Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
SATU dosis vaksin untuk melaan Human Papillomavirus (HPV), yang menyebabkan kanker serviks, memberikan perlindungan bagi perempuan usia di bawah 21 tahun yang memadai sama dengan dua dosis. Hal itu diungkapkan Organisais Kesehatan Dunia (WHO) dalam pernyataan resmi, yang dilansir Senin (18/4).
"Ini bisa menjadi terobosan besar dalam pencegahan kanker serviks dengan lebih banyak perempuan muda yang bisa mendapatkan vaksin," ujar WHO.
Lebih dari 95% kasus kanker serviks disebabkan oleh virus HPV, yang ditularkan lewat hubungan seksual Kanker serviks adalah kanker terbanyak keempat yang diderita kaum perempuan di dunia.
Baca juga: Deteksi Dini Kanker Serviks yang Menimpa Perempuan Semua Usia
Meski bisa dicegah, penyakit itu kerap disebut sebagai silent killer.
Dewan Pakar Imunisasi WHO (SAAGE) mengevaluasi bukti bahwa dosis tunggal vaksin HPV memiliki efektivitas yang sama dengan dosis ganda.
Hasilnya, mereka menyimpulkan dosis tunggal vaksinasi telah cukup memberikan perlindungan tehada HPV.
"SAGE mendesak semua negara di dunia untuk memberikan vaksinasi HPV," ujar Ketua SAGE Alejandro Cravioto.
"Rekomenasi kami akan membuat semaki banyak perempuan divaksin sehingga melindungi mereka dari kanker serviks dan konsekuensi yang harus mereka hadapi seumur hidup," lanjutnya.
SAGE merekomendasikan satu dosis vaksin HPV untuk anak perempuan usia 9-14 tahun, sama dengan perempuan usia 15-20, sementara untuk permepuan berusia di atas 21 tahun, dua dosis dengan interval 6 bulan.
Rekomendasi baru itu menggantikan rekomendasi lama bahwa dua dosis vaksin diperlukan untuk anam perempuan berusia 9-14 tahun, dan tiga dosis untuk permepuan di atas usia 15 tahun.
Pada 2020, sebanyak 340 ribu perempuan meninggal dunia karena kanker serviks.
SAGE meminta anak perempuan usia 9-14 tahun menjadi target utama vaksinasi HPV. (AFP/OL-1)
Putri Catherine dari Wales mengumumkan sedang menjalani kemoterapi pencegahan untuk mengobati kanker. Tapi apa itu kemoterapi pencegahan?
Berbicara kepada anak-anak tentang penyakit serius, seperti kanker bisa menjadi tantangan besar bagi orang tua.
Sistem kekebalan tubuh akan mengalami penurunan akibat pengobatan kanker yang berisiko pada risiko infeksi bakteri.
Sebuah petisi kepada Administrasi Makanan dan Obat-obatan AS menyerukan larangan bahan kimia metilen klorida dalam proses dekafinasi kopi karena kekhawatiran terhadap kanker.
Selain faktor genetik, gaya hidup dan pola makan juga memiliki peran yang signifikan dalam risiko terkena kanker.
Sebuah analisis menemukan pola makan vegetarian, vegetarian lacto-ovo, atau vegan secara signifikan mengurangi risiko kematian dini akibat kanker, dan jantung.
Kanker serviks, atau kanker leher rahim, merupakan salah satu tantangan kesehatan serius bagi wanita di seluruh dunia.
Diet kaya akan antioksidan, karotenoid, flavonoid, dan folat dapat membantu melawan infeksi HPV dan mengurangi risiko kanker serviks.
Sejak diperkenalkannya vaksin HPV di Amerika Serikat pada 2006, terjadi penurunan signifikan infeksi HPV dan pra-kanker serviks pada remaja dan perempuan dewasa muda.
Infeksi HPV dapat menyebabkan kanker serviks, kanker anus, kanker penis, dan kutil kelamin. Penularannya melalui hubungan seksual. Cegah bahayanya dengan vaksinasi dan skrining teratur.
Gejala yang pertama, kalian akan mengalami rasa sakit pada bagian punggung dan pinggul. Lalu keputihan yang tidak normal, seperti bau dan warna yang berubah.
Beberapa hal yang bisa menimbulkan kanker serviks adalah menkonsumsi obat jangka panjang, penggunaan KB. Bahkan, bisa juga berasal dari faktor genetik hingga imunitas tubuh yang lemah.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved