Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Pendekatan Keluarga Kunci Pencegahan Stunting pada Anak

 M. Iqbal Al Machmudi
06/10/2021 13:38
Pendekatan Keluarga Kunci Pencegahan Stunting pada Anak
Upaya mencegah stunting di antaranya dengan mencegah kehamilan dini dan menjaga jarak kehamilan.(MI/RAMDANI)

BERDASARKAN Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2021 Tentang Percepatan Penurunan Stunting Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) akan mengupayakan penurunan stunting melalui pendekatan keluarga. Targetnya angka stunting mencapai 14% pada 2024.

Plt Deputi Bidang Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Keluarga BKKBN Lalu Makripudin mengatakan upaya yang pencegahan dimulai dari penyiapan kehidupan berkeluarga, dengan mencegah kehamilan dini dan menjaga jarak kehamilan bisa menjadi upaya jitu penurunan stunting.

"Jadi mulai remaja dan 3-4 bulan kita perhatikan kondisi kesehatan, perhatikan, dampingi," kata Makripudin dalam webinar Praktik Baik Upaya Percepatan Penurunan Stunting dari BKKBN dan Tanoto Foundation, Rabu (6/10)

Pernikahan dini terhitung dari kurang dari 18 tahun karena jika pernikahan cepat terjadi akan membahayakan kesehatan ibu dan anak. Kemudian jarak kehamilan juga minimal 24 bulan. Selain itu pencegahan anemia pada ibu atau calon ibu hamil harus diperhatikan.

"Selanjutnya pengasuhan 1.000 hari dengan melakukan intervensi Anak usia di bawah dua tahun (Baduta)," ucapnya.

BKKBN sendiri memiliki 12 kegiatan dan 5 strategi penurunan angka stunting di Indonesia dengan dibantu berbagai mitra. Selain itu mengubah pola pikir dan perilaku masyarakat juga penting untuk menyiapkan keluarga yang siap membesarkan anak tanpa stunting.

Dosen Politeknik Kesejahteraan Sosial Bandung, Elly Susilowati menyebutkan terdapat upaya dalam mengubah perilaku masyarakat agar lebih mengerti cara pencegahan stunting.

Dalam mengubah pola pikir dan perilaku masyarakat terutama di desa bisa melalui pertemuan warga, acara kreatif, penyebaran pesan, dan poster.

"Sementara upaya edukasi juga perlu dilakukan melalui tatap muka, diskusi, edukasi pada kelas ayah dan remaja, serta memberi pengetahuan kepada pemuka agama," ungkapnya. (Iam/OL-09)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Deri Dahuri
Berita Lainnya