Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Bank Dunia: Investasi Bidang Kesehatan Perbaiki Penanganan Pandemi dan TB

M. Iqbal Al Machmudi
30/3/2022 07:05
Bank Dunia: Investasi Bidang Kesehatan Perbaiki Penanganan Pandemi dan TB
Sejumlah kendaraan melintas di kawasan Rumah Sakit Darurat Covid-19 (RSDC) Wisma Atlet, Kemayoran, di Jakarta, Senin (28/2/2022).(ANTARA/GALIH PRADIPTA )

WORLD Bank/Bank Dunia menilai ketika negara-negara memutuskan berinvestasi pada bidang kesehatan terutama kesehatan masyarakat dan perawatan kesehatan primer menjadi dasar penanganan pandemi covid-19 yang lebih baik.

"Kami berpendapat bahwa sebagai komunitas global, kami perlu meningkatkan investasi dalam sistem kesehatan yang lebih kuat, terutama di tingkat kesehatan masyarakat dan juga perawatan kesehatan primer. Karena kedua kesehatan masyarakat dan perawatan kesehatan primer ini adalah dasar dari pandemi yang lebih baik," kata Vice President for Human Development World Bank Mamta Murti dalam 1st Health Working Group Side Event on Tuberculosis di Yogyakarta, Selasa (29/3).

Baca juga: Menkes: Penanganan Tuberkulosis Butuh Investasi ilmu Pengetahuan

Baca juga: Jabar Kembali Sumbang Kasus Harian Covid-19 Tertinggi

Dirinya menilai investasi pada bidang kesehatan juga menjadikan negara lebih kuat serta menguntungkan negara lainnya. Investasi kesehatan bukan hanya untuk pandemi saja melainkan semua penyakit salah satunya Tuberkulosis (TB) yang saat ini menjadi salah satu penyakit yang menyebabkan kematian terbesar di dunia.

Diketahui pada 2020 sekitar 10 juta orang menderita TB dan 1,5 juta orang meninggal. Ini merupakan peningkatan jumlah kematian akibat TB dan perlambatan laju penurunan TB. Pandemi covid-19 mengakibatkan guncangan ganda pada kesehatan dan ekonomi yang menyebabkan jutaan nyawa meninggal secara global, mengganggu layanan kesehatan dan memicu resesi ekonomi global yang melampaui penurunan ekonomi apa pun sejak Perang Dunia Kedua.

Mamta mengungkapkan tidak semua negara bisa bertahan secara mandiri menghadapi efek dari pandemi ini, ada beberapa negara memiliki posisi yang lebih baik untuk mencapai pemulihan ganda baik dalam kesehatan dan pertumbuhan ekonomi.

"Bank Dunia memperkirakan bahwa ada lebih dari 50 negara yang akan menghadapi kendala fiskal makro yang signifikan untuk mempertahankan investasi yang memadai di bidang kesehatan ke depan," ujar Mamta.

Negara-negara ini tidak akan dapat membiayai bagian perawatan alat covid-19, apalagi berinvestasi dalam kemampuan kesiapsiagaan dan respons yang lebih baik.

"Sekarang kita semua tahu bahwa biaya untuk memperkuat kesiapsiagaan pandemi bisa menjadi signifikan, tetapi mereka dikerdilkan oleh potensi biaya bencana dari pandemi," pungkasnya. (H-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Indrastuti
Berita Lainnya