy, seorang ulama, ahli fikih, tafsir Al-Quran dan hadis.
"Jadi beliau itu, adalah mantan Dekan Fakultas Syariah UIN Sunan Kalijaga yang juga pernah saya pimpin. Hasbi memiliki peran penting dalam mengenalkan “Fikih Indonesia” yang menekankan pentingnya pengambilan ketetapan fikih dari hasil ijtihad yang lebih sesuai dengan karakter bangsa Indonesia. Tujuannya agar Fikih tidak diperlakukan sebagai barang asing sekaligus antik," jelasnya saat membuka kegiatan Dialog Kebangsaan, Selasa (8/11).
Mantan Rektor UIN tersebut mengatakan, Aceh merupakan sebagai tiang penyangga Republik Indonesia dan gerbang masuk Indonesia telah mampu menjaga itu dengan baik hingga detik ini.
Baca juga : Empat Tokoh Gembleng Calon Pasukan Pengibar Bendera Pusaka 2023
"Perjuangan tersebut tidak boleh berhenti disitu, kehidupan terus berjalan dan peradaban manusia menjadi lebih dinamis yang mengharuskan masyarakat untuk beradaptasi dengan kondisi globalisasi yang cepat dan luwes," paparnya.
Yudian menjelaskan, dalam menyambut generasi emas 2045, pemupukan dan internalisasi nilai-nilai ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kesejahteraan, dan keadilan harus terus dirawat terutama oleh anak-anak muda kita khususnya para agen terpelajar yang duduk di bangku universitas.
"Pancasila mengajarkan kita untuk memiliki sifat yang statis sekaligus dinamis. Statis berarti kita harus tetap berpegang teguh kepada ideologi Pancasila. Sedangkan dinamis berarti kita dituntut untuk beradaptasi dengan budaya zaman," ucapnya.
Baca juga : UP-BPIP Kerja Sama Sosialisasi dan Menduniakan Nilai-Nilai Pancasila
"Jadi pemuda yang berkumpul pada pagi hari ini merupakan calon pemimpin bangsa yang harus memiliki karakter reflektif dalam membaca sejarah," tegas Yudian.
"Selain itu ia juga dituntut untuk memiliki pandangan yang luas terhadap ilmu pengetahuan dan tradisi, sehingga ia nantinya akan menjadi pemuda yang terpelajar dan moderat yang mampu menghargai budaya luar dengan tetap menjaga tradisi NKRI," jelasnya.
Sementara itu, Rektor Universitas Syiah Kuala Prof. Dr. Ir. Marwan mengucapkan terima kasih atas kepercayaan BPIP karna sudah percaya mengadakan acara Dialog kebangsaan ini dilingkungan kampusnya serta memberikan arahan kepada mahasiswa.
Baca juga : Antisipasi Radikalisme, Kepala BPIP Minta Masyarakat Sinergi Bumikan Pancasila
"Ini sudah beberapa kali bapak kepala BPIP berkunjung ke Universitas Ini, dan saat ini juga bangsa Indonesia sedang membangun sumber daya manusia yang unggul untuk menyongsong Indonesia emas di tahun 2045," jelasnya.
Marwan mengaku, tidak hanya dalam bidang keahlian namun juga dalam hal ideologi bangsa juga saat ini sedang dalam pemupukan terhadap generasi muda saat ini.
"Pancasila lahir dengan proses yang sangat Panjang, Pancasila merupakan kesepakatan kita Bersama dalam membangun karakter bangsa kedepan," paparnya.
Dalam kegiatan ini, turut hadir Wakil Kepala BPIP RI Dr. Drs. Karjono, S.H., M.Hum, Deputi Bidang Hubungan Antar Lembaga, Sosialisasi, Komunikasi, dan Jaringan BPIP RI Ir. Prakoso, M.M, Rektor Universitas Syiah Kuala Prof. Dr. Ir. Marwan, Anggota DPR RI Dr. Rieke Diah Pitaloka, Pj. Walikota Banda Aceh H. Bakri Shiddiq, S.E., M.Si. (RO/OL-09)
Dalam konteks geopolitik modern, konsep proxy war atau perang perwakilan memiliki peran penting dalam memahami dinamika kekuatan global
Semua komponen bangsa harus bahu membahu menciptakan rasa aman sebagaimana arahan Presiden RI.
Dengan politik jalan tengah itu, Bivitri mengatakan program-program yang ditawarkan partai politik sekadar gimik belaka, bukan program yang berkarakter ideologi kuat.
Fenomena pelibatan perempuan, remaja, dan anak dalam aksi terorisme menjadi tren baru yang mengkhawatirkan.
Transformasi digital tidak hanya menjadi alat pendukung produktivitas dan efisiensi, tapi juga bisa jadi sarana untuk memperkuat persatuan, keadilan hingga kesejahteraan.
Izin tambang untuk ormas menjadi perdebatan publik. Ormas keagamaan mulai disoroti terkait sikap apa yang akan mereka ambil. Yang menjadi sorotan adalah PBNU dan PP Muhammadiyah
Salah satu alasan di balik usulan penyempurnaan konstitusi, yakni terkait dengan pemantapan ideologi Pancasila.
MOMEN Mei-Juni penting untuk disegarkan kembali.
Reformasi KUHAP harus lepas dari warisan kolonial dan menjadikan Pancasila sebagai asas utama hukum acara pidana.
Sebagaimana dirumuskan para pendiri bangsa, demokrasi Indonesia dibangun di atas kesepakatan kebangsaan—yakni Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika.
DALAM rangka memperingati Hari Lahir Pancasila, politikus PDI Perjuangan Ancilla Hernani menggelar Festival Pancasila dan Pekan Kebudayaan Daerah di Kota Metro, Lampung, Rabu (4/6).
PADA 1 Juni bangsa Indonesia memperingati hari lahir Pancasila. Sebagai filosofi, dasar dan ideologi negara, sudah sepantasnyalah hari lahir Pancasila diperingati secara nasional.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved