Headline

Kecelakaan berulang jadi refleksi tata kelola keselamatan pelayaran yang buruk.

Fokus

Tidak mengutuk serangan Israel dan AS dikritik

Kerja Sama RI dan Denmark Dorong Perubahan Penanganan Diabetes

Eni Kartinah
26/6/2021 12:49
Kerja Sama RI dan Denmark Dorong Perubahan Penanganan Diabetes
Kemenkes RI dan Kemenkes Denmark menjalin kerja sama dalam mengatasi diabetes dan pencegahan penyakit kronis di Indonesia.(Ist)

BERDASARKAN data dari World Health Organization (WHO), penyakit tidak menular (PTM) menyebabkan 41 juta kematian setiap tahun atau setara dengan 71% dari total kematian secara global. 

Dari semua penyakit tidak menular yang menyebabkan kematian, secara global, diabetes merupakan salah satu dari empat penyakit tertinggi dan membunuh 1,5 juta orang. 

Di tahun 2019, sekitar 463 juta orang dewasa (20-79 tahun) hidup dengan diabetes dan akan meningkat menjadi 700 juta pada tahun 2045. Diabetes tetap menjadi epidemi yang berkembang di seluruh dunia.

Dengan jumlah yang terus meningkat, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI dan Kemenkes Denmark menunjuk perusahaan kesehatan global terkemuka yang berbasis di Denmark, Novo Nordisk, sebagai mitra strategis untuk menjalankan hasil kesepakatan kedua negara dalam mengatasi diabetes dan pencegahan penyakit kronis serta penanganannya di Indonesia.

Duta Besar (Dubes) Denmark untuk Indonesia, H.E. Lars Bo Larsen menjelaskan, ”Penandatanganan kerja sama ini sekali lagi membuktikan tingginya tingkat kepercayaan antara kedua negara.”

“ Kesepakatan tersebut menunjukkan upaya Denmark dan Indonesia untuk memperluas kerja sama bilateral di bidang kesehatan, sebagai salah satu bidang terpenting,” jelas H.E. Lars Bo Larsen pada keterangan pers, Sabtu (26/6).

“Kesepakatan ini merupakan kesempatan untuk meningkatkan kerja sama Denmark-Indonesia lebih lanjut. Kami akan mendukung upaya Indonesia untuk memperkuat tata kelola kesehatan masyarakat,” tuturnya.

Dubes Denmark menambahkan,“Novo Nordisk ditunjuk sebagai mitra strategis karena memiliki jaringan perusahaan yang luas, pengalaman bertahun-tahun dalam memerangi diabetes, serta komitmen dan ambisi jangka panjang untuk menyediakan akses penanganan diabetes yang terjangkau bagi pasien yang rentan di banyak negara.”

Senior Vice President Novo Nordisk untuk Region APAC, Sebnem Avsar Tuna mengatakan,“Sebagai perusahaan kesehatan global terkemuka, tujuan kami di Novo Nordisk adalah mendorong perubahan untuk mengalahkan diabetes dan penyakit kronis serius lainnya.”

“Kami percaya bahwa dibutuhkan lebih dari sekadar obat-obatan untuk mengalahkan penyakit kronis yang serius. Itulah sebabnya kami bekerja sama dengan pasien, pembuat kebijakan, tenaga medis profesional, dan organisasi non-pemerintah untuk membangun kesadaran, pencegahan dini, dan memperluas akses penanganan kesehatan,” paparnya.

“Sebagai komitmen kami untuk mengubah diabetes di Indonesia, Novo Nordisk telah meluncurkan berbagai inisiatif selama bertahun-tahun. Hari ini, kami merasa sangat terhormat mendapat kesempatan untuk bekerja sama dengan kedua negara, Indonesia dan Denmark, untuk mengatasi tantangan diabetes di Indonesia,” kata Sebnem Avsar Tuna.

Vice President & General Manager Novo Nordisk Indonesia, Anand Shetty menyampaikan,“Menurut data IDF Diabetes Atlas, Indonesia memiliki tingkat masalah kesehatan yang tinggi dan merupakan salah satu dari sepuluh negara di dunia dengan jumlah orang diabetes terbanyak per tahun 2019.“

Indonesia juga merupakan salah satu negara dengan jumlah orang dengan diabetes absolut tertinggi di dunia.

Data IDF Diabetes Atlas menyebutkan bahwa terdapat 10,7 juta orang dengan diabetes di Indonesia dan angka ini diperkirakan akan terus meningkat menjadi 16,6 juta pada tahun 2045. 

Di sisi lain, pada tahun 2020, data BPJS menunjukkan bahwa hanya dua juta orang dengan diabetes yang terdiagnosis dan mendapatkan perawatan dalam Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).

“Dari jumlah total orang dengan diabetes tersebut, hanya 1,2% yang berhasil menurunkan glukosa darah menuju kadar yang direkomendasikan. Padahal, penting sekali untuk orang dengan diabetes untuk mencapai target glukosa darah untuk menghindari komplikasi,” jelasnya.

“Menurut data yang dipublikasikan oleh CHEPS FKM UI dan Perkeni (Perkumpulan Endokrinologi Indonesia) pada 2016, pemerintah menghabiskan 74% dari biaya pengobatan diabetes untuk menangani komplikasi yang muncul akibat diabetes,” kata Anand Shetty.

“Hal ini menegaskan bahwa hanya sedikit jumlah orang dengan diabetes yang berhasil menurunkan gula darah mereka ke target yang direkomendasikan. Penting sekali untuk bertindak sekarang, untuk membantu orang dengan diabetes mengontrol gula darah dan mengurangi komplikasi diabetes,” tegasnya.

Kesepakatan antara Kemenkes RI dan Kemenkes Denmark ini akan berlangsung selama lima tahun, sejak 2021 hingga 2026, dan bertujuan untuk menyatukan kepiawaian kedua negara dalam meningkatkan upaya penanganan bagi orang dengan diabetes. (Nik/OL-09)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Deri Dahuri
Berita Lainnya