Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Luhut: Jangan Cari Popularitas dan Ribut di Tengah Pandemi

Insi Nantika Jelita
08/7/2021 20:35
Luhut: Jangan Cari Popularitas dan Ribut di Tengah Pandemi
Koordinator PPKM Darurat(Antara)

MENTERI Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan meminta masyarakat, baik tokoh-tokoh publik, influencer dan lainnya untuk tidak menimbulkan kegaduhan di sosial media (sosmed). Menurutnya, hal itu bisa saja berdampak pada penanganan covid-19, misalnya terhadap persepsi publik.

"Saya mau bilang banyak yang cari-cari popularitas seperti sekarang. Dia padahal sekolahnya tinggi, jabatan hebat, tapi kelakuannya tidak jelas juga. Sederhana sekali hidup ini, jangan dibikin ribut. Saya sedih masih ada yang bermain sosmed itu kepentingan politik. Akibatnya, berdampak pada banyak orang," ujar Luhut dalam Wawancara Eksklusif dengan Media Indonesia, secara virtual pada Selasa (6/7).

Koordinator PPKM darurat Jawa-Bali itu mengimbau kepada generasi muda dan tokoh publik memberikan contoh yang benar dalam memberikan pendapat atau bijak dalam menggulirkan informasi yang valid.

"Selagi kalian masih muda, menurut saya harus memberi ketauladanan yang sesuai kata dengan perbuatan. Kalau kau menjadi pemimpin jangan kau ngomong saja lakon mu tidak jelas. Tokoh-tokoh sudah lah jangan ribut. Covid-19 ini musuh kita bersama," ucap Luhut.

Baca juga: MUI Rilis Pedoman Salat Idul Adha di Rumah Jika di Zona Merah

Menurutnya, penanganan covid-19 bukan tugas pemerintah semata. Melainkan ada keterlibatan masyarakat luas dalam menekan laju penularan covid-19 yang belakangan ini semakin ganas dengan tembus 2,3 juta kasus.

"Ini kan masalah kerja sama kita semua, enggak bisa semuanya ke pemerintah. Kalau terlalu keras (kebijakan) juga enggak bisa karena negara kita bukan (menganut sistem) diktator. Semua lapisan harus saling mengingatkan soal ini," kata Luhut.

Di satu sisi dia mengakui pemerintah masih kesulitan menekan mobilitas pergerakkan warga di Jawa-Bali selama PPKM darurat.Misalnya pada (5/7) lalu, pihaknya mencatat rata-rata penurunan mobilitas sebesar 19%. Di Jawa Tengah misalnya baru 16%, lalu DI Yogyakarta baru 15,5%. Angka itu dianggap masih jauh dari target dalam menurunkan mobilitas. Varian Delta yang memiliki tingkat penularan lebih tinggi, mobilitas masyarakat harus ditekan hingga 50%.

Semua pihak harus juga bersama-sama mengendalikan agar tidak bergerak kemana-mana dulu, karena penyebaran (virus Delta) begitu cepat sekali," tutup Luhut. (OL-4)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Akhmad Mustain
Berita Lainnya