PEMERINTAH akan terus mendorong dan memastikan ekosistem teknologi pendidikan dapat digunakan dan mendorong lahirnya inovasi baik dalam pembelajaran maupun administrasi pendidikan.
Demikian disampaikan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Anwar Makarim saat mendengarkan langsung ungkapan puas dan gembira dari guru, kepala sekolah, dosen, dan siswa terkait berbagai platform teknologi yang diluncurkan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek).
“Saya berharap platform-platform yang telah dibuat dapat menghasilkan begitu banyak karya, inovasi dan kepercayaan diri pada dosen, guru, murid, dan mahasiswa di seluruh Indonesia untuk berani tampil, berani mencoba hal baru, berani gagal. Hanya dengan cara itu kita bisa berani sukses,” ujar Menteri Nadiem dalam dialog bersama penerima manfaat Ekosistem Teknologi Kemendikbudristek dengan tema Transformasi dan Inovasi di Sektor Pendidikan Melalui Teknologi pada peringatan Hari Kebangkitan Teknologi Nasional 2022, di Jakarta, Rabu (10/8).
Kepala Sekolah Menengah Atas Swasta Gabungan Kota Jayapura, Sandra Grace Titihalawa, yang menjadi salah satu narasumber pada dialog ini menceritakan manfaat ekosistem teknologi pendidikan di sekolahnya, salah satunya platform Merdeka Mengajar. Dengan platform ini, para guru tidak perlu lagi meninggalkan murid saat mengikuti pelatihan.
“Dengan fitur belajar mandiri dalam platform Merdeka Mengajar, guru tidak lagi meninggalkan kelas, tetapi dengan mencari waktu kosong bisa meningkatkan pemahaman mereka terkait Kurikulum Merdeka,” ucapnya.
Platform selanjutnya, kata Sandra, adalah Rapor Pendidikan yang dapat menjelaskan karakteristik sekolah. “Kita bisa melihat level kita, ada di mana anak-anak kita, sehingga dari Rapor Pendidikan ini kita coba membedah kemudian menyusun program supaya anak-anak dapat meningkatkan kemampuan literasi dan numerasi dan juga meningkatkan karakter.”
Selain itu, penggunaan platform Aplikasi Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah (ARKAS). Sandra menuturkan, selama ini sekolahnya memerlukan kertas yang banyak untuk membuat laporan. “Melalui ARKAS, kami sangat terbantu karena kita hanya menginput di ARKAS kemudian pelaporannya dan bukti fisiknya disimpan di sekolah,” urainya gembira.
Platform Merdeka Mengajar
Senada dengan Sandra, Guru Penggerak angkatan 2 yang bertugas di SMPN 7 Makassar, Sulsel, Nasmur Muhammad Tahir Kohar juga menceritakan manfaat Platform Merdeka Mengajar. Ia dan guru lainnya dapat belajar mandiri bagaimana mengimplementasikan Kurikulum Merdeka di sekolah.
Sementara itu, Muhammad Nur Yuniarto, Dosen ITS Surabaya, menceritakan inovasi yang dilakukanya, yaitu Motor Listrik Gesit yang kini mulai diproduksi dan digunakan secara masif.
Dosen Teknik Mesin ini menuturkan, sebelum adanya platform Kedaireka, ia dan rekan-rekan inovator di perguruan tinggi kesulitan mencari pendanaan dan melakukan promosi hasil karya inovasinya. “Untuk mendapatkan partner sulitnya setengah mati, sehingga kita harus jualan door to door, sampai tidak ada yang mau melirik. Sehingga dengan adanya Kedaireka kami coba menyambutnya,” ungkap Nur Yuniarto.
Kailila Talita, siswi SMK Raden Umar Said Kudus menambahkan platform kolaborasi yang dikembangkan Kemendikbudristek memberikan ruang siswa untuk berinovasi dan berkreasi. Melalui project kolaborasi Vokasiland, ia dan rekan-rekannya belajar banyak hal baru, termasuk soft skill dalam berkomunikasi karena harus berkolaborasi di tengah pandemi dengan mahasiswa Politeknik Negeri Batam dan ISBI Bandung. (RO/S3-25)