Headline
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
TEMUAN studi dalam jurnal Neurology yang disiarkan Medical Daily awal September ini mengungkapkan ada kemungkinan golongan darah seseorang menjadi faktor risiko terkena stroke dini.
Dalam studi itu, peneliti dari University of Maryland School of Medicine (UMSOM) mempelajari profil genetik orang-orang dan kemungkinan kontribusinya terhadap risiko stroke dini (EOS) atau stroke yang terjadi sebelum seseorang mencapai usia 60 tahun.
Mereka lalu menganalisis 48 studi berbeda yang mengamati EOS pada orang berusia 18-59 tahun. Secara total, ada 16.730 kasus EOS.
Peneliti menemukan hubungan yang signifikan antara EOS dan bagian dari kromosom yang menentukan golongan darah. EOS cenderung dihadapi mereka dengan golongan darah A. Sementara golongan darah O lebih kecil kemungkinannya.
Secara keseluruhan, mereka yang bergolongan darah A memiliki risiko EOS 16% lebih tinggi, sedangkan orang bergolongan darah O memiliki risiko stroke 12% lebih rendah dibandingkan golongan darah lain.
Baca juga: Pisang dan Salmon Turunkan Risiko Stroke pada Wanita
Tetapi ini tidak berarti mereka dengan golongan darah A harus khawatir karena peningkatan risiko tak besar.
Peneliti mencatat, temuan ini memerlukan penelitian lebih lanjut karena golongan darah tertentu tampaknya membawa risiko stroke yang lebih tinggi.
"Kami belum tahu mengapa golongan darah A akan memberikan risiko yang lebih tinggi, tetapi kemungkinan ada hubungannya dengan faktor pembekuan darah seperti trombosit dan sel yang melapisi pembuluh darah serta protein lainnya, yang semuanya memainkan berperan penting dalam perkembangan pembekuan darah," kata peneliti utama studi Steven Kittner.
Untuk saat ini, orang-orang dapat mengurangi risiko stroke dengan melakukan gaya hidup sehat seperti rutin berolahraga, mengurangi asupan garam, memasukkan lebih banyak buah dan sayuran dalam menu diet, dan berhenti merokok.(Ant/OL-5)
Data ini menunjukkan adanya pergeseran epidemiologi stroke, yang kini lebih banyak menyerang populasi muda, berbeda dari pola tradisional yang biasanya menyasar lansia di atas 60 tahun.
dulu strok identik dengan penyakit orang tua. Namun saat ini terdapat pola pergeseran epidemiologi strok ke arah usia produktif, bahkan dapat menyerang anak dan remaja.
Seorang pria bernama Derick Gant, 57 tahun, warga Toledo, Ohio, berhasil selamat dari stroke saat berolahraga berkat bantuan fitur keselamatan Apple Watch
Stroke adalah kondisi medis serius yang terjadi ketika aliran darah ke otak terhenti atau terganggu. Hal ini dapat menyebabkan kerusakan jaringan otak dalam waktu singkat
DIREKTUR Medik dan Keperawatan RS PON dr Reza Aditya Arpandy terdapat pola makan yang dapat tingkatkan risiko stroke.
KEJADIAN stroke pada umumnya menyerang orang dengan usia 45 tahun. Namun belakangan serangan stroke bisa menyerang di bawah usia tersebut, bahkan pada anak muda.
Populasi stroke di Indonesia berdasarkan hasil diagnosis dokter sejak tahun 2018 mencapai 2 juta jiwa.
Saat ini Yastroki memiliki program melatih kecakapan khusus relawan atau stroke helper sehingga saat ada yang terkena strok bisa segera ditangani dengan baik.
Perayaan Hari Stroke Sedunia ini merupakan inisiasi dari World Stroke Organization (WSO), yang pertama kali dirayakan pada tahun 2006.
Penyakit stroke merupakan manifestasi klinis akut disfungsi neurologis pada otak, medulla spinalis, dan retina yang ada di tubuh dan menetap selama lebih dari 24 jam.
Prevalensi stroke meningkat tiga kali lipat pada kelompok usia 15-24 tahun.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved