MUHAMMADIYAH mendukung sepenuhnya PPKM Darurat Jawa-Bali sebagai upaya mencegah dan menurunkan pandemi Covid-19 dan berbagai dampak yang ditimbulkan. Hal ini disampaikan Abdul Mu’ti, Sekretaris Jendral PP Muhammadiyah.
“Pandemi Covid-19, telah menimbulkan puluhan ribu korban meninggal dunia dan jutaan yang terdampak. Situasinya sudah sangat Darurat. PPKM sangat diperlukan untuk menyelamatkan bangsa,” ungkapnya dilansir dalam cuitan twitter, Sabtu (3/7)
Menurutnya, dampak yang ditimbulkan dari pandemi covid-19, merupakan masalah dan tanggung jawab seluruh bangsa, termasuk pemerintah. Dirinya juga sepakat akan hal surat edaran yang dikeluarkan Kementerian Agama RI, mengenai peniadaan kegiatan peribadatan dalam tempat ibadah.
Dalam hal pengambilan keputusan yang dilakukan kemenag, Abdul Mu’ti mengimbau masyarakat agar tidak mencari kesalahan dan membuat gaduh mengenai surat edaran ini. Kendati demikian, ia meminta kepada pemerintah agar tetap konsisten dan tegas dalam menjalankan tugas penanganan pandemic covid-19 di Indonesia.
“Sekarang bukan waktunya saling menyalahkan dan mencari kambing hitam, Pemerintah tetap melakukan komunikasi, koordinasi dengan seluruh lapisan masyarakat,” imbuhnya.
Sebelumnya melalui surat edaran Kementerian Agama No 17 tahun 2021 tentang peniadaan sementara peribadatan di tempat ibadah, malam takbiran, salat idul adha, dan petunjuk teknis pelaksanaan kurban tahun 1442H/2021 M di wilatah PPKM Darurat.
“Jadi saat kebijkaan diberlakukan, kegiatan peribadatan di wilyahyang menerapkan PPKM Darurat, dilakukan di rumah masing-masing,” ujar Menteri Agama RI, Yaqut Cholil Qoumas dalam keterangan tertulis Kemenag.
Baca juga: Pejuang Lingkungan Emmy Hafild Wafat Karena Covid-19
Terpisah, dalam menyambut pelaksanaan Idul Adha 1442 H yang sebentar lagi akan tiba, Muhammadiyah berpandangan bahwa sebaiknya dana untuk pengadaan hewan qurban, dialihkan untuk membantu warga masyarakat tidak mampu yang terdampak Covid-19.
”Dalam kondisi sekarang ini, banyak anggota warga masyarakat terpapar Covid-19, terutama sangat berat dirasakan oleh mereka yang masuk golongan ekonomi lemah. Misalnya mereka yang bekerja jualan, lalu ada keluarga yang terkena Covid-19 dan tidak bisa jualan. Mereka ini sangat perlu santunan, karena tidak ada pemasukan sama sekali,” kata Syamsul Anwar, Ketua Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah.
Dalam kondisi seperti itu, dibutuhkan kepekaan nurani kata Syamsul Anwar. Dia mengingatkan tentang ayat dalam Al Qur’an yang memerintahkan untuk menyantuni fakir miskin.
“Agama itu tidak hanya sekedar dilaksanakan secara harfiyah, ini Idul Qurban kita berqurban, tapi agama juga dilaksanakan dengan pikiran rasional dan juga kepekaan nurani,” lanjut Syamsul Anwar.
Hal tersebut disampaikan Syamsul Anwar dalam Pengajian Tarjih Muhammadiyah edisi ke-131 yang diselenggarakan Rabu malam (30/06/2021) secara daring. Tema pengajian Tarjih kali ini adalah Aplikasi Manhaj Tarjih Muhammadiyah : Tuntunan Idul Adha & Kurban pada Masa Pandemi Covid-19.
Hal senada juga diungkap Ketua Majelis Ulama Indonesia, M Cholil Nafis. Menurutnya pahala berkurban dan sedekah kepada keluarga korban terdampak covid-19 yang kekurangan dari segi ekonomi tidak bisa disamakan. Namun, kendati demikian pahal sedekah sangat mulia di sisi Allah SWT.
“Kita berharap masyarakat banyak yang kuat berkurban dan sedekah kepada yang terdampak covid, jika hanya cukup berkurban saja namun ada tetangga kita yang sangat membutuhkan karena terdampak, maka silahkan dana kurbannya disedekahkan, Pahala sedekah juga baik di sisi Allah SWT,” pungkasnya. (OL-4)