Headline

Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.

Fokus

Presiden menargetkan Indonesia bebas dari kemiskinan pada 2045.

Perlu Penguatan Layanan Kesehatan Global Untuk Eliminasi Tuberkulosis 

M. Iqbal Al Machmudi
29/3/2022 21:17
Perlu Penguatan Layanan Kesehatan Global Untuk Eliminasi Tuberkulosis 
Ilustrasi tuberkulosis(Freepik.com)

KEMENTERIAN Kesehatan menegaskan negara-negara G20 harus memperhatikan arsitektur kesehatan global untuk memperkuat layanan tuberkulosis (TB). Penyakit ini penting dipulihkan sehingga masih perlu meningkatkan pengawasan dan sistem manajemen informasi kesehatan. 

"Sistem surveilans berbasis digital untuk TB memiliki sampel yang menguntungkan. Ini termasuk memungkinkan penggunaan pemeriksaan kualitas data otomatis, akses tepat waktu ke data, dan ketersediaan data tingkat individu untuk orang dengan infeksi TB," kata Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin dalam 1st Health Working Group Side Event on Tuberculosis di Yogyakarta, Selasa (29/3). 

Kemudian perlu meningkatkan pengelolaan serta akses secara praktis terkait obat, regimen berstandar, pengobatan pencegahan TB, dan pendekatan inovatif yang benar-benar memaksimalkan dampak untuk meningkatkan penggunaan regimen baru. 

Termasuk modifikasi jangka pendek atau regimen lain untuk TB sehingga memunculkan kesempatan untuk mempercepat desentralisasi dan perawatan yang meningkatkan hasil. 

"Selain itu juga dapat mengurangi efek samping obat sehingga perlu berinvestasi secara memadai dan berkelanjutan dalam penelitian, pabrik teknologi, peningkatan kapasitas, vaksin yang lebih baik, terapi dan diagnostik untuk TB," ujarnya. 

Baca juga : Kepala Daerah di Pulau Jawa Diminta Kebut Vaksinasi Covid-19

Diketahui bahwa tuberkulosis membunuh lebih dari 1,5 juta orang setiap tahun dan mempengaruhi jutaan orang lainnya dengan dampak yang sangat besar pada keluarga dan masyarakat. TB tetap menjadi prioritas banyak dalam beberapa tahun terakhir. 

Budi menceritakan, antara abad 17 dan 19, TB merupakan salah satu pembunuh utama di dunia jika membunuh 35% dari total kematian secara global karena penyakit ini cenderung diturunkan dalam keluarga. 

"Dokter dan Ahli Biologi asal Jerman dr Robert Koch meneliti selama enam bulan di laboratoriumnya, menemukan bakteri tuberkulosis. Hingga hari ini dari 140 tahun sejak ditemukan, tuberkulosis tetap menjadi beban global, yang telah menginfeksi lebih dari 10 juta individu," ungkapnya. 

"Saat ini juga masih ada sekitar 30% masyarakat yang mengalami penyakit TB dan tidak mendapatkan perawatan Ini harus berubah sebanyak yang kita butuhkan untuk menjaga fokus kita untuk melayani pasien, keluarga dan masyarakat," pungkasnya. (OL-7)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Ghani Nurcahyadi
Berita Lainnya