Headline
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
INVESTASI pemberian makanan sehat dan bergizi dalam keluarga seharusnya menjadi prioritas orangtua agar anak memperoleh nutrisi optimal untuk tumbuh kembangnya.Sejalan dengan Hari Pangan Sedunia 2022,
Danone Specialized Nutrition Indonesia turut mengedukasi masyarakat seputar pentingnya pemenuhan nutrisi dalam segala kondisi melalui webinar yang berjudul “Peringati Hari Pangan Sedunia, Danone Indonesia Ajak Masyarakat Cerdas Atur Pengeluaran Agar Gizi Anak Optimal”.
Narasumber yang mengisi webinar tersebut yakni Mutia A. Sayekti S.Gz., MHEcon selaku Peneliti Ekonomi Kesehatan dari Ikatan Ekonomi Kesehatan Indonesia beserta Dr. dr. Ray Wagiu Basrowi, MKK selaku Medical & Scientific Affairs Danone Indonesia.
Baca juga : Program Bapak Asuh Signifikan Dapat Turunkan Prevalensi Stunting
Tema Hari Pangan Sedunia 2022 yakni “Leave No One Behind” menunjukan bahwa seluruh masyarakat Indonesia, apa pun latar belakangnya, memiliki hak untuk memperbaiki status gizi dan status kesehatan.
Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) tahun 2020 dari Badan Pusat Statistik menyebutkan, anak-anak Indonesia masih mengalami kerawanan akses terhadap makanan sehari-hari.
Kondisi tersebut diperparah dengan kenaikan harga bahan pokok dan pangan, imbas dari inflasi dan kenaikan BBM.
Baca juga : Herbalife Nutrition Dukung Pemerintah Cegah Stunting di Indonesia
Dampaknya, daya beli masyarakat terhadap bahan pangan, khususnya protein hewani berkurang. Jika masyarakat sulit mengakses makanan bergizi, angka stunting di Indonesia akan sulit diturunkan.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan, negara-negara dengan kondisi ekonomi baik memiliki nilai yang tinggi pada status kesehatan setiap individunya. Data tahun 2018 dari organisasi itu juga menyebut, angka kematian lebih tinggi di negara berpenghasilan rendah.
Pakar ekonomi kesehatan dari Ikatan Ekonomi Kesehatan Indonesia, Mutia A. Sayekti S.Gz., MHEcon mengatakan, malnutrisi atau permasalahan gizi sering dikaitkan dengan status ekonomi.“Ketahanan pangan dapat tercapai apabila setiap saat semua orang memiliki akses terhadap makanan yang cukup, aman, bergizi, sesuai kebutuhan diet untuk mencapai hidup sehat dan produktif."
"Dalam skala rumah tangga, ketahanan pangan dapat dimulai dengan memastikan keluarga mengkonsumsi gizi seimbang yang dapat diterapkan dalam beberapa langkah," katanya.
Baca juga : Legislator: Penurunan Stunting Tak Relevan dengan Bagi-Bagi Sembako Minim Gizi
Beberapa langkah seperti berkomitmen untuk hidup sehat sesuai dengan kemampuan, merencanakan menu per-minggu dengan konsep isi piringku, mempertimbangkan konsumsi makan anak di luar rumah, serta meningkatkan literasi keluarga terhadap kebutuhan nutrisi dan khususnya membuat anggaran khusus belanja bahan makanan.
"Orangtua dapat membuat skala prioritas dalam pengeluaran belanja, dengan mengutamakan kebutuhan yang esensial seperti pangan sehat dan bergizi untuk anak-anak mereka,” kata Mutia.
Merencanakan anggaran khusus daftar makanan per minggu dengan konsep Isi Piringku juga bisa dilakukan.
Baca juga : Rumah Sakit Berperan Penting dalam Percepat Turunkan Prevalensi Stunting
Mutia mencontohkan, untuk estimasi belanja makanan selama 3-5 hari dengan anggaran sekitar Rp 185.000 (dengan estimasi biaya di wilayah Depok, Jawa Barat dan sekitarnya) sudah bisa mendapatkan lauk protein hewani, nabati, sayuran, dan bumbu-bumbu serta susu untuk keluarga yang terdiri dari 2 orang dewasa dan 2 anak-anak.
Estimasi dalam sebulan pengeluaran belanja makanan adalah Rp 816.000, atau sekitar 23-24% untuk rumah tangga dengan kisaran penghasilan Rp 4 juta - Rp 5 juta.
Pemahaman akan pentingnya memenuhi kebutuhan gizi anak harus terus disosialisasikan sampai ke unit terkecil masyarakat, yaitu keluarga. Masyarakat juga harus paham bahwa kurang gizi dapat berdampak serius pada kesehatan dan perkembangan kecerdasan anak.
Baca juga : Pentingnya Kombinasi Zat Besi dan Vitamin C Dukung Tumbuh Kembang Anak
Data SSGI 2021 menyatakan prevalensi stunting di Indonesia mencapai 24,4% dan masih berada di atas batas WHO.
Selain itu, prevalensi underweight mengalami peningkatan dari 16,3% menjadi 17%. Sedangkan, pemerintah telah menetapkan stunting sebagai prioritas nasional, dengan menargetkan penurunan angka stunting menjadi 14 persen di tahun 2024.
Penanggulangan masalah Kesehatan perlu dilakukan dari berbagai aspek yakni akses terhadap makanan bergizi seimbang, edukasi dan intervensi serta kemitraan dan advokasi.
Baca juga : Relawan Puan Sosialisasikan Kelor sebagai Pencegah Stunting di Sukabumi
Dr. dr. Ray Wagiu Basrowi MKK, Medical Science Director Danone Indonesia, menjelaskan,“Dalam akses terhadap makanan bergizi perlu diperhatikan bahwa makanan yang dikonsumsi bervariasi serta dalam jumlah yang cukup serta kualitas gizi yang baik."
"Pemenuhan makanan yang bervariasi berhubungan dengan berkurangnya risiko defisiensi mikronutrien dan risiko kurangnya asupan nutrisi. Kajian sistematis menunjukkan, kurangnya variasi makanan berhubungan dengan kejadian stunting pada anak," katanya.
Selanjutnya, salah satu cara untuk orangtua dapat memastikan kebutuhan zat gizi makro dan mikro pada anak cukup adalah dengan menerapkan pedoman prinsip ‘Isi Piringku’ yang mengandung gizi seimbang.
Baca juga : Kader Posyandu Berperan Turunkan Angka Stunting di Pematang Siantar
Pedoman Isi Piringku mengacu pada konsumsi pembagian piring makan menjadi 2/3 makanan pokok, 1/3 lauk pauk, 2/3 sayur dan 1/3 buah, dilanjutkan dengan minum air 8 gelas/hari, 30 menit aktivitas fisik dan penerapan pola hidup bersih dan sehat.
"Di sisi lain, kita juga perlu memastikan bahwa makanan yang dikonsumsi memiliki kualitas gizi yang baik,” ujar Mutia.
Pemenuhan bahan baku pangan dengan pedoman Isi Piringku juga bisa dilakukan dengan diversifikasi pangan yakni konsumsi pangan lokal yang tersedia di lingkungan sekitar.
Baca juga : Perlu Kerja Sama Menyeluruh dalam Mengatasi Stunting di Tanah Air
Eksplorasi bahan makanan lokal, termasuk cara pengolahan, untuk akses yang berkesinambungan dapat dilakukan.
Ditambahkan oleh Mutia, setiap daerah memiliki pangan lokal yang berbeda-beda, namun karena ketidaktahuan, masyarakat jarang memanfaatkannya.
Daftar Bahan Makanan Penukar (DBMP) dapat menjadi salah satu referensi dalam memaksimalkan pemanfaatan pangan lokal, yaitu dengan mencari alternatif pangan yang mengandung nutrisi yang kurang lebih sama dengan pangan yang biasa dikonsumsi.
Baca juga : Banyak Konsumsi Makanan Cepat Saji bikin Anak Lambat Pahami Matematika dan Sains
Selain itu, pemberian makanan yang sudah difortifikasi juga bisa menjadi cara memenuhi kebutuhan gizi secara lebih murah. Sebab, bahan pangan terforitikasi sudah mengandung makroutrien dan mikronutrien sekaligus dalam satu makanan.
“Fortivikasi makanan merupakan upaya meningkatkan kualitas pangan dengan menambahkan pada makanan tersebut satu atau lebih zat gizi mikro tertentu," jela Ray.
"Hal ini bermanfaat sebagai salah satu cara intervensi pemenuhan zat gizi mikro masyarakat yang terbukti cost-effective terutama untuk mengatasi defisiensi micronutrient (hidden hunger) dan membantu percepatan perbaikan gizi anak Indonesia," Ray. (RO/OL-09)
Sayangnya, pasar pangan di Indonesia kian dibanjiri pangan impor yang harganya relatif lebih murah.
Sofyan A Djalil sebagai anggota pembina foodagogik menyampaikan bahwa transformasi bisa tercapai dengan adanya kebijakan yang baik dan didasari oleh penelitian.
Sebagai dasar perencanaan penguatan sistem pengawasan keamanan pangan, Bapanas telah melakukan penilaian untuk memetakan kondisi sistem manajemen pengawasan keamanan pangan
Kenaikan harga pangan kembali terjadi di pasar nasional per Rabu, 16 Oktober. Badan Pangan Nasional (Bapanas) mencatat lonjakan harga beberapa komoditas penting.
Bapanas hadir sebagai lembaga baru yang bertugas memastikan pasokan pangan, stabilitas harga, serta kesejahteraan masyarakat melalui manajemen pangan yang lebih baik.
Berbeda dengan negara-negara lain yang bergantung pada satu jenis pangan, Indonesia memiliki beragam pangan pokok yang unik dari satu daerah ke daerah lainnya.
Hari Cuci Tangan dengan Sabun Sedunia diperingati setiap 15 Oktober untuk meningkatkan kesadaran global akan pentingnya mencuci tangan dengan sabun guna mencegah penyakit menular.
Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin, menekankan pentingnya deteksi dini untuk meningkatkan tingkat kesembuhan hingga 90%.
Komunisme, menurut Karl Marx, adalah sistem yang menghapus kelas sosial dengan mengendalikan seluruh kekayaan dan properti oleh negara.
Kulit jeruk dan pamelo kering dapat digunakan untuk membuat pengasapan atau yang di Bali dikenal dengan istilah nusdus. Pengasapan ini efektif dalam mengusir nyamuk dari lingkungan sekitar.
Para ilmuwan mengembangkan metode baru untuk identifikasi dini dan pencegahan penyakit jantung, berdasarkan penelitian yang memantau ribuan perempuan selama tiga dekade.
Secara umum, di dunia setidaknya ada dua jenis vaksin mpox.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved