Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Menkes: Penanganan Tuberkulosis Butuh Investasi ilmu Pengetahuan

Mediaindonesia
29/3/2022 21:45
Menkes: Penanganan Tuberkulosis Butuh Investasi ilmu Pengetahuan
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin(ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra)

MENTERI Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyatakan penanganan tuberkulosis (TB) membutuh investasi di bidang ilmu pengetahuan demi mengakhiri penyakit menular pada 2030.
 
"Kita harus berinvestasi dengan lebih cerdas untuk mengalahkan pembunuh penyakit menular terkemuka ini dan untuk mengakhirinya pada tahun 2030," ujar Menkes Budi dalam G20 Side Event Tuberkulosis di Daerah Istimewa Yogyakarta, hari ini.
 
Ia menyatakan dengan meningkatkan jaringan kolaboratif, dan kemitraan multilateral maka dunia dapat mengembangkan diagnosa, vaksin, terapi, dan sistem surveilans TB yang cukup efektif dan efisien.
 
Sebagai tuan rumah Presidensi G20, Menkes Budi juga menyampaikan Indonesia mempromosikan penguatan arsitektur kesehatan global dan mengadvokasi layanan TB esensial di mana negara G20 dapat meningkatkan surveilans TB di antara pasien suspek, kontak dekat, dan populasi berisiko tinggi.

"Penemuan kasus berbasis risiko dan proaktif untuk pasien TB klinis dan subklinis adalah sangat penting, dengan mendekatkan alat diagnostik ke masyarakat, termasuk melalui x-ray dan teknologi molekuler," tuturnya.

Baca juga: Perlu Penguatan Layanan Kesehatan Global Untuk Eliminasi Tuberkulosis 

Kemudian, meningkatkan penggunaan obat regimen yang lebih pendek dan pengobatan pencegahan TB untuk memaksimalkan dampak.
 
"Regimen baru adalah kesempatan untuk meningkatkan kepatuhan pengobatan, pengobatan yang berpusat pada orang, dan mengurangi efek samping obat," kata Menkes Budi.
 
Selain itu, berinvestasi secara memadai dan berkelanjutan dalam penelitian dan pengembangan vaksin TB yang lebih baik.
 
"Kita akan dapat mengakhiri TB pada tahun 2030 jika vaksin yang efektif tersedia pada tahun 2025," ucapnya.
 
Ia mengharapkan dengan upaya-upaya Indonesia dapat memerangi TB dan mencapai hasil yang diinginkan.
 
Sementara itu, Director General WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan  berinvestasi dalam upaya mengakhiri TB bagian dari kesiapsiagaan pandemi di masa depan.
 
Upaya itu meliputi penerapan dan pembaruan alat-alat, teknologi kecerdasan digital dan buatan, serta paket perawatan komprehensif yang dapat mendukung kesuksesan pengobatan TB.
 
"Kemajuan dalam kesehatan masyarakat bergantung pada inovasi pembiayaan untuk penelitian TB, setidaknya dapat mendorong penemuan alat baru termasuk vaksin," katanya.(Ant/OL-4)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Akhmad Mustain
Berita Lainnya