Headline
Dalam suratnya, Presiden AS Donald Trump menyatakan masih membuka ruang negosiasi.
Dalam suratnya, Presiden AS Donald Trump menyatakan masih membuka ruang negosiasi.
Tidak semua efek samping yang timbul dari sebuah tindakan medis langsung berhubungan dengan malapraktik.
BIOREMEDIASI atau penggunaan mikroorganisme untuk mengurangi polutan seperti logam berat bisa dilakukan untuk memulihkan lingkungan. Pasalnya, tanah yang terkontaminasi logam berat mengandung racun yang membahayakan tanaman dan rantai makanan, termasuk kepada manusia.
Bioremediasi ini mampu mengubah pergerakan logam berat di dalam tanah supaya tidak dapat diambil oleh tanaman. Guru Besar Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran (Unpad) Prof Reginawati Hindersah mengatakan salah satu mikrooganisme yang bisa digunakan sebagai bioremediasi ialah Azotobacter.
Azotobacter biasa digunakan di bidang pertanian untuk meningkatkan pertumbuhan tanaman. Bakteri ini dapat menggunakan nitrogen di alam, meningkatkan kesuburan tanah, dan merangsang pertumbuhan tanaman.
Baca juga: Anak Disabilitas Dua Kali Lipat Lebih Rentan Alami Kekerasan Seksual
Baca juga: Antisipasi Kenaikan Kasus, Prokes dan Booster Wajib Ditegakkan Kembali
Dia mampu bertahan di tempat kering karena membentuk sista, dan bisa menyintesis eksopolisakarida dari gula. “Eksopolisakarida dan juga keberadaan sista menyebabkan Azotobacter ini banyak sekali yang tahan terhadap logam berat,� jelasnya dilansir dari laman Unpad.
Selain eksopolisakarida, Prof Regina juga menyebutkan bahwa Azotobacter dapat bertahan pada logam berat karena menghasilkan pigmen dan kapsul atau lendir di permukaan Azobacter.
Terdapat dua mekanisme pada penggunaaan Azotobacter. Yang pertama ialah adanya ikatan ionik. Gugus-gugus fungsional bermuatan negatif pada eksopolisakardia bisa mengikat logam berat yang umumnya bermuatan positif sehingga tidak bisa bergerak di dalam tanah.
"Logam berat di dalam tanah yang bergerak menjadi bahaya karena menyebabkan toksisitas pada tanaman atau makhluk hidup lainnya,� imbuhnya.
Untuk mekanisme yang kedua, Azotobacter bisa menggerakan logam berat tanah dan diambil oleh tanaman fitoremediasi, atau tanaman yang khusus ditanam untuk mengekstrak logam berat di dalam tanah. Pergerakan ini dapat terjadi jika logam berat ini diikat dan membentuk Chelate EPS-(Heavy) Metal atau adanya ikatan koordinasi.
Spesies Azotobacter ini ada di mana-mana, baik di tanah netral dan tanah basa lemah, tetapi tidak di tanah asam. Mereka juga ditemukan di tanah Arktik dan Antartika meskipun iklimnya dingin. Di tanah kering, Azotobacter dapat bertahan hidup dalam bentuk kista hingga 24 tahun. (H-2)
SBY mengimbau kepada semua elemen bangsa untuk tidak diam dalam menyikapi permasalahan lingkungan.
PESAN keberlanjutan sumber daya alam termasuk pulau kecil bukan tiba tiba hadir ke dalam menu pembangunan kita.
Aktivis lingkungan dan pendorong perubahan asal India, Sahil Jha, melanjutkan perjalanan bersepeda ke Jakarta dan Bogor.
Pancaverse Xperience yang mengusung tema Take UPart for Earth, mengajak masyarakat untuk menumbuhkan kepekaan pada lingkungan melalui seni, kreativitas, dan aksi nyata.
ASOSIASI Pengusaha Pengelola Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (Aspel B3) Indonesia melantik pengurus baru di Batam, Kepulauan Riau.
Meski sebagian universitas mengadopsi kebijakan sustainability, banyak yang belum memiliki implementasi secara sistematis.
Lokapasar khusus produk rumah tangga dan gaya hidup atau home and living, Renos, menggelar Renos Fair 2025 berkolaborasi dengan Semasa Piknik.
PT Pertamina mendorong produk-produk ramah lingkungan besutan Namira Ecoprint untuk bisa menjelajahi pasar internasional melalui program UMK Academy 2025.
Inisiatif pengembangan produk baja yang efisien energi dan ramah lingkungan merupakan langkah penting dalam memperkuat daya saing industri nasional.
PT Bank Negara Indonesia (BNI) terus menunjukkan komitmennya sebagai lembaga keuangan berkelanjutan di Indonesia.
Dari data Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN) Tahun 2024, Indonesia sendiri menyumbang hampir 34 juta ton sampah.
Nah, itulah yang kita lakukan di Savyavasa. Jadi luxury bukan dari apa yang kita lihat, tapi orang bisa merasakan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved