Senin 12 Juli 2021, 14:50 WIB

Menkes: Butuh 20 Ribu Perawat dan 3 Ribu Dokter

Ferdian Ananda Majni | Humaniora
Menkes: Butuh 20 Ribu Perawat dan 3 Ribu Dokter

ANTARA/ Aprillio Akbar
VAKSINASI KELILING: Tenaga kesehatan menyuntikkan vaksin kepada warga melalui layanan mobil vaksin covid-19 keliling di Jakarta.

 

ANGKA positif covid-19 bagi tenaga kesehatan (nakes) terus bertambah. Meskipun nakes merupakan gelombang pertama yang divaksin di Indonesia, namun sebagian dari mereka akibat komorbid atau penyakit bawaan sehingga harus melakukan isolasi mandiri.

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan bahwa memang kondisi saat ini dibutuhkan tambahan para dokter dan perawat. "Kita sudah mengidentifikasi ada kebutuhan antara 16 sampai 20 ribu perawat, kita sudah mempersiapkan dan mengidentifikasi tenaga perawat yang sudah lulus sekolahnya, lulus uji kompetensinya dan masih di tingkat akhir," sebut Menkes Budi dalam keterangannya Senin (12/7)

Berdasarkan instruksi Presiden, pihaknya akan berkomunikasi dengan Kemendikbud ristek bagaimana bisa menggerakkan perawat-perawat ini lebih cepat masuk ke praktek. Kemudian mengenai dokter juga melihat ada kekosongan 3.000 dokter yang harus penuhi.

"Dengan penambahan kasus ini, kita juga melihat bahwa dokter-dokter yang akan selesai itu seat nya di tahun ini ada sekitar 3900 dokter, Jadi kita juga sudah mempersiapkan dokter-dokter tersebut yang baru lulus untuk segera masuk," paparnya.

Sementara itu, Jubir Kemenkes untuk Vaksinasi Covid-19, Siti Nadia Tirmizi, mengatakan meningkatnya kasus positif bagi nakes disebabkan komorbid atau penyakit bawaan. "Nakes yang meninggal sebagian karana ada komorbid dan belum divaksinasi," sebutnya.

Terhitung sampai dengan 8 Juli 2021, total sudah ada 1.183 nakes di Indonesia yang gugur akibat covid-19. "Sekitar 90% nakes yang terinfeksi itu OTG dan gejala ringan," imbuhnya

Terpisah, epidemiolog UGM Bayu Satria Wiratama mengatakan penyebab pasti nakes yang meninggal perlu diungkap. Pasalnya, berdasarkan asusmi, para nakes sudah banyak yang mendapatkan vaksin, tapi masih bisa terpapar.

"Apakah memang efektivitasnya vaksin yang rendah atau ada penyebab lain?" ungkapnya dalam keterangan pers UGM. Bukti yang ada belum kuat, lanjutnya, bahwa dosis ketiga apakah ini diperlukan terutama untuk varian delta.

Selain itu, bukti yang ada juga masih sangat sedikit terkait varian delta menyebabkan covid-19 lebih parah daripada varian sebelumnya masih sangat sedikit. Oleh sebab itu, varian delta belum bisa disimpulkan lebih ganas.

Bukti yang lebih kuat, menurut dia, ialah varian delta lebih menular. Hal ini yang menyebabkan lebih banyak kasus yang berat ketika varian delta muncul. Varian delta menyebabkan lebih banyak orang sakit dan hal ini akan berbanding lurus dengan meningkatnya orang yang bergejala sedang-berat. (H-1)

Baca Juga

Antara/Aditya Pradana Putra

WHO telah Berkontribusi Besar bagi Indonesia

👤Mediaindoensia.com 🕔Jumat 24 Maret 2023, 04:59 WIB
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengungkapkan WHO, di usianya yang menginjak 75 tahun, telah banyak berkontribusi besar untuk...
MI/Susanto

Ganjar Terapkan Larangan Buka Puasa Bersama

👤mediaindonesia.com 🕔Kamis 23 Maret 2023, 23:10 WIB
Ganjar Pranowo menerapkan larangan berbuka puasa bersama pada Ramadan 1444 H/2023 M bagi kalangan pejabat di provinsi ini pada masa...
Antara/Makna Zaezar.

Manakah yang Lebih Ampuh Mengatasi Anemia, Sayuran Hijau atau Daging?

👤Meilani Teniwut 🕔Kamis 23 Maret 2023, 22:15 WIB
Lalu, pertanyaannya manakah yang lebih ampuh untuk mengatasi anemia apakah sayuran hijau atau daging? Nah, mau tahu jawabnya, yuk...

E-Paper Media Indonesia

Baca E-Paper

Berita Terkini

Selengkapnya

Top Tags

BenihBaik.com

Selengkapnya

MG News

Selengkapnya

Berita Populer

Selengkapnya

Berita Weekend

Selengkapnya