Headline
Bartega buka kegiatan belajar seni sambil piknik, ditemani alunan jazz, pun yang dikolaborasikan dengan kegiatan sosial.
Bartega buka kegiatan belajar seni sambil piknik, ditemani alunan jazz, pun yang dikolaborasikan dengan kegiatan sosial.
Sekitar 10,8 juta ton atau hampir 20% dari total sampah nasional merupakan plastik.
UNIVERISTAS Terbuka (UT) mendorong perkembangan soft skill mahasiswa agar lebih siap memasuki dunia industri kelak.
Hal ini sekaligus mendukung program pemerintah dengan mengimplemetasikan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) di lingkungan UT.
Wakil Rektor Bidang Akademik UT Mohamad Yunus mengatakan bahwa lewat kebijakan MBKM, mahasiswa tidak hanya memiliki kualitas akademik yang baik.
Baca juga : Kuliah Online, Menambah SKS di Luar Kampus
Mahasiswa juga harus melek terkait dunia kerja dan mempunyai bekal pengalaman yang cukup.
"Harapannya, satu mahasiswa memiliki kesiapan yang lebih ketika selesai kuliah dan harus bekerja, kemudian yang kedua dia juga memiliki kesiapan yang memadai dalam berinteraksi dengan lingkungan," ujarnya, Senin (13/6).
Menurutnya, MBKM menawarkan kesempatan terbaik bagi mahasiswa. Mereka tidak hanya belajar sesuai program studinya (prodi) tetapi juga bisa belajar mata kuliah di luar prodi, bahkan di luar universitasnya hingga ke luar negeri.
Baca juga : Mendikbudristek: Pertama Kali Indonesia Jadi Inovator Pendidikan Tinggi
"Mahasiswa bisa belajar dari dosen luar negeri di perguruan tinggi lain dan ini bukan kewajiban tapi peluang yang di berikan pemerintah untuk memperoleh belajar di luar negri maksimum 2 smester atau 40 SKS. Hasil perolehan aktivitas belajar akan diakui di perguruan tingginya," terang Mohamad.
Wakil Dekan Bidang Akademik FHISIP Hendrikus Ivoni Bambang Prasetyo mengatakan bahwa selama mahasiswa hanya berkutat di kampusnya saja, bahkan hanya di prodinya masing-masing.
Pemerintah melalui Kemendikbud-Ristek memberi kesempatan kepada mahasiswa untuk merasakan kemerdekaan.
Baca juga : Kampus Merdeka Harus Menciptakan Pengalaman Belajar yang Menyenangkan
"Dalam artian mereka itu bisa belajar di luar prodinya dan bahkan mereka belajar di luar kampus. Nah inilah yang menjadi esensi dasar dari pada MBKM," sambungnya.
Bagi mahasiswa UT, kata Hendrikus, saat ini bisa mengikuti MBKM yang diselenggarakan oleh Dikti-Ristek atau pun yang diselenggarakan oleh UT sendiri.
Tidak ada perbedaan yang signifikan karena keduanya sama-sama bertujuan mengembangkan soft skill mahasiswa lewat program pertukaran pelajar, magang dan lainnya.
Baca juga : Kampus Merdeka Ciptakan Lulusan Siap Hadapi Tuntutan Industri
"Kalau dari Dikti itu biasanya mereka sudah langsung dikonversikan dengan 20 SKS. Memang sampai saat ini kita di UT belum bisa memfasilitasi ke situ.
Untuk sementara ini kita masih bisa memfasilitasi untuk pembebasan seluruh mata kuliah yang tidak hanya di semester 5, 6 atau 7," terangnya.
Wakil Dekan Bidang Akademik FE Kurnia Endah Riana menjelaskan bahwa MBKM sendiri didesain untuk mahasiswa program sarjana. Jadi seluruh mahasiswa program sarjana di UT diberi kesempatan untuk mengikuti MBKM.
Baca juga : Mahasiswa Harus Manfaatkan Program Merdeka Belajar Kampus Merdeka
Namun demikian sesuai dengan prinsipnya, MBKM memberi pengalaman kepada mahasiswa untuk belajar di luar prodinya atau luar kampus. Artinya, sebelum ke luar prodi mahasiswa ini perlu dibekali dulu dengan keahlian prodi.
"Jadi bukan sembarang kita lepaskan ke masyarakat tapi kita bekali dulu dengan keahlian-keahlian prodi. MBKM ini di desain untuk mahasiswa di semester 5, 6 atau 7 karena di semester itulah mahasiswa ini sudah kita bekali dengan pengetahuan dan keterampilan yang menajdi inti dari prodinya," kata Kurnia.
Lantas, dia menyampaikan lewat desain mahasiswa diharapkan memiliki kualitas yang bagus ketika mengikuti MBKM. Sehingga, ada beberapa syarat yang harus dipenuhi mulai dari minimal IPK 2.75, harus registrasi terlebih dahulu hingga komitmen dari mahasiswa itu sendiri.
Baca juga : Kemendikbud-Ristek Sebut Ferienjob tidak Pernah Jadi Bagian Merdeka Belajar Kampus Merdeka
Manfaat dari MBKM pun luar biasa bagi mahasiswa. Pengetahuan dan pengalaman mereka akan sangat kaya.
"Beberapa mahasiswa kemudian merasakan manfaatnya, salah satu contoh di FE dia ikut studi independen saat ini dia sudah melakukan ekspor kopi ke Belanda. Jadi saya rasa ini akan memberi skill pada mahasiswa langsung diaplikasikan di dunia kerja, memperkaya portfolio dan lainnya," imbuhnya.
Sementara itu, Wakil Dekan Bidang Akademik FST Ernik Yuliana menjelaskan bahwa mahasiswa yang mengikuti MBKM akan diakui atau dikonversi nilainya.
Baca juga : Kemendikbudristek Targetkan 193 Ribu Mahasiswa Ikuti MBKM Tahun Depan
Proses konversi nilai pun diklaim tidak membutuhkan waktu yang lama bila mahasiswa mengikuti prosedur sejak awal MBKM secara benar.
"Konversi itu sebenarnya tidak terlalu lama asalkan mahasiswa itu clear ya. Clear sertifikatnya, nilainya itu dilaporkan ke prodi kemudian dalam waktu beberapa hari sudah keluar ya. Biasanya, keluarnya nilai konversi MBKM itu berbarengan dengan keluarnya nilai mata kuliah hasil ujian di UT," kata dia.
Dia menambahkan bahwa mahasiswa yang tengah mengikuti MBKM tidak perlu mengikuti kuliah atau kegiatan kampus lain. Akan tetapi mereka tetap diizinkan bila ingin belajar juga mata kuliah di kampusnya.
Baca juga : LLDIKTI Wilayah III Lakukan Rintisan MBKM Mandiri Internasional
Menurut Ernik, hal itu tidak menjadi masalah dan justru menambah pengetahuan bagi mahasiswa sendiri. UT pun menyediakan bahan ajar cetak bila mahasiswa mengikuti MBKM secara full time.
"Jadi mahasiswa bagi yang sudah ikut MBKM di luar UT itu sebenarnya sudah tidak perlu lagi ikut pembelajaran di UT mulai dari tutorial, ujian, TMK dan sebagainya itu sudah tidak perlu lagi." jelas Ernik.
"Namun karena kita masih dalam masa peralihan semester ini, sehingga mahasiswa yang ikut MBKM ada baiknya ikut pembelajaran di UT juga. Itu tidak apa-apa, tidak merugikan juga, nanti terakhir nilai diambil dari hasil yang tertinggi," tandasnya. (RO/OL-09)
UNIVERSITAS Terbuka (UT) menggelar kegiatan Program Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) 2025 di Desa Sukamakmur Kecamatan Ciomas Kabupaten Bogor.
Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Padjadjaran Prof Dr Memed Sueb mengapresiasi hadirnya buku tersebut dalam menjawab pesatnya perkembangan ilmu auditing.
BARU beberapa waktu dibuka, pendaftaran mahasiswa baru Universitas Terbuka (UT) langsung diserbu lebih dari 105.000 pendaftar.
Audit eksternal UT oleh KAP dan BPK tahun 2024 mencakup evaluasi menyeluruh dari perencanaan anggaran, pelaksanaan anggaran, pengelolaan aset serta pelaporan keuangan.
Universitas Terbuka dinilai berhasil menghadirkan model pendidikan tinggi yang inklusif, fleksibel, berkualitas, dan dapat diakses siapa pun, kapan pun, dan dari mana pun.
Jika Terpilih menjadi Rektor UT 2025-2030, Prof. Udan berencana memperluas program internasional dan kolaborasi dengan universitas terkemuka di dunia.
Buku panduan ini dirancang untuk meningkatkan pemahaman, keterlibatan dan efektivitas belajar mahasiswa logistik melalui pendekatan gamifikasi yang menyenangkan namun tetap aplikatif.
Melalui komunitas kreatif yang akan disinergikan dalam bentuk program podcast, produksi konten media sosial, hingga creative lab, Ignite akan menjadi platformnya.
DIREKTUR Imparsial Ardi Manto merespons pernyataan Menteri Hukum (Menkum) Supratman Andi Agtas yang menyebut mahasiswa tidak memiliki kedudukan hukum dalam menggugat UU TNI,
Setiap warga memiliki hak konstitusional untuk menggugat produk UU jika memenuhi syarat.
Pancaverse Xperience yang mengusung tema Take UPart for Earth, mengajak masyarakat untuk menumbuhkan kepekaan pada lingkungan melalui seni, kreativitas, dan aksi nyata.
Festival ini menjadi ajang bagi mahasiswa untuk menunjukkan kompetensi dalam menciptakan produk inovatif berbasis serat pangan dari bahan-bahan lokal Indonesia.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved