Jumat 02 Juli 2021, 12:49 WIB

Di Garis Depan, Profesi Perawat Harus Diperkuat

Faustinus Nua | Humaniora
Di Garis Depan, Profesi Perawat Harus Diperkuat

ANTARA/AMPELSA
Tenaga medis membawa seorang pasien covid-19 saat tiba di UGD Pinere RSU Zainal Abidin Daerah Aceh, Banda Aceh, Aceh, Senin (17/5/2021).

 

Sekitar 50 sampai 80 persen segmentasi tenaga kesehatan di Indonesia adalah perawat. Dengan komposisi yang banyak ini, perawat menjadi garda terdepan dalam perawatan penderita covid-19. Meski demikian, perawat Indonesia masih dihadapkan pada sejumlah tantangan.

Kepala Departemen Keperawatan Gawat Darurat dan Kritis Fakultas Keperawatan Universitas Padjadjaran Yanny Trisyani, SKp., MN, PhD, mengungkapkan, perawat memberikan kontribusi signifikan dalam memberikan layanan kesehatan dalam penanganan Covid-19. Mulai dari tingkat fasyankes hingga pada tingkat perawatan kritis di rumah sakit.

Pandemi covid-19 memberikan gambaran nyata tentang bagaimana kontribusi keperawatan dalam merespons terhadap pandemi,” ungkap Yanny dalam keterangan resmi, Jumat (2/7).

Baca juga: Mendagri Minta Warga tidak Panik Hadapi PPKM Darurat

Tantangan pertama yang dihadapi adalah masih adanya gap pengetahuan di antara perawat. Pelayanan keperawatan pada pasien level moderat, akut, hingga kritis memerlukan kompetensi keperawatan yang lebih profesional. Apalagi, pandemi menuntut perawat untuk menguasai beragam kompetensi baru dalam melaksankan prosedur perawatan covid-19

Untuk menyiapkan kompetensi tersebut, Yanny mendorong pemerintah untuk membuka akses pendidikan dan pelatihan lebih luas bagi perawat. Utamanya kesempatan akses pendidikan profesional, seperti pendidikan spesialis kegawatdaruratan.

“Akses edukasi dan training harus dibuka untuk memperkuat perawat,” ujar Yanny.

Sebagai garda terdepan, perawat juga harus mampu menerapkan safety practice agar bisa terhindar dari paparan covid-19. Disiplin menggunakan APD yang tepat sesuai dengan kondisi kegawatdaruratan harus terus diterapkan oleh perawat.

Sayangnya, kata Yanny, perawat juga dihadapkan pada tantangan fasilitas yang kurang memadai. Sejumlah fasyankes masih belum adekuat, terutama di sektor logistik. Ketersediaan APD yang terbatas, bahkan hingga keterbatasan tenaga perawat kerap terjadi di beberapa wilayah.

Tantangan selanjutnya adalah penguatan kepemimpinan di sektor keperawatan. Yanny menjelaskan, representasi kepemimpinan seorang perawat dalam level yang lebih tinggi dipandang masih kurang. Perawat seyogianya punya kontribusi penting dalam pengambilan kebijakan melalui dukung kepemimpinan yang kuat.

Tidak kalah penting, peran perawat dalam hal promosi dan edukasi kesehatan mengenai covid-19 sangat dibutuhkan. Saat ini, kata Yanny, keberhasilan memutus penularan covid-19 bergantung penuh dari perubahan perilaku masarakat.

Pemberian edukasi harus dilakukan kontinu dan tidak bisa dilakukan dengan cara biasa. “Edukasi ini memerlukan sentuhan teknologi dan kreativitas agar proses ini bisa berlangsung tanpa memunculkan risiko penularan baru,” tandasnya.(H-3)

Baca Juga

Antara/Aditya Pradana Putra

WHO telah Berkontribusi Besar bagi Indonesia

👤Mediaindoensia.com 🕔Jumat 24 Maret 2023, 04:59 WIB
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengungkapkan WHO, di usianya yang menginjak 75 tahun, telah banyak berkontribusi besar untuk...
MI/Susanto

Ganjar Terapkan Larangan Buka Puasa Bersama

👤mediaindonesia.com 🕔Kamis 23 Maret 2023, 23:10 WIB
Ganjar Pranowo menerapkan larangan berbuka puasa bersama pada Ramadan 1444 H/2023 M bagi kalangan pejabat di provinsi ini pada masa...
Antara/Makna Zaezar.

Manakah yang Lebih Ampuh Mengatasi Anemia, Sayuran Hijau atau Daging?

👤Meilani Teniwut 🕔Kamis 23 Maret 2023, 22:15 WIB
Lalu, pertanyaannya manakah yang lebih ampuh untuk mengatasi anemia apakah sayuran hijau atau daging? Nah, mau tahu jawabnya, yuk...

E-Paper Media Indonesia

Baca E-Paper

Berita Terkini

Selengkapnya

Top Tags

BenihBaik.com

Selengkapnya

MG News

Selengkapnya

Berita Populer

Selengkapnya

Berita Weekend

Selengkapnya