Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
PERINGATAN Hari Pangan Sedunia 2024 yang mengusung tema 'Right to Foods for a Better Life and a Better Future' menyoroti pentingnya pemenuhan hak atas pangan. Hak atas pangan ini tidak hanya diwujudkan dengan tersedianya pangan saja, tetapi juga bagaimana pangan tersebut mampu memenuhi kebutuhan gizi masyarakat serta aman untuk dikonsumsi, sehingga dapat mewujudkan masa depan yang lebih baik.
“Permasalahan pangan tidak hanya penyediaan pangan dari sisi jumlahnya saja, tetapi juga kualitas dari pangan itu. Kondisi pangan yang cukup tidak serta merta mampu menyelesaikan permasalahan yang ada,” ungkap Plt. Sekretaris Utama Badan Pangan Nasional (Bapanas) Sarwo Edhy dalam keterangan resminya, Kamis (17/10).
Menurutnya, permasalahan gizi tidak hanya dikarenakan kekurangan gizi tetapi juga kelebihan gizi. Untuk itu, prinsip gizi seimbang dalam pola konsumsi menjadi sangat penting. "Prinsip pola makan Beragam, Bergizi Seimbang, dan Aman (B2SA) akan menjadi investasi tubuh kita tetap sehat, aktif, dan produktif ke depannya," tegas Edhy.
“Tiga langkah sederhana yang bisa kita lakukan adalah membiasakan konsumsi aneka ragam pangan dengan konsep isi piringku, yakni sepertiga karbohidrat, sepertiga sayur mayur, seperenam lauk pauk, dan seperenam buah-buahan. Yang kedua, selalu pastikan bahan pangan aman sebelum dikonsumsi dan yang ketiga pilihlah pangan lokal nusantara! Upaya menciptakan pola konsumsi pangan tersebut tidak lepas dari penjaminan bahwa pangan tersebut aman untuk dikonsumsi," tambahnya.
Sebagai dasar perencanaan penguatan sistem pengawasan keamanan pangan, Bapanas telah melakukan penilaian untuk memetakan kondisi sistem manajemen pengawasan keamanan pangan yang telah dilakukan oleh Otoritas Kompeten Keamanan Pangan Daerah (OKKPD).
"Pada 2024 ini, Bapanas telah melaksanakan penilaian pemenuhan sistem manajemen pengawasan keamanan pangan segar OKKPD di 27 Provinsi dan 93 Kabupaten/Kota. Untuk Provinsi Jawa Timur telah dilakukan penilaian terhadap 10 kabupaten/kota," papar dia.
Edhy berharap, bagi OKKPD yang sudah melaksanakan pengawasan keamanan pangan dengan baik, agar terus berinovasi dan terus memperbaiki sistem pengawasan keamanan pangan yang kuat untuk meningkatkan penjaminan terhadap keamanan pangan yang beredar.
Di tempat yang sama, Penjabat (Pj) Gubernur Jawa Timur (Jatim) Adhy Karyono, turut menyoroti pentingnya kolaborasi antara pemerintah, petani, dan masyarakat dalam menjaga keberlanjutan sistem pangan.
“Kita perlu membangun sistem pangan yang berkeadilan, tangguh, dan berkelanjutan sebagai respons terhadap krisis pangan global yang mengancam,” jelasnya.
Adhy mengajak semua pihak untuk bersinergi, memanfaatkan potensi besar Jawa Timur dan berkomitmen terhadap diversifikasi pangan serta pengembangan pertanian berkelanjutan.
Dalam momentum Hari Pangan Sedunia kali ini, Kepala Bapanas, Arief Prasetyo Adi menyerukan ajakan kepada seluruh stakeholder mulai dari akademisi, pelaku usaha, pemerintah, asosiasi, dan media untuk membangun sinergi dan kolaborasi dalam mewujudkan ketahanan pangan yang berbasis kemandirian dan kedaulatan pangan.
“Mari kita bersama pastikan agar seluruh rakyat Indonesia memiliki akses pangan berkualitas sebagai fondasi yang kuat untuk mewujudkan Indonesia emas 2045,” pungkas Arief. (S-1)
Badan Pangan Nasional (Bapanas) berkomitmen terus membantu pengembangan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di sektor pangan lokal.
Pengaruh El-Nino membuat masa panen di Kabupaten Kuningan yang seharusnya dilakukan Maret mundur sebulan.
Pemerintah daerah perlu turun tangan. Salah satunya berkoordinasi dengan pemerintah desa untuk menginventarisasi lulusan sekolah yang belum mendapatkan pekerjaan.
Dengan inovasi benih, tidak ada alasan salah satu tanaman pangan tidak bisa ditanam di satu daerah karena kondisi geografisnya.
Pada gelaran itu disiapkan berbagai komoditas seperti beras, telur ayam, dan cabai merah. Harganya lebih murah dibanding di pasaran.
Keterbatasan lahan sejatinya tidak harus jadi kendala bagi Kota Sukabumi bisa meningkatkan produksi pangan lokal.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved