Headline
Saat ini sudah memasuki fase persiapan kontrak awal penyelenggaraan haji 2026.
Saat ini sudah memasuki fase persiapan kontrak awal penyelenggaraan haji 2026.
PEMERINTAH menghadirkan beras Fortivit yang digadang-gadang bisa menjadi alat pencegahan stunting. Pasalnya, dalam beras tersebut telah mengandung vitamin A, B1, B3, B6, B12, asam folat, zat besi, dan zinc.
Menanggapi hal itu, Dokter sekaligus Ahli Gizi Komunitas Tan Shot Yen mengungkapkan beras tersebut tidak bisa menjadi solusi tunggal dalam pencegahan stunting.
"Tidak semudah punya magic bullet untuk anti-stunting," kata Tan kepada Media Indonesia, Selasa (1/2).
Tan mengungkapkan, stunting merupakan permasalahan kompleks yang harus diatasi sejak ibu merencanakan kehamilan. Dikatakan Tan, stunting bisa terjadi karena ibu yang mengandung mengalami anemia. Parahnya lagi, Tan menyebut 50% ibu hamil di Indonesia mengalami anemia.
"Anemia ini sangat berbahaya sekali. Pertama, risiko buat ibunya yang bisa meninggal. Lalu bayinya juga bisa lahir dalam keadaan tidak sehat, berat badannya rendah dan angka kematian bayi tinggi," ucap Tan.
Baca juga: Kemen PPPA : Perkawinan Anak Berisiko Kelahiran Bayi Stunting
Stunting juga bisa terjadi karena asi eksklusif tidak dijalankan dengan baik oleh ibu dan akhirnya anak diberikan susu formula.
"Anak stunting tinggi badannya tidak bisa mencapai maksimal yang dia bisa. Kedua adalah kecerdasarnnya terganggu. Anak ini berpotensi mengalami penyakit kronik di kemudian hari," ucapnya.
Dengan banyaknya makanan ultra proses saat ini, Tan menyebut hal itu justru bisa menjadi pencetus obesitas, gangguan gizi pada anak hingga berpotensi menimbulkan penyakit tidak menular pada anak seperti diabetes, hipertensi dan sindroma metabolik.
Untuk itu, stunting perlu dicegah sejak 1000 hari awal kehidupan, mulai bayi berada dalam kandungan. Selanjutnya, proses ASI eksklusif dipastikan juga harus berjalan dengan baik agar anak mendapatkan cukup nutrisi.
Saat sudah memasuki masa MPASI, nutrisi anak yang terdiri dari karbohidrat, protein hewani dan nutrisi dari sayur-sayuran menjadi penting untuk tumbuh kembang anak.(OL-5)
Banyak ibu hamil pun bertanya-tanya: apakah tes DNA bisa dilakukan sebelum persalinan? Jawabannya: bisa.
Dokter Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah memaparkan pemeriksaan ultrasonografi (USG) fetomaternal sangat bermanfaat untuk mendeteksi lebih awal penyakit jantung bawaan pada janin.
Panel FDA meragukan keamanan antidepresan SSRI seperti Prozac dan Zoloft bagi ibu hamil, bahkan mengusulkan peringatan kotak hitam.
PROFESOR Entomologi Medis di London School of Hygiene & Tropical Medicine, Prof. James Logan, menemukan fakta bahwa ibu hamil ternyata lebih disukai nyamuk dan sering digigit oleh nyamuk
Studi dari University of Durham dan Dewan Riset Medis Gambia menunjukkan ibu hamil menghembuskan karbon dioksida lebih banyak karena kenaikan berat badan
Penelitian menunjukkan ibu-ibu di Indonesia lebih dari 30%-40% anemia yang berdampak pada lemahnya imunitas tubuh.
Memperingati Pekan ASI Sedunia 2025, Kalbe Nutritionals melalui Prenagen kembali menegaskan komitmennya dalam mendukung ibu menyusui di Indonesia.
Selain dikenal sebagai ASI Booster berkualitas tinggi, Mom Uung juga menghadirkan Pompa ASI Mom Uung yang kini menjadi favorit dan dikenal sebagai pompa ASI nomor 1 di Indonesia.
Penyediaan konselor ASI di tempat kerja mendesak dilakukan mengingat jumlah perempuan yang bekerja terutama di sektor industri, semakin banyak.
Proses menyusui yang tidak lancar sering kali karena ibu tidak mempersiapkan dirinya dari awal dan tidak percaya diri.
Waktu yang tepat untuk melakukan terapi akupuntur bagi ibu menyusui, dari 1x24 jam setelah ibu melahirkan akupuntur untuk ASI sudah bisa dilakukan.
SPESIALIS akupuntur medik dr. Newanda Mochtar, Sp.Akp mengimbau para suami turut berperan aktif mendukung istri memberi ASI eksklusif bagi bayinya.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved