Headline
Sebaiknya negara mengurus harga barang dulu.
KELOMPOK minoritas mendapatkan pasokan oksigen lebih sedikit di ruang perawatan intensif (ICU) ketimbang pasien berkulit putih karena ada masalah pada alat medis yang digunakan di berbagai penjuru dunia. Hal itu disimpulkan dalam sebuah penelitian di Amerika Serikat (AS), Senin (11/7).
Oksimeter denyut, yang pertama kali dikembangkan pada 1970-an, dipasangkan pada jari pasien. Alat itu menggunakan penyerapan sinar merah dan inframerah untuk menilai kadar hemoglobin pasien. Namun, ternyata alat itu diketahui kerap salah kala digunakan pada pasien yang berkulit gelap.
Dalam sebuah penelitian yang diterbitkan di jurnal JAMA Internal Medicine, Eric Raphael Gottlieb dan rekan-rekannya meneliti data dari 3.069 pasien yang dirawat di Rumah Sakit Beth Israel Deaconess di Boston, yang sempat menghabiskan sedikitnya 12 jam di ruang ICU.
Baca juga: RS Polri Kramat Jati Dapat Bantuan Generator Oksigen dari PT Kino Indonesia
Para peneliti membandingkat tingkat saturasi oksigen yang digunakan menggunakan oksimeter dengan yang diukur secara langsung.
Setelah mengendalikan variabel lain, para peneliti menemukan bahwa pasien berkulit hitam, Asia, dan Hispanik mendapatkan oksigen 0,2 hingga 0,4 liter per menit lebih sedikit ketimbang pasien kulit putih.
"Penelitian kami memberikan kesempatan yang unik untuk meningkatkan kualitas alat medis dengan mengevaluasi data yang diberikan," ujar tim peneliti.
Dalam catatan tambahan, tim editor penelitian itu menggarisbawahi bahwa ada alat yang bekerja lebih baik untuk semua pasien tanpa mempedulikan warna kulit mereka namun selama ini tidak didistribusikan lebih luas.
"Sistem pelayanan kesehatan, termasuk pusat akademis, adalah konsumen terbesar dari oksimeter denyut. Jika mereka berkomitmen hanya membeli alat yang berfungsi sama untuk semua warna kulit, para produsen akan menanggapi hal itu," tegas tim editor penelitian itu. (AFP/OL-1)
Dialog kebijakan antara Australia dan Indonesia merupakan langkah penting menuju pembangunan kemitraan yang lebih dinamis dan saling menguntungkan.
KELELAWAR vampir punya cara yang sangat aneh untuk mendapatkan energi. Hal itu diungkapkan para ilmuwan setelah menempatkan mereka di atas treadmill.
Pola makan nabati yang kaya buah-buahan, sayur-sayuran, biji-bijian utuh, kacang-kacangan, dan biji-bijian menyediakan nutrisi penting yang dibutuhkan untuk kesehatan optimal.
Ahli biologi, Joan Robert, berpendapat bahwa tubuh akan menghasilkan hormon melatonin ketika kita tidur dalam keadaan lampu dimatikan.
BAB terlalu sering atau terlalu jarang dikaitkan dengan berbagai masalah kesehatan mendasar.
C-Hub atau Connectivity Hub dirancang untuk menjadi pusat dinamis bagi penelitian interdisipliner, pertukaran budaya, dan keunggulan akademik.
Penelitian ilmiah memprediksi atmosfer Bumi akan mengalami penurunan oksigen drastis dalam satu miliar tahun akibat gangguan fotosintesis dan evolusi Matahari.
KONDISI Paus Fransiskus dilaporkan stabil. Setelah beberapa hari lalu sempat mengalami kejang bronkial, Paus telah mengikuti Misa.
Para ilmuwan menemukan mekanisme baru yang memungkinkan pembentukan oksigen di atmosfer yang kaya karbon dioksida.
Penelitian terbaru menggunakan data dari misi Juno NASA mengungkapkan Europa, bulan Jupiter yang tertutup es, mampu menghasilkan sekitar 1.000 ton oksigen setiap hari.
Dengan sebagian kecil dari hidrogen yang berlimpah itu saja, para peneliti mengatakan bisa memutus ketergantungan manusia pada bahan bakar fosil selama 200 tahun.
NASA baru-baru ini mengungkapkan penemuan yang mengejutkan di Planet Mars, yang dianggap sebagai “harta karun” oleh para ilmuwan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved