Headline

Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.

Fokus

Presiden menargetkan Indonesia bebas dari kemiskinan pada 2045.

Wapres Sesalkan Masih Banyak Pihak yang Identikkan Islam dengan Ekstremisme dan Kekerasan 

Emir Chairullah
25/1/2022 21:11
Wapres Sesalkan Masih Banyak Pihak yang Identikkan Islam dengan Ekstremisme dan Kekerasan 
Wakil Presiden Ma/ruf Amin(Dok. Sekretariat Wakil Presiden)

MASYARAKAT muslim Indonesia dikenal kalangan ulama dunia sebagai penganut agama Islam yang moderat, bersahabat, dan toleran. Indonesia telah diakui keberhasilannya dalam mengelola perbedaan di tengah kehidupan masyarakatnya yang memiliki beragam latar belakang. 

Pengakuan tersebut terbukti dengan datangnya utusan Majelis Hukama Al-Muslimin yang berpusat di Abu Dhabi Uni Emirat Arab ke Indonesia belum lama ini untuk belajar tentang Islam yang toleran dari Indonesia. 

"Mereka datang ke Indonesia bukan untuk memberikan ajaran atau tuntunan tentang bagaimana Islam yang rahmatan lil ‘alamin itu, tetapi justru mereka datang untuk belajar tentang Islam yang toleran yang sudah diakui di Indonesia," ungkap Wakil Presiden Ma'ruf Amin saat menghadiri acara Pembukaan Seminar Internasional "Membangun Kerja Sama Internasional untuk Menguatkan Komitmen dan Praktik Islam Rahmatan Lil 'Alamin di Dunia" secara virtual di Jakarta, Selasa (25/1). 

Bahkan, ungkap Ma’ruf, Majelis Hukama sempat menyebutkan bahwa sekarang bukan saatnya lagi kitab-kitab Bahasa Arab yang diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia, tetapi sebaliknya buku-buku Indonesia yang memuat tentang toleransi dan kerukunan yang diterjemahkan ke dalam Bahasa Arab. 

"Saya bersyukur karena Indonesia telah diakui keberhasilannya dalam mengelola perbedaan. Indonesia telah diminta berbagi pengalaman tentang toleransi antar-umat beragama yang menjadi faktor terciptanya perdamaian dan stabilitas dalam kehidupan masyarakat yang sangat beragam latar belakangnya," paparnya. 

Dalam seminar yang diselenggarakan oleh International NGO Forum on Indonesian Development (INFID) bekerja sama dengan Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah itu, Ma’ruf memaparkan bahwa toleransi dan kerukunan di Indonesia tidak terlepas dari nilai yang tertanam dalam dasar negara Pancasila.

"Pancasila menyatukan kemajemukan bangsa Indonesia dengan tetap menghormati nilai-nilai dan praktik beragama yang dianut oleh masyarakat Indonesia," ujarnya. 

Selain itu, kata Ma’ruf, umat Islam Indonesia sendiri juga mengembangkan konsep dasar ukhuwah (persaudaraan) dalam 3 aspek, yaitu ukhuwah Islamiyah atau persaudaraan sesama muslim, ukhuwah wathaniyah atau persaudaraan satu bangsa, dan ukhuwah insaniyah atau persaudaraan sesama manusia. 

Baca juga : Aroma Perbatasan dari Kopi Klotok

"Di Indonesia dibentuk Majelis Ulama Indonesia, sebagai wadah bagi ulama yang berbeda mazhab dan pandangan, untuk mengelola perbedaan di antara penganut Islam di Indonesia," ungkapnya. 

"Sementara untuk mengelola perbedaan di antara agama-agama yang berbeda, dibentuk Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) di tingkat provinsi sampai di kabupaten/kota untuk membantu menyelesaikan masalah, sekiranya terjadi gesekan-gesekan pada akar rumput," imbuhnya. 

Namun demikian, Ma’ruf tetap menyayangkan hingga kini masih banyak pihak yang mengidentikkan Islam dengan ekstremisme dan kekerasan. 

"Citra Islam yang mulia telah dirampas oleh segelintir orang yang mengatasnamakan Islam untuk membenarkan kekerasan yang dilakukannya," ujarnya. 

Suara mereka pun, ungkapnya, terdengar lebih nyaring di dunia internasional, sehingga mendapatkan sorotan dan perhatian dan diperparah dengan sebaran berita di berbagai platform media. 

"Akibatnya, terjadi islamophobia yang saat ini marak di berbagai belahan dunia. Tak jarang, umat Islam mendapatkan perlakuan diskriminatif dan rasialis akibat islamophobia," jelasnya. 

Untuk itu, Ma’ruf mengajak segenap umat Islam Indonesia untuk bersama-sama memikul pekerjaan besar agar terus menjadi cerminan Islam yang moderat, bersahabat, dan toleran. 

"Tidak hanya itu, kita juga harus menjadi umat Islam yang maju dan berdaya," pungkasnya. (OL-7)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Ghani Nurcahyadi
Berita Lainnya