Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
SENYAWA merkuri telah lama hadir di sekitar masyarakat dan terbukti memberikan banyak efek negatif bagi kesehatan. Bahkan, studi terbaru menyebutkan bahwa senyawa merkuri dapat menyebabkan stunting pada anak-anak. Hal itu diungkapkan dokter sekaligus influencer Ratih Citra Sari.
"Sekarang bahaya merkuri banyak dikaitkan dengan penyebab stunting. Saya lihat sendiri di satu daerah, anak-anak memiliki tubuh yang kecil, dan itu bukan hanya satu anak, tapi banyak sekali yang seperti itu. Ini stunting," kata Ratih dalam webinar Waspada Merkuri yang diselenggarakan KLHK, Selasa (21/12).
Ratih mengungkapkan, meskipun saat ini penggunaan senyawa merkuri telah banyak dilarang, namun senyawa tersebut telah mencemari lingkungan, mulai dari atmosfer hingga dasar laut, sejak lama. Karenanya, senyawa tersebut akhirnya berpotensi masuk ke tubuh manusia lewat cara dihirup atau dikonsumsi.
Baca juga: Obat Covid-19 AstraZeneca Diklaim Mampu Tangkal Varian Omikron
"Ini harus kita sadari bersama. Anak-anak yang tinggal di lingkungan dengan risiko tinggi berpotensi mengalami pencemaran merkuri dan akhirnya bisa mengakibatkan stunting," ucap dia.
Ratih menjabarkan, selain mengakibatkan stunting, paparan merkuri secara kontinu pada manusia juga berpotensi menimbulkan gagal ginjal. Adapun, gejala-gejala awal yang timbul bisa berupa tremor hingga mudah lelah.
"Dan paparan merkuri juga bisa memperpendek angka harapan hidup kita karena kualitas kesehatan yang terganggu dari adanya paparan merkuri yang terus-menerus," ucap dia.
Ratih mengakui, hingga saat ini belum ada terapi yang bisa membersihkan kandungan merkuri dari dalam tubuh secara total. Terlebih lagi, tubuh tidak memiliki mekanisme untuk secara aktif mengeluarkan kandungan merkuri.
"Mungkin bisa dikeluarkan, tapi sangat sedikit. Untuk itu cara yang paling baik ialah kita mengetahui apakah kita memiliki faktor risiko untuk terpapar merkuri, mulai dari penggunaan kosmetik atau makanan yang kita konsumsi," beber Ratih.
"Cek kesehatan secara berkala dan makan sehat serta hindari makanan dan minuman yang tidak sehat, agar meringankan kerja tubuh kita secara perlahan," tutup dia.
Pada kesempatan tersebut, Direktur Jenderal Pengelolaan Limbah, Sampah, dan Bahan Beracun Berbahaya (PSLB3) KLHK Rosa Vivien Ratnawati mengungkapkan, lingkungan manusia memang tidak bisa terlepas dari kandungan merkuri. Pasalnya, banyak sekali sumber pelepasan merkuri dari aktivitas alam seperti pelapukan batuan, kebakaran hutan dan lahan, dan erupsi.
"Selain itu, kandungan merkuri juga berpotensi muncul dari beragam aktivitas manusia seperti penambangan emas skala kecil, pembakaran limbah, hingga proses krematorium," beber dia.
Berdasarkan perhitungan yang dilakukan oleh organisasi internasional dan Sekretariat Konvensi Minamata, dari negara-negara pihak yang mengikuti Konvensi Minamata, ditemukan bahwa ada sebanyak 500 ton kandungan merkuri yang terlepas dari aktivitas geogenik.
Selain itu, ada 600 ton kandungan merkuri yang terlepas dari proses pembakaran bio massa.
"Dan yang paling penting, ada 2.500 sampai 3.000 ton merkuri yang terlepas dari aktivitas manusia," beber dia.
Untuk itu, ia menyatakan, perlu upaya dari berbagai pihak agar kandungan merkuri tidak banyak mengkontaminasi tubuh manusia. (H-3)
POLEMIK skincare abal-abal mengandung zat berbahaya menjadi perhatian tersendiri bagi berbagai pihak. Bagi kalangan medis, ini menjadi tanggung jawab publik untuk melakukan edukasi.
Upaya Indonesia untuk Mengurangi dan Menghapus Merkuri 1. Membangun fasilitas pengolahan emas non-merkuri. 2. Melakukan pemulihan lahan terkontaminasi merkuri.
Para peneliti mengukur tingkat kontaminasi di 46 mamalia ari gawar itu yang hidup di sungai yang memanjang melewati Brasil, Bolivia, Kolombia, dan Peru.
Sejumlah produk alat kesehatan bermerkuri antara lain termometer, sfigmomanometer (alat pengukur tekanan darah), amalgam gigi atau bahan untuk penambal gigi, batere, lampu dan lainnya
Sebagian besar rumah sakit paham alat kesehatan bermerkuri harus ditarik dan kini ditaruh pada tempat penampungan sementara
PEMERINTAH akan melarang penggunaan dan pengadaan alat kesehatan (alkes) bermerkuri di seluruh fasilitas layanan kesehatan mulai akhir 2020
Pisahkan pakaian dengan pewarna alami ampas kopi dengan pakaian lainnya.
Ketika dikawinkan dengan bakteri, ampas kopi dapat disulap menjadi lembaran elastis mirip material kulit yang diberi nama M-Tex Coffee Leather.
Pemilik kebun kopi yakin produksi kopi akan baik jika lingkungan pun terjaga dan tak tercemar oleh limbah.
Keputusan Sari Priskila mengolah limbah kayu adalah kunci perjalanan Madam Retro dalam dunia furnitur. Produk dekorasi rumah bergaya antik dan klasik itu mulai berjalan pada 2016.
dampak negatif dari efek rumah kaca yaitu kondisi yang membahayakan bumi dan sudah terasa sejak tahun 80an dan hingga kini semakin besar dampaknya
“Melalui kolaborasi ini, kita ingin menunjukkan bahwa limbah sehari-hari dapat menjadi sesuatu yang bernilai,”
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved