Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Orangtua Diduga Siksa Anak di Bekasi, Psikolog: Anak Bakal Trauma Berat

Dinda Shabrina
22/7/2022 19:11
Orangtua Diduga Siksa Anak di Bekasi, Psikolog: Anak Bakal Trauma Berat
Ilustrasi(Istimewa)

PSIKOLOG Anak dari Klinik Terpadu Psikologi UI, Mario Manuhutu, mengatakan peristiwa yang menimpa R, seorang anak di Bekasi yang diduga ditelantarkan dan dirantai orangtuanya akan menimbulkan efek trauma berat. 

Apa yang dialami R, kata Mario, sudah merupakan suatu bentuk kekerasan. “Seperti diikat dengan rantai, ditelantarkan, jadi tontonan. Pengikatan oleh orangtua itu bisa dinilai suatu bentuk penolakan terhadap keberadaan (eksistensi) anak. Anak merasa tidak diakui, tidak dihargai. Anak merasa tidak nyaman dengan dirinya sendiri (feelings of insecurity). Anak juga memunculkan perasaan bahwa dirinya tidak berdaya,” kata Mario kepada Media Indonesia, Jum’at (22/7).

Baca jugaKasus Covid-19 Nasional Bertambah 4.834 Hari Ini

Penelantaran yang dialami R juga memberikan dampak munculnya rasa takut. Saat R ditelantarkan, Mario menjelaskan akan ada respons-respons yang muncul seperti rasa takut. Anak merasa keselamatannya terancam. 

“Ketika ia lapar dan haus, orangtuanya justru tidak ada di situ. Rasa takutnya menjadi intesif. Rasa malu (shame) juga muncul saat anak dalam keadaan stres yang intensif karena ada orang-orang yang memperhatikan,” terang Mario.

Apa yang dialami R merupakan suatu kejadian yang sangat menekan. Hal itu akan menjadi pengalaman yang traumatis bagi dia. Sebab selama ini ia merasa terancam keselamatannya, baik secara fisik maupun psikis. 

“Kejadian yang menekan tersebut masuk dalam memori anak. Otak manusia tidak hanya merekam gambar-gambar dari kejadian yang dialami, namun juga merekam sensasi-sensasi yang muncul karena kejadian tersebut,” tambah dia.

“Berarti, memori si anak juga merekam sensasi yang muncul pada dirinya (rasa takut, rasa terancam, emosi dari orangtuanya ketika melakukan kekerasan pada dirinya, rasa sakit, menangis, rasa lapar dan haus, rasa malu),” tandasnya. (OL-6)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Astri Novaria
Berita Lainnya