Headline

RI dan Uni Eropa menyepakati seluruh poin perjanjian

Fokus

Indonesia memiliki banyak potensi dan kekuatan sebagai daya tawar dalam negosiasi.

Pemprov DKI Bersurat ke Nadiem Minta Kejelasan 25 Klaster PTM

Putri Anisa Yuliani
24/9/2021 14:46
Pemprov DKI Bersurat ke Nadiem Minta Kejelasan 25 Klaster PTM
Pembelajaran tatap muka(Mi/Ramdani)

PEMERINTAH Provinsi DKI Jakarta melalui Dinas Kesehatan mengirimkan surat kepada Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) untuk meminta kejelasan terkait hasil survei yang menyebutkan ada 25 klaster dengan lebih dari 400 kasus positif covid-19 selama pembelajaran tatap muka (PTM) di DKI Jakarta.

Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria mengungkapkan harapannya agar Kemendikbudristek dapat menjawab surat tersebut dengan data sejelas-jelasnya.

"Itu kami sudah menyurati Kemendikbud minta data persisnya. Sejauh ini kita belum dapat data dari Kemendikbud. Makanya Dinkes sudah bersurat minta data dari Kemendikbud terkait adanya kemungkinan klaster di sekolah," kata pria yang akrab disapa Ariza itu, Kamis (23/9). 

Ia melanjutkan, selama ini Pemprov DKI memiliki persiapan yang cukup baik dalam melakukan pembelajaran tatap muka (PTM). Pemprov DKI bahkan menjadi provinsi yang paling siap melakukan PTM terbatas berdasarkan penilaian Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI).

"Sejauh ini kami meyakini proses pembelajaran di sekolah-sekolah melaksanakan protokol kesehatan yang ketat disiplin dan bertanggung jawab," ungkapnya.

Dalam kesempatan terpisah, Dinas Pendidikan DKI Jakarta hanya menemukan satu klaster covid-19 saat PTM berlangsung. Hal tersebut terjadi di SDN 03 Klender. Menurut Kasubbag Humas Dinas Pendidikan DKI Jakarta, Taga Radja, mulanya terdapat satu siswa yang terpapar covid-19 di SD tersebut dan berasal dari klaster keluarga. Kemudian, siswa tersebut menularkan kepada teman sekelasnya.

"SOP-nya begitu ada yang positif, kami langsung tutup sekolah selama 3 hari untuk disinfeksi dan di-tracing. Setelah tracing hanya 1 siswa yang positif," kata Taga saat dikonfirmasi, Kamis (23/9).

Baca juga : Disdik Kota Bekasi Pastikan Tidak Ada Keharusan Pelajar Beli Seragam Baru

Sementara itu, ada siswa dan guru di sekolah lainnya yang juga terpapar covid-19 namun dari hasil tracing dipastikan bahwa bukan klaster PTM. Mereka tertular dari klaster keluarga. 

Kasus tersebut antara lain di SMKN 66 (1 guru), SDN Pondok Ranggon 02 (1 siswa), SMP PGRI 20 (1 guru), SMAN 25 (1 guru), dan SMAN 20 (1 siswa). Namun, total ada tujuh sekolah yang ditutup ditambah dengan SDN 05 Jagakarsa yang melanggar protokol kesehatan. Temuan ini berdasarkan pelaksanaan PTM terbatas sejak 30 Agustus lalu.

"Makanya ketika ada temuan itu langsung, walaupun itu klaster rumah kita langsung segara SOP-nya ditutup selama 3 hari, disinfektan dan di-tracing langsung. Ternyata dari 6 sekolah itu hanya 1 yang SDN 03 Klender yang ada 1 temennya kena tapi setelah itu tidak ada lagi yang kena, semuanya negatif," pungkasnya.

Sebelumnya, menurut data Kemendikbudristek melalui sekolah.data.kemdikbud.go.id., per Rabu (22/9), terdapat 25 klaster saat PTM dari total 899 responden sekolah. Sebanyak 227 pendidik dan tenaga kependidikan dilaporkan terinfeksi covid-19. Sementara untuk peserta didik yang terinfeksi berjumlah 241 orang. 

Hingga saat ini, total klaster yang telah terbentuk saat PTM secara nasional telah mencapai 1.299 klaster dari 46.892 responden sekolah. Sementara total pendidik dan tenaga kependidikan yang terinfeksi mencapai 7.285 orang dan 15.655 peserta didik. (OL-2)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Baharman
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik