Headline
Putusan MK dapat memicu deadlock constitutional.
KEMUDAHAN akses pengobatan kanker paru, mulai dari tahap diagnosa, terapi, hingga tatalaksana paliatif dapat mendorong peningkatan kualitas hidup penyintas.
Hal tersebut dikatakan Dokter Spesialis Paru Konsultan Onkologi dan Anggota Pokja Onkologi Toraks Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI), Sita Laksmi Andarini.
"Pada saat ini, peserta BPJS banyak sekali di Indonesia dan menjadi suatu kewajiban, artinya BPJS adalah asuransi yang terbesar. Namun, saat ini, belum semua pengobatan kanker paru ter-cover oleh BPJS," kata Sita saat webinar memperingati Bulan Kesadaran Kanker Paru, Selasa (23/11).
Baca juga: Deteksi Dini Bisa Cegah Kejadian Stadium Lanjut Kanker Paru
Sita mengatakan, saat ini, pengobatan yang bekerja spesifik sesuai tipe kanker paru sudah tersedia, baik bagi penyintas dengan mutasi Epidermal Growth Factor Receptor (EGFR) positif ataupun negatif sesuai dengan pedoman internasional, termasuk pembedahan, kemoterapi, terapi target, dan imunoterapi.
Namun, Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) hanya menjamin pengobatan personalisasi atau inovatif bagi penyintas kanker paru dengan mutasi EGFR positif.
Padahal, hampir 60% dari penyintas kanker paru memiliki mutasi EGFR negatif yang memerlukan pengobatan atau terapi yang lain, seperti imunoterapi.
"Dengan adanya terobosan dalam penanganan kanker paru, tentu saja saya berharap hal tersebut dapat meningkatkan harapan dan kualitas hidup penyintas kanker paru di Indonesia," ujar Sita.
Berbeda dengan pengobatan yang lain, sistem kerja dari pengobatan imunoterapi langsung menghambat sinyal negatif yang digunakan kanker untuk mengelabui sistem imun tubuh melawan kanker.
Melalui imunoterapi, sistem kekebalan pada penderita kanker disebut akan jauh lebih aktif untuk melawan sel kanker tersebut. Terapi ini juga diharapkan dapat menjawab kebutuhan penyintas dan dapat menekan laju pertumbuhan angka beban kanker paru.
Sementara itu, Sita menyebutkan prevalensi kanker paru di Indonesia masih tinggi. Hal ini juga disebutkan dalam data GLOBOCAN 2020 bahwa angka kematian akibat kanker paru di Indonesia meningkat sebesar 18% menjadi 30.843 orang dengan kasus baru mencapai 34.783 kasus.
Angka tersebut membuat kematian akibat kanker paru, baik di Indonesia maupun di dunia, menempati urutan pertama di antara semua jenis kanker.
"Kalau dulu kasus baru hanya sekitar 300 hingga 500, pada 2014 itu sekitar 1.500 kasus baru di RS Persahabatan. Tahun-tahun ini juga sangat meningkat sampai di atas 1.500 untuk kasus baru di satu rumah sakit. Bisa kita bayangkan gambaran besaran kanker paru yang berkali lipat dari tahun ke tahun," pungkas Sita. (Ant/OL-1)
PENELITIAN terbaru dari para ilmuwan di Universitas California, Los Angeles (UCLA) Health mengungkap bahwa kanker bisa dideteksi hanya dengan tes darah.
6 tips pola makan untuk pasien kanker yang mendukung pemulihan tubuh, meningkatkan daya tahan, dan menjaga kesehatan setelah pengobatan kanker.
KANKER hati merupakan salah satu penyakit yang membahayakan organ hati dan perlu diperhatikan secara serius, mengingat hati termasuk organ yang memiliki peran penting bagi tubuh.
BEBERAPA makanan ketika dikonsumsi dalam jumlah besar, maka hal ini bisa menjadi masalah. Salah satunya adalah meningkatkan risiko seseorang untuk terserang jenis kanker tertentu.
Isu mengenai vaksin human papillomavirus (HPV) yang bisa menyebabkan kemandulan hingga menopause dini merupakan kabar yang tidak benar atau hoaks.
Data Global Cancer Observatory (GLOBOCAN) 2022 mencatat kematian akibat kanker hati di Indonesia mencapai 23.383 kasus, meningkat dibandingkan 2020 yang mencatat 19.721 kematian.
Sejak dahulu, rumput laut telah menjadi primadona dalam bidang kesehatan, industri, dan kuliner berkat kandungan gizinya yang melimpah.
Program Dokter Spesialis Keliling (Speling) yang diinisiasi Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi dan Wakil Gubernur Taj Yasin mampu menarik dukungan internasional.
Menjaga kebugaran kini telah menjadi bagian penting dari gaya hidup modern.
TENAGA apoteker yang kompeten dan tersebar merata di Indonesia masih menjadi kebutuhan.
Usia baru menginjak 20-an, tapi tubuh terasa cepat pegal dan lelah? Waspadalah—bukan sekadar kelelahan biasa, ini bisa menjadi gejala gangguan metabolisme
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved