Headline

Presiden memutuskan empat pulau yang disengketakan resmi milik Provinsi Aceh.

Fokus

Kawasan Pegunungan Kendeng kritis akibat penebangan dan penambangan ilegal.

Penjelasan Anak Umur 1-5 Tahun Belum Dapat Divaksinasi

M. Iqbal Al Machmudi
22/1/2022 14:30
Penjelasan Anak Umur 1-5 Tahun Belum Dapat Divaksinasi
PROGRAM BIAS: Petugas kesehatan memeriksa kesehatan siswa saat kegiatan Bulan Imunisasi Anak Sekolah di SD Negeri 5 Salatiga, Jateng.(ANTARA / Aloysius Jarot Nugroho )

KETUA Indonesia Technical Advisory Group on Immunization (ITAGI) Prof.  Sri Rezeki H. Hadinegoro menjelaskan pemberian vaksinasi pada anak tidak bisa dilakukan sekaligus dan perlu adanya tahapan mulai dari orang dewasa kemudian remaja kemudian anak umur 6-11 tahun.

"Untuk anak vaksinasi tidak bisa dilakukan sekaligus di semua umur karena anak memiliki pertumbuhan yang berbeda tiap kelompok umur ini akan berpengaruh sekali pada pemberian vaksin," kata Sri dalam media briefing virtual IDAI, Sabtu (22/1).

Pemberian vaksin harus didahulukan pada orang dewasa atau remaja karena memiliki daya tahan tubuh yang paling baik. Hal ini juga harus dilihat dari kelebihan setiap kelompok umur seperti dewasa dan remaja yang senang berkumpul atau berkerumun maka harus didahulukan.

Setelah kelompok remaja dilihat potensi KIPI terbukti kecil maka disebut aman. Kemudian vaksin bisa diturunkan ke kelompok dengan ukur lebih kecil seperti anak SD, dan harus dilihat setiap kebiasaannya masih mengandalkan orang sekitar maka harus divaksinasi namun orang sekitarnya pun harus juga divaksinasi. "Kita coba anak SD 6-11 tahun bisa dilihat bahwa ketika dibuka PTM langsung ada kasus. Artinya lingkungan yang belum bersih, penularan masih terjadi dan perlu dievaluasi," ujar Sri.

Sehingga untuk kelompok 6-11 tahun perlunya dukungan dari orang sekitar mulai dari orang tua, tetangga, guru, dan lainnya harus sudah divaksinasi agar anak tidak tertular dengan begitu Itu vaksin bisa diturunkan kan ke kelompok bawah selanjutnya.

Selain itu, uji klinis vaksin juga memerlukan waktu yang cukup lama. Pada uji pra-klinik untuk menilai keamanan dan imunogenisitas pada binatang termasuk uji tantang. Kemudian masuk ke uji klinik fase 1 untuk menguji keamanan vaksin dilakukan pada kurang dari 100 sukarelawan. Uji klinik fase 2 untuk mengetahui imunogenisitas atau peningkatan kadar antibodi dan keamanan dengan jumlah sukarelawan 400 sampai 600 orang.

Masuk ke uji klinik fase 3 untuk mengetahui efikasi vaksin, keamanan, imunogenisitas, dilakukan pada dua kelompok vaksin dan placebo yang mencakup ribuan atau puluhan ribu orang yang dilakukan pada multisenter.

Terakhir uji klinis fase 4 untuk post marketing surveillance dilakukan untuk memantau keamanan vaksin setelah dipergunakan secara luas di masyarakat. (H-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Soelistijono
Berita Lainnya