Headline

Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.

Fokus

Presiden menargetkan Indonesia bebas dari kemiskinan pada 2045.

IDI Siapkan Dokter Tambahan Tangani Covid-19

Ferdian Ananda Majni
02/7/2021 13:06
IDI Siapkan Dokter Tambahan Tangani Covid-19
Petugas menyuntikkan vaksin pada warga saat Vaksinasi covid-19 untuk umum di Duta Mal, Banjarmasin, Kalimantan Selatan, Jumat (25/6/2021).(ANTARA/BAYU PRATAMA S)

Tim Mitigasi Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) melaporkan kondisi tenaga kesehatan (nakes) di sejumlah daerah dengan kasus covid-19 yang melonjak semakin memprihatinkan. Oleh karena itu, pihaknya juga berupaya menambahkan ketersediaan SDM dokter guna mengoptimalkan penanganan covid-19 pada fasilitas kesehatan di sejumlah daerah.

Ketua Tim Mitigasi Dokter PB IDI, Adib Khumaidi menyampaikan upaya-upaya penambahan SDM dengan berbagai skema sudah dipersiapkan. Bahkan pihaknya telah berkoordinasi dengan PPSDM Kementerian Kesehatan.

"Tapi memang tadi yang disampaikan tidak bisa serta-merta kemudian langsung mahasiswi kedokteran yang dilibatkan atau yang kemudian baru lulus dilibatkan tapi ada beberapa skema yang memang kemarin sudah kita usulkan," kata Adib dalam konferensi pers virtual Jumat (2/7).

Baca juga: Mendagri Minta Warga tidak Panik Hadapi PPKM Darurat

Menurutnya skema pertama tentunya pada persiapan dokter umum, maka bisa memaksimalkan adanya dokter pasca-internship atau mereka yang baru selesai menjalani internship setelah lulus dari fakultas kedokteran. Tentunya, masih mereka yang pasca-menjalani internship bisa dimaksimalkan untuk bisa membantu memberikan pelayanan.

"Yang untuk baru lulus, kalau dia sudah uji kompetensi, jadi prinsipnya adalah adik-adik ini sudah selesai uji kompetensi. Kemudian dari selesai uji kompetensi keluar sertifikat kompetensi dan kemudian diurus ke konsil mendapatkan STR maka sebenarnya mereka sudah bisa menjalankan pekerjaan," sebutnya.

Pihaknya juga sudah mengusulkan untuk mengkonversi internshipnya jadi pasca-lulus uji kompetensi dan sudah teregistrasi dari konsil, maka mereka bisa menjalankan praktek pelayanan dengan internship.

"Kita sudah usulkan untuk mengkonversi internshipnya ini menjadi tim bantuan yang ada di fasilitas-fasilitas kesehatan yang saat ini membutuhkan tetapi di dalam konsep internship seperti yang dulu pernah kita lakukan untuk wisma atlet," terangnya .

Adib menegaskan telah menyampaikan untuk tambahan SDM ini dengan adanya kelulusan baru dari hasil uji kompetensi mahasiswa profesi dokter yang cukup banyak sehingga bisa dimaksimalkan.

"Tentunya di dalam skema konversi ini ya nanti kita menunggu persetujuan dari Kemenkes tapi ini sudah saya sampaikan kepada Kementerian Kesehatan, mudah-mudahan ini bisa setujui sehingga kita bisa memaksimalkan berapa lulusan dari fakultas kedokteran di seluruh wilayah Indonesia," lanjutnya.

Baca juga: Di Garis Depan, Profesi Perawat Harus Diperkuat

Adib menambahkan pihaknya akan fokus untuk mengisi, membantu di dalam area relawan di daerahnya yang membutuhkan. Tentunya mereka dikonversi sebagai internship sebagaimana dilakukan beberapa waktu lalu di di Wisma Atlet selema 6 bulan.

"Mereka bekerja 6 bulan di Wisma Atlet yang kemudian dikonversi menjadi internship, selesai dari 6 bulan itu mereka sudah dianggap selesai menjalankan proses internship," tuturnya.

Namun demikian, pihaknya tidak menyetujui mahasiswa kedokteran yang koas untuk dilibatkan dalam penanganan Covid-19. Sebab, mereka masih dalam proses pendidikan dan belum menjalani uji kompetensi.

"Kemarin ada wacana yang koas dipekerjakan untuk relawan, itu kami tidak setuju, karena mereka belum selesai uji kompetensi, belum dianggap sebagai dokter ya. Jadi itu beda, mereka masih menjalankan pendidikan tetapi kalau internship itu program pemahiran dan pemagangan setelah lulus dari uji kompetensi," pungkasnya. (H-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : HUMANIORA
Berita Lainnya